Part VI

24 4 1
                                    

Asap rokok menguar, memecah kegelapan, memeluk sunyi. Gegap gempita ibu kota tak pernah mampu menyumbangkan senyum, yang tersisa hanya kepura-puraan. Luka.

Joan Aksa Wijaya, terlahir dengan senyum dan tangis bersamaan. Hadiah terindah, namun dibuang setelahnya. Pintu kamarnya tertutup rapat, tidak ada cahaya lampu disana. Sebatang rokok terbakar setengah, dihisap sesekali. Entah kemana arah pandanganya, yang kini Joan lihat hanya kegelapan. Perasaan sesak dan sakit yang tidak mampu dia jelaskan.

Seumur hidupnya, sebagai seorang anak tunggal. Tidak ada satupun bekas luka ditubuh nya. Sang ayah tidak pernah menggunakan sabuk atau tongkat bisbol untuk memukulinya. Joan akan berterimakasih jika saja dia dipukul, lalu terluka dan berdarah. Bekas lukanya bisa hilang dengan mudah. Tapi, semua terlambat karena Joan sudah bukan lagi anak berusia 5 tahun yang akan merengek dan mengganggu ayahnya bekerja.

Beberapa obat-obatan tergeletak sembarang, gelasnya sudah kosong, tapi kepalanya masih begitu riuh.

Dikamar lain, Ran sedang meringkuk dengan memeluk boneka bebek kesayangannya. Kamar yang sama sekali tidak berubah, persis seperti mobil Joan. Semua barang-barang Ran masih disana, tertata dengan rapih tan berkurang satupun. Bahkan bingkai foto yang mengabadikan keduanya saat berada di Yogyakarta masih tergantung apik.

Pada akhirnya Ran tetap kembali pada Joan, memilih menurunkan egonya, untuk calon anaknya. Bagaimanapun anaknya tidak boleh tumbuh tanpa sosok ayah. Dan tidak bisa dipungkiri, cintanya sudah habis untuk Joan. Sulit untuk Ran menumbuhkan cinta yang lain, meskipun dia menerima Kala masuk kedalam hidupnya. Mungkin, kembali pada laki-laki yang membersamainya selama 7 tahun ini adalah keputusan terbaik.

Hesa Kalandra
Besok jd cek kandungan nggak?

Ran memandangi pesan dari Kala cukup lama, memikirkan balasan apa yang harus dia kirim.

Ibu negara
Nggak jadi deh

Akhirnya hanya 3 kata itu yang bisa ia ketik.

Hesa Kalandra
Katanya perut lo keram terus?

Ibu negara
Udh nggak keram lg sih

Hesa Kalandra
Harus tetep dicek, takutnya ada apa2

Ibu negara
Nggak usah deh, udh baikan kok
Nanti aja kalo ada jadwal rutin cek kandungan

Hesa Kalandra
Siap ibu negara 😘

Chat terakhir Kala hanya dibaca, Ran banyak sekali menyimpan rahasia soal hubungannya dengan Joan. Bahkan saat ini, dia juga tidak bisa mengatakan apapun pada Kala yang mungkin sedang melayang-melayang karena diberi harapan olehnya. Diseberang sana, mungkin Kala sedang menunggu balasan dari ibu negaranya, tapi Ran mencoba untuk menarik jarak. Sedikit demi sedikit.

Suara jam dinding terdengar jelas karena suasana kamar yang begitu hening.

"Joan udah tidur kali ya" Ran membatin lalu memilih mematikan lampu dan pergi ke alam mimpi.

***

Langit masih gelap saat dering alarm membangunkan Joan dari tidurnya yang tidak nyaman, seluruh tulangnya terasa sakit. Perlahan dia meregangkan tangan dan menyadari betapa dingin lantai yang menjadi alas bagi tubuhnya.

Joan bangun dan membuka gorden, hanya titik-titik lampu yang dapat ia jangkau sejauh mata memandang.

Masih pukul 04.00, waktu bangun teratur tiap harinya. Meskipun dia baru bisa terpejam pukul 03.00, tubuhnya akan otomatis bangun saat bunyi alarm terdengar.

Keping Luka - [NCT Johnny Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang