Kelas IPA 11a.
(jam pelajaran pertama.)
"Baik, sekarang kita belajar~~." pelajaran sudah dimulai, bu Angri Bhet sudah mulai menerangkan pelajaran. Namun guru wali kelas mereka datang, di ikuti dengan seorang gadis di belakangnya.
"Maaf bu, mengganggu pelajarannya. Saya mau ngenalin murit baru sama anak anak. Mohon waktunya sebentar. "
"Tak apa bu Tia, silahkan saja. Ayo nak, perkenalkan diri. " jawab bu Bhet lembut.
Gadis itu berdiri di depan kelas, dan mulai tersenyum tipis.
"Hai, perkenalakan nama saya Ardesya Syafara, panggilan Desya. Asal dari pulau Sumatera, saya asli orang Aceh. Mungkin sekian, terimakasih. " ucapnya dengan santai dan lembut.
"Baik Desya, kamu bisa duduk di sana, masih ada bangku kosong di samping Rifa. Baik bu Bhet, mungkin cuma itu. Saya pergi dulu buk, maaf telah mengganggu. " ucap bu Tia, dan segera pergi dari kelas.
Desya berjalan menuju bangku kosong di sebelah Rifa. Namun saat iya berjalan, seorang anak perempuan mengeluarkan kakinya, yang membuat Desya terjatuh. Sentak, anak anak di kelas itu ada yang kaget dan ada yang tertawa.
"Lo, bisa jaga kaki lo gak? Atau perlu gue patahin kaki lo sampe lo gak bisa jalan lagi. " tegas Desya yang sudah berdiri tanpa di bantu siapapun. Ia berkata sambil menatap wanita itu sinis.
"Lo mau patahin kaki gue? Sok berani lo. Hey murit baru, lo tau gue siapa hah? " jawab wanita itu sambil berdiri menantang Desya.
"Gak tau, gak peduli. Blek. " ucap Desya dan menjulurkan lidahnya.
"HAII, kalian ngapain di belakang? Desya cepat duduk di bangku mu dan Rindi, jangan cari ribut di sini. Atau kalian berdua saya usir dari kelas ini. " tegas bu Bhet.
"Baik bu. " jawab keduanya, Rindi dengan jutek, Desya dengan santai.
"Jangan pedulikan Rindi, dia anaknya memang jahat orangnya. " ucap Rifa kepada Desya, namun masih menatap ke guru.
"Owh, gitu. "
" Oh, iya. Nama lo Desya kan, nama gue Anaya Arlifa. Panggil Rifa. " Rifa menjulurkan tangannya.
"Yap." Desya tersenyum dan membalasnya.
* * *
Ting Isti Ting rahat
(suara bel istirahat)"YEEES. " sorakan seluruh murit kelas.
"Desya, kami mau ke kantin. Mau ikut gak?" ajak Rifa, di ikuti dengan senyum ramah dari teman teman di sampingnya.
Belum sempat Desya menjawab, tangannya langsung di tarik oleh seseorang. Sentak, Desya langsung mengelak.
"Rindi! Lo kenapa sih narik narik tangan gue? "
"Gue mau nyelesain urusan tadi. Ikut gue sekarang! Ayo Geis, Lira ikut gue!"
Desya hanya tersenyum malas, dan mengikuti Rindi. Sedangkan kedua temannya Rindi sangat bersemangat.
* * *
"Woi, Renzo. Itu adek lo kan? " ucap Acap, pada Abangnya Rindi.
"Mana?"
"Itu, di depan gerbang taman belakang. Dia menarik tangan cewek lagi."
"Alah, lo salah orang kalik. "
"Itu beneran dia cong, kita buktiin aja kesana yuk!"
"Halah, males gue. "
"Ayo cepattttt! " Acap menarik tangan Renzo, dan berlari ke arah taman.
Sesampai mereka di gerbang taman, terdengar suara teriakan dari balik gerbang.
"Itu teriakan Rindi, fik nih. Rindi pasti sedang berantem lagi. "
Mereka masuk ke taman, namun disana bukan Rindi dan kedua temannya yang membuliy gadis itu. Malah mereka yang babak belur karena gadis itu. Tampa sadar Renzo sedang tersenyum bingung melihatnya.
"B-BANG RENZO, BANTUIN GUE DONG! Bukan malah senyum kek beruk di sana. "
"Salah lo sendiri, napa gue harus bantu? Yuk Cabut. "
"BANGSAT LO!! "
Renzo pun pergi tampa menghiraukan adiknya itu.
* * *
Skip
"Khaifan!! " bentak seorang gadis pada pria yang sedang nongkrong bersama duatemannya
"Napa? " tanya pria bernama Kerta
"KALIAN MASIH DISINI?! Bel masuk udah bunyi sejak tadi, kalian ga denger?! " ngeles gadis itu
"Gak. " singkat pria bernama Khaifan Arhitama.
"Khai!! " gadus itu terpancing emosi
"Sabar nona, bentar lagi katorang masu kekelas ye. Toh, pa Toip juga ta pulang pulang. " canda ptia bernama Zetha
"Mau gue laporin kalian sekarang juga!! " bentak gadis itu
"SABARRRR!! " ucap ketiga pria itu sok dramatis
"Sobar, sabar. Apa kalian, CEPET MASUK KELAS!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tersulit
Teen FictionMaaf, di perbaiki lagi. Kehidupan adalah alur, setiap orang pasti memiliki pasangan masing masing bahkan untuk seorang gadis tomboi seperti Desya. Untuk cintanya, begitu banyak masalah. Ini bukan kisah cinta yang romantis, namun pelajaran menemuk...