Part IV

47 6 2
                                    

Aula besar salah satu kampus swasta bergengsi terlihat ramai, banyak mahasiswa hilir mudik disana. Termasuk Kala dan Mahesa. Keduanya terlibat dalam agenda latihan untuk penyambutan beberapa petinggi dari salah satu kampus di Korea Selatan.

"Hai, Kak Mahes" sapa Ran yang baru saja masuk ke aula.

"Oh, hai, Ran"

Ran menyapa sambil lalu, dia menghampiri Kala yang sedang bersusah payah naik keatas stage. Saat melihat Ran datang, Kala melompat dan berlari sembari berteriak, "Raaaann!! I love youuu!!" Suaranya bahkan menggema keseluruh aula, beberapa orang menyoraki keduanya, yang lain hanya ikut melirik saja.

"Ih mulutnya, malu tau!" Ran mencubit pelan lengan Kala dan tertawa setelahnya.

Mahesa memperhatikan dari jauh, bagaimana Ran dan Kala mengobrol, bersenda gurau, tertawa hingga saling meledek satu sama lain. Meski tahu kalau Ran adalah wanita yang diincar Kala sejak lama, tapi Mahesa tetap saja merasa cemburu.

"Harusnya gua nggak disini" Mahesa membatin dan memilih untuk meninggalkan aula. Belum sempat mencapai pintu, Mahesa melihat kedatangan Joan.

"Kak Jo ngapain kesini?" dia bertanya-tanya dalam hati.

Kedatangan Joan menarik atensi semua orang, tak terkecuali Ran. Dengan aura mengintimidasi, Joan berjalan lurus kearah Ran. Sebagian besar mahasiswa disana tahu kalau Joan Aksa Wijaya adalah anak dari pemilik kampus. Seseorang yang punya kuasa penuh terhadap semua hal disana.

"Bubar semua!" Hanya dengan satu kalimat, semua orang disana berkemas secepat mungkin dan meninggalkan ruang aula dengan terburu-buru.

Meskipun Joan hanya terhitung beberapa kali datang sebagai pembicara di seminar kampus, tapi desas desus mengenai perangai Joan tersebar cepat diantara para mahasiswa.

Berbeda dengan karyawan dibawah naungannya, mahasiswa disana cenderung takut pada Joan. Karena dia akan selalu datang tanpa senyum bahkan saat mengisi seminar, Joan hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu, profilnya pun hanya menampilan nama lengkap dan semua prestasinya saja.

Jangan pernah menyinggung soal pribadi, karena Joan tidak segan-segan mengakhiri acara secara sepihak atau meninggalkan panggung dengan alasan kesibukan yang tidak bisa diganggu gugat.

"Kecuali Ran, semua keluar!"

Mahesa yang awalnya berniat menghampiri Joan ikut tersentak dan memilih keluar sesuai yang diminta. Sedangkan Kala yang duduk disamping Ran, melempar tatapan penuh tanya.

"Lo duluan aja"

"Lo yakin?"

"Iya" Meski Kala sedang bucin-bucinnya dengan Ran, tapi masalah Joan dan Ran adalah hal yang berbeda, Kala yakin itu.

Dia akhirnya meninggalkan Ran dan Joan, pergi dengan banyak pertanyaan dikepalanya. Joan tidak mungkin segabut itu datang kekampus hanya dengan setelan hoodie, cargo pants dan topi. Kala mengenal betul Joan, salah satu teman tongkrongannya itu dengan citra seorang CEO yang selalu berpakaian rapih, kemeja dan setelan jas. Apalagi jika datang ke kampus, sneakersnya pun pasti kinclong dengan harga puluhan juta.

Saat ruang aula sudah benar-benar kosong dan hanya menyisakan keduanya. Joan menghampiri Ran dan menarik tangannya.

"Apaan sih Jo!" Tubuhnya Ran yang termasuk ramping langsung terangkat saat Joan menarik tangannya dengan kuat. Membuatnya langsung berdiri berhadapan dengan Joan.

"Kita harus bicara soal janin lo, ikut gua sekarang"

Ran yang perutnya tiba-tiba terasa sakit menurut saja, dia mengikuti Joan pergi.

Keping Luka - [NCT Johnny Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang