Part I

72 6 3
                                    

19 Agustus 2022

Bulan Agustus, hujan. Menurut Ran yang tak begitu suka, hujan cuma bisa bikin becek saja. Apalagi ini bulan agustus, apa sudah waktunya hujan? Entahlah. Ran berdiri didepan sebuah konter hp, dirinya baru saja mengisi pulsa.

"Woy! Ran!" teriak seorang lelaki dari atas motor vespanya.

Ran sedikit kaget, "Hesaaaaa Kalaa!! Bonceng gua dong!" teriaknya tak kalah kencang.

Tanpa menyahuti kalimat Ran, Hesa Kalandra teman satu kelasnya itu berbelok dan masuk ke halaman parkir konter tempat Ran berteduh.

"Basah Ran kalo bonceng bareng gua" ucapnya setelah berdiri disamping Ran, ikut berteduh.

Melihat Kala basah kuyup, Ran berinisiatif memberikan jaket dan kaos yang baru saja dia ambil dari laundry.

"Pake aja dulu, nanti lo masuk angin."

"Nggak usah lah, nggak papa"

Ran memperhatikan wajah lelaki disampingnya, wajah itu memucat dengan bibir yang begetar dan mulai membiru.

"Bang, numpang toilet boleh nggak? Ini, Kala temen saya mau numpang ganti baju." Kala yang mendengar Ran berbicara dengan penjaga konter hanya melongo.

"Boleh neng, masuk aja, bisa lewat pintu samping ya neng"

"Makasih ya Bang"

Tanpa basa-basi, Ran langsung menarik tangan Kala. Membawanya ke lorong samping konter dan mengantarnya hingga depan toilet.

"Nih, ganti. Sini helm lo, ntar nggak bisa masuk kaosnya." Ran menyodorkan jaket dan kaosnya, lalu merebut helm yang dikenakan Kala.

Lagi-lagi Kala hanya bisa melongo selama beberapa saat, tidak menyangka Ran benar-benar seberani itu.

***

"Kalo di film yang gua tonton, Dilan sama Milea boncengan pas hujan kaya gini." Ran membuka percakapan setelah menyesap teh hangat didepannya.

"Jadi, lo minta bonceng biar bisa cosplay jadi Milea?"

Mendengar pertanyaan itu, Ran tertawa. "Iya, soalnya gua nggak pernah boncengan pas hujan. Gua nggak suka hujan"

Kala tahu soal itu, Ran sangat tidak suka hujan. Dia yang selalu datang dengan mobil alphard dan supir pribadi pasti terbiasa duduk nyaman tanpa kepanasan atau kehujanan. Bentuk kebetulan apa yang mempertemukan keduanya di depan konter, Kala tidak tahu.

"Lo biasanya dijemput Ran?"

Belum sempat dijawab, sebuah pesan masuk mengalihkan perhatian Ran. Terlihat jelas kalau raut wajah Ran berubah menjadi muram.

"Lo suka nyuruh cewek lo dateng ke rumah lo? Atau ke kosan lo?"

Kala mengernyitkan dahi, "nggak punya pacar gua sih, tapi kalo punya gua nggak bakal suruh dateng sendiri kerumah. Pasti gua jemput terus dateng barengan, kalo nggak ya gua main kerumah cewek nya lah. Masa gua nyuruh dia dateng sendiri" meski sempat heran, Kala tetap menjawab pertanyaan Ran dengan panjang lebar.

Ran mengangguk samar, lalu meneguk habis sisa teh nya.

"Biar gua yang bayar, sesekali gua yang traktir"

"Loh? Mau langsung cabut?"

Ran yang baru saja berdiri dan mencangklong tas nya itu tersenyum, kali ini terlihat jauh lebih manis dimata Kala.

Keping Luka - [NCT Johnny Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang