"Woi, serang anak yang naik motor itu!!" teriak salah seorang dari mereka.
"HEII, JANGAN KESINI!! Kalian gak mau jadi pecundangkan dengan lawan cewek!! " ucap Desya asal asalan.
"Tuh orang ngomong apaan sih? "
'Ngepet tuh orang. ' pikir Desya mendengar perkataan pria yang ingin menyerangnya.
"LAWAN YANG LAIN KAMPRETTT!! Bukan gue! "
"LO NGOMONG APAAN?! "
"Tuh cowok tuli apa gimana sih? " gumam Desya.
Desya kemudian melepas helem full facenya. Terlihat, rambut panjang Desya terurai indah di terpa agin.
"JANGAN SERANGAN CEWEK, KALO KALIAN GAK MAU JADI PECUNDANG!! "
"Kami gak bakal nyerang, palingan cuma main main. " ucap pria itu.
"Ck, ck, ck. Kasihan gue, gak pernah ketemu cewek cantik ya sebelumnya. AMPE NGERAYU GAK JELAS KEK GITU. "
"JAGA MULUT LO DEKS. "
"DES,DESYA. Bukan deks!! "
"Pergi ajalah lo dari sini, mulut lo racun. "
"Hogeh, akhu peghi dhulhu. Bheyyy. " ucap Desya lebai.
Desya mengenakan helem full facenya kembali. Kemudian melajukan motornya, lalu pergi dari sana.
'Syukur gue selamet, ini semua berkat mulut penyindir gue. '
* * *
(rumah Desya)
"Heii Familly, I'm going home. "
"Sok pake bahasa inggris lo, bahasa inggris lo aje rendah. "
"E-e-e-eh... Ngaca dulu deh bang, bahasa eingglis lo toh yeng ngeboh. Gajelas. " sergit Desya pada abangnya itu.
Arenza Khaphana, anak ketiga dari lima saudara keluarganya Desya.
"Heh, sapa bilang. Denger bahasa inggris gue nih. Ehem, ehem. I am her younger sister who has the name Desya. My sister doesn't have a peak. "
"Khuk, bwahahahahahahahahahaha. " tawa Desya terdengar di seluruh penjuru rumah.
"Astaga, napa lo Des?! " Hardiansya Putra, anak ke dua.
Dian terkejut melihat adeknya yang tertawa mengguling di lantai.
"Hah, itu... Bang.... Enza.... Bahasa Inggrisnya lancar banget. Bwahaha." ucap Desya kemudian melanjutkan tawanya.
"Apaan sih lo bilang Za? " tanya Dian penasaran.
Tampa ragu, Enza menggulang bahasa Inggrisnya tadi.
"Khuk, sory. Lo tau gak arti kalimat yang barusan lo ucap?! " tanya Dian menahan tawa.
"Tau gue mah. Gue bilang, gue punya adek namanya Desya. Dia gak peka, bodoh peak." jawab Enza dengan bangganya.
"Bukan itu tongol, barusan tuh lo bilang. Lo tu adeknya si Desya, dan lo bilang lo peak. Hahaha. " penjelasan Areanza Hardanfa (anak ke empat), dengan nada mengejek.
"Ups, salah gue. " gumam Enza.
"Desya berdiri! Guling guling aje lo di lante. Liat, kotor baju lo. Besok padahal masih pake baju itu. " celoteh Klarissa Arlianza (anak pertama).
"Hah, I-iaya kak. Ehem, ehem. Desya ganti baju dulu. " Desya berdiri dan berjalan menuju tangga, namun sebelum itu......
"Bang Enza adeknya Desya, BWAHAHAHAHAHAH." tawa Desya puas, kemudian berlari menaiki anak tangga secepatnya.
"DURHAKA LO SAMA ABANG SENDIRI!! " teriak Enza kesal.
Dian, Rissa, dan Rean menggelengkan kepala melihat kelakuan dua sodara mereka itu.
"MMMMMAAAAAAAFFFFFFF DEKS, MAKSUDNYA BANG EEENNZZZAAA!! "
#
#
#
#Maaf ceritanya pendek.
Perbaruin ceritanya juga lama.
Lain kali saya usahain cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tersulit
Teen FictionMaaf, di perbaiki lagi. Kehidupan adalah alur, setiap orang pasti memiliki pasangan masing masing bahkan untuk seorang gadis tomboi seperti Desya. Untuk cintanya, begitu banyak masalah. Ini bukan kisah cinta yang romantis, namun pelajaran menemuk...