Prolog

127 10 4
                                    

Nggak usah basa-basi, visualisasinya Johnny Suh NCT. Foto nya ada dipaling bawah.
.
.
.
.
Boleh Follow kalo minat, kalo nggak juga nggak papa. Tapi pastiin bacanya jangan diloncat-loncat kalo mau paham ceritanya.
.
.
.
.

3 Juni 2022

Debur ombak menghantam bebatuan terdengar menyenangkan. Senja, katanya indah kalau dilihat dari tepi pantai. Tapi, terlalu biasa saja bagi Ran. Perempuan yang sekarang berdiri menghadap laut, jemarinya menggenggam erat tangan kekasihnya, Joan.

"Yang, sini masuk frame" Joan mengarahkan kamera ke arah Ran.

Dengan gerak terburu-buru, Ran menutupi wajahnya, "nggak ah, malu"

"Kamu itu cantik, ngapain malu"

Ran mencibir, "gombal terus".

Joan tak berhenti tersenyum melihat kekasihnya itu berjalan riang, menggerakkan tangan dengan bebas, "ternyata pacarku nggak berubah sama sekali" monolognya begitu pelan.

Pesisir pantai di salah satu kota bagian negara paman Sam itu selalu memiliki daya tarik tersendiri. Bagaimana matahari bersembunyi, gulungan ombak menghantam apapun didepannya. Hiruk pikuk manusia yang mencari tempat untuk berjemur, surfing dan melakukan banyak kegiatan lain.

Joan jatuh hati pada pantai dan laut lepas, juga pada gunung yang menjulang. Tapi, wanitanya tidak begitu suka mendaki. Jadi, membawanya berjalan-jalan di tepi pantai pada sore hari adalah rutinitas setiap pacarnya itu memiliki hari libur.

"Selfie dulu disini yang." Ran melompat-lompat kecil, binar matanya terlihat sangat jelas meski Joan masih berjarak beberapa langkah darinya.

Joan mengeluarkan ponselnya, berdiri disamping wanitanya. Merangkul pinggang mungil Ran dengan lembut.

"Ciiisss"

Meskipun sudah datang beberapa kali, mereka akan selalu mengambil foto ditempat yang sama. Begitulah cara mereka merekam momen indah ditempat favorit Joan.

"Kamu bakalan sama aku terus kan?" Seloroh Ran begitu keduanya duduk.

"Pasti dong" sahut Joan dengan sangat yakin.

Ran berdehem, lalu menarik napas dan di hembuskan perlahan. Matanya kini ikut menatap jauh ke depan, "kadang aku takut Jo"

Kalimat itu membuat Joan tersenyum tipis. "Kita pacaran udah lama banget, takut kamu bosen sama aku" sambung Ran dengan suara lemah, seolah dirinya kehilangan semua energi hanya untuk mengutarakan ketakutannya akhir-akhir ini.

"Kalo aku bosenan, udah aku tinggalin kamu Ran. Aku cari cewe lain yang lebih seksi" goda Joan, berhasil membuat Ran merungut.

"Kamu tau nggak, kenapa eyang, mbah, uyut kita yang hidup puluhan tahun lebih dulu dari kita. Kebanyakan pernikahannya awet, sampe sepuh?" tanya Joan sembari merangkul pinggang Ran perlahan. Perempuan dengan turtleneck maroon itu hanya menggeleng pelan.

"Karena, mereka selalu memperbaiki. Bukan buang terus cari yang baru. Buat aku, buka hati sama yang baru lebih susah. Memperbaiki yang rusak jauh lebih bijak Ran, belum tentu yang baru bisa kayak kamu kan"

Joan menarik Ran dalam pelukannya, "jadi, kamu itu udah lebih dari cukup buat aku."

.
.
.

30 Juni 2022

Joan membaringkan kepalanya diatas perut Ran, matanya menatap langit-langit kamar. Dengan lembut, jemari Ran mengusap rambut halus milik kekasihnya.

Keping Luka - [NCT Johnny Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang