Part V

53 5 3
                                    

Rania Etva adalah salah satu mahasiswa Teknik Pertambangan, karena gelar mahasiswa itulah Ran sekarang sedang berkutat dengan tugas-tugasnya yang menumpuk. Tidak ada kelas, tapi berbagai macam tugas datang diwaktu yang bersamaan.

Ran baru saja selesai dengan salah satu tugasnya saat sebuah notifikasi menandakan kalau ada pesan masuk.

Kak Mahesa

Ran, kalo nanti ada go food terima dulu ya..

Masih kejebak macet soalnya..

Oke

Kamar kos Ran dan Mahesa memang bersebelahan, keduanya sama-sama tinggal di Kos Alexander yang merupakan kos elit, bebas, perempuan dan laki-laki bisa ngekos disana. Biaya sewanya tidaklah murah tapi Ran yang selalu mendapatkan suntikan dana dari Joan, bisa dengan tenang tinggal menempati kos elit tersebut. Begitu juga Mahesa yang notabenenya adalah anak dari seorang pengusaha sukses.

Ran merebahkan tubuhnya, ternyata menjadi ibu hamil itu tidak mudah. Setiap banyak bergerak, perutnya pasti keram. Stres sedikit saja, perutnya langsung terasa sakit seperti hari haid pertama.

"Inilah kenapa, harusnya gua hamil setelah menikah. Apa-apa sendiri, kalo ada suami pasti dibantuin" Ran bergumam pelan. Tiba-tiba dia merasa sedih, tapi tidak bisa menangis. Mungkin air matanya sudah habis saat kecil atau saat bersama Joan, jadi dia tidak bisa meluapkan sedihnya dengan air mata lagi.

"Permisiiii! Go fooodd!!" mendengar suara teriakan abang ojol, Ran langsung bangun dan membuka pintu.

Dia melongok kesamping kanan, "Mas, disini"

"Oh iya mba, ini pesanannya. Atas nama Mahesa Netap ya?"

"Iya mas bener, makasih ya"

Setelah menerima kantong MCD besar dari abang driver, Ran langsung mengirim pesan ke Mahesa untuk mengabari kalau pesanannya sudah dia terima.

send picture*
Udah dateng nih kak

Ceklis dua abu-abu, mungkin Mahesa sedang tidak pegang ponsel. Ran memutuskan untuk kembali bercumbu dengan kasur empuknya dan memejamkan mata hingga akhirnya tertidur.

.
.
.

Matahari masih bertengger dengan gagah diantara gumpalan awan putih, langit berwarna biru cerah saat Joan meminta semua temannya untuk datang makan siang.

"Telat banget ini acara, gua udah ngunyah mie goreng disuruh makan siang" oceh Zeyan setibanya di sebuah resto yang sepi pengunjung.

Jelas sepi, karena restorannya sudah dibooking oleh Joan. Khusus untuk dia dan teman-temannya.

"Gila aja diajak mabora siang-siang begini" Jeffry menarik kursi dan membiarkan pantatnya menciumi kayu beralas busa itu.

Benar, acara makan siang hanya pembuka saja, pesta minum adalah agenda utamanya. Diketuai Joan, mereka yang masih memakai jas dan kemeja rapih langsung tancap gas untuk datang. Jadwal meeting bisa digeser sesuka hati, jadi mereka tenang saja kalau Joan yang minta. Hanya dua orang yang datang dengan hoodie dan kaos polos.

"Bocil, lo nggak boleh ikut mabora. Mahesa juga nggak usah" Benua yang baru saja duduk sudah mengulti adik-adiknya untuk tidak ikut minum seperti yang lain.

Keping Luka - [NCT Johnny Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang