2

1.1K 105 6
                                    

Bughh...

"Sudah.." Dunk menarik lengan lelaki yang sejak tadi membabi buta memukuli siswa lain yang mengganggunya, ini masih wilayah sekolah, akan gawat jika para guru melihat pertikaian ini.

"Jika tidak ada kerjaan tak usah mengganggu orang yang tak mengusik mu" nampak pemuda itu sangat emosi, beberapa komplotan yang di hajar olehnya lari tunggang langgang meninggalkan halaman belakang "sial.. merepotkan saja"

"Terima kasih.. terima kasih..." Dunk menunduk sopan berkali-kali

"Iya tak masalah, siapa namamu?"

Dia mengangkat kepalanya, sosok pemuda yang sejak tadi membelanya tersenyum "Dunk.. namaku Dunk Natachai"

"Ohh.. perkenalkan, namaku Joong.." mereka bersalaman, bertukar senyum sesaat hingga Dunk melepaskan tangannya lebih dulu.

"Maaf merepotkan mu, padahal ini hari pertama masuk sekolah"

"Tak masalah, aku tak suka melihat ada yang mengusik orang lain tanpa alasan" Benar.. itu tanpa alasan sama sekali, memaksa Dunk memberikan uang jajannya bahkan menendang kaki lelaki manis itu berkali-kali. bagaimana mungkin Joong diam melihat tindakan seperti itu? "Tak boleh ada kekerasan di usia ini, kita layak mendapatkan pendidikan dan kasih sayang di lingkungan sekitar, ingat itu.."

"Humm... Terima kasih sekali lagi, Joong"

"Lain kali hati-hati"

Dunk mengangguk, dia sebenarnya ingin berlalu dari sana. namun entah kenapa masih penasaran dengan pemuda itu "Joong mau tidak berteman denganku?, Aku belum punya teman"

"Boleh kah?"

"Iya.. tentu saja, mau jadi temanku kan?"

"Aku mau, aku juga belum mendapatkan teman"

Mereka tersenyum lebar, saling bersalaman lagi untuk kedua kali. bahagia sekali bisa mendapatkan teman di hari pertama memasuki senior high school, kata orang-orang ada ribuan pengalaman menyenangkan yang akan menanti di usia sekolah ini.

Mulai dari pertemanan yang luas, pengalaman ekstrakurikuler yang banyak. organisasi dan macam-macam club olahraga akan menghiasi masa-masa mereka di senior high school, tentu saja orang-orang mengharapkan hal itu, tak ada yang ingin ketinggalan satu pun moment bahagia.

"Joong ingin ikut ekstrakurikuler apa?"

"Aku belum tahu.."

"Hobi mu apa?"

Joong mengangkat bahu, dia sendiri tak tau kegemarannya "aku tidak tau.."

"Hah?, Kok bisa begitu sih?, Memangnya apa yang kau lakukan sehari-hari?"

"Aku ke pasar, aku mengangkat barang belanjaan orang-orang, nanti aku dapat uang"

Dunk diam sejenak, di bayangan terlintas bagaimana lelaki di hadapannya ini melakukan pekerjaan berat sepanjang hari "Joong tidak lelah?"

"Tidak lah, aku sudah terbiasa"

"Kenapa kau bekerja?, Mana orang tua mu?"

"Entahlah, ayahku tak suka di rumah, dia akan datang di malam hari saja"

"Benarkah?, Kenapa bisa begitu?"

"Ayah tak suka padaku"

"Memangnya ada ayah yang membenci anaknya?"

"Iya, ayah bilang dia membenciku. ibuku pergi karena kehadiranku"

Dunk terperangah, tangannya dengan sigap mengusap bahu tegap itu "Joong tak usah khawatir yah, jika membutuhkan sesuatu katakan saja padaku”

Our Little World [Joongdunk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang