Ex Ratu

6 1 0
                                    

Kelas 11 IPA 1 begitu ramai akibat jam kosong pada mata pelajaran ketiga, Ratu asik berbincang dengan teman-teman nya.

Samudera datang menghampiri kursi gadis itu, atensi Ratu dan teman nya teralihkan, teman Ratu sudah menatap malas kearah Samudera, mereka yakin tidak akan lama lagi Samudera menculik Ratu.

“sini sama aku,” ucapnya dengan wajah yang tetap datar, seraya menarik tangan pacarnya dengan lembut.

Ratu meringis pelan, menatap tidak nyaman pada teman-teman nya yang lagi dan lagi ia tidak bisa lebih lama dengan mereka.

“sorry guys,”

“gapapa, lo sama dia aja dulu.” sahut Bia, berusaha tidak ada pertengkaran di antara mereka.

Ratu pun melambaikan tangan nya, dan menjauh dari mereka, Samudera membawa nya ke meja laki-laki itu.

Teman-teman Samudera sudah bersiul melihat kedatangan Sam membawa Ratu, mereka berdua memang sekelas, maka dari itu teman-teman Ratu sering marah karena Ratu sekarang jarang sekali berkumpul dengan mereka.

“mojok mulu lu pada, anak orang jangan di apa-apain Sam.” ujar Januar khas dengan kacamata bulat dan rambut coklat nya.

Samudera hanya menatap malas seraya menyuruh sang pacar duduk di samping kursi nya, Januar yang duduk sebangku dengan Samudera pun tanpa di suruh langsung mengerti untuk pindah.

Tangan Samudera menggenggam tangan Ratu dengan lembut sesekali mengecupnya, hal yang selalu laki-laki itu lakukan setiap hari kepada Ratu.

Ratu mengusap rambut pacarnya, “kenapa?” laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya.

Lalu tanpa aba-aba memeluk Ratu dan menyelusup kan wajah nya ke leher Ratu, menghirup wangi gadis miliknya.

Hati Ratu menghangat, walaupun sudah pernah seperti ini, tetap saja jantung nya tidak bisa biasa-biasa saja, perlakuan tiba-tiba Samudera selalu mampu membuat jantung nya tidak aman.

“happy anniversary 6 bulan.” bisik Samudera di telinga nya.

Ratu baru mengingat hubungan mereka sudah di tahap ke-6 bulan, senyumnya terbit, “makasih Samudera,”

'*'*'

Bruk!

Buku paket tebal yang di bawa Ratu sudah berjatuhan di lantai akibat bola voli yang menghantam diri nya.

Mood nya yang dari awal sudah rusak akibat Samudera yang sibuk bermain game tanpa peduli dengan nya, semakin hancur karena insiden ini.

Satu laki-laki datang dengan baju yang di keluarkan, menghampiri nya seraya mengumpulkan buku paket yang berserakan akibat diri nya.

Ratu hanya diam menatap datar laki-laki yang membereskan buku paket tanpa niat membantu, laki-laki itu berdiri lalu menatap Ratu.

“Sorry Rat, gua ga sengaja.” kata nya, Ratu menatap Dirgantara dan mengangguk sekilas.

“kabar lo sama Samudera gimana? Masih sama dia?” Ratu menipiskan bibirnya, menatap Dirga cukup lama.

“baik,” jawabnya singkat, tidak ingin berlama-lama dengan Dirga, Ratu bergegas menuju ke kelas nya.

“kalo dia nyakitin lo, gua siap buat gantiin posisi dia, seperti sebelum kedatangan dia di kehidupan lo dulu.”

•£•£•

Sudah 10 bulan hubungan kedua nya terjalin, Ratu cukup bersyukur hubungan mereka masih terikat walaupun bertengkar sudah seperti makanan sehari-hari.

Banyak perubahan yang terjadi pada kedua nya, Ratu kadang merasa lelah. 

Samudera yang sekarang sering mengabaikan nya akibat game,

Samudera yang sekarang sering tidak membalas pesan yang gadis itu kirimkan.

Samudera yang sibuk bermain game di kelas tanpa menghiraukan Ratu yang berada di samping nya.

Samudera yang selalu beralasan tidur siang padahal centang dua.

Samudera yang sering nongkrong bersama teman nya tanpa mengabari.

Saat ada waktu pun mereka hanya bertengkar dan berakhir Samudera menanyakan hal yang membuat Ratu merasa muak.

“terus mau kamu gimana?” Samudera menatap pacarnya dengan amarah yang di tahan.

“lagi? Kamu bisa ga si kalo lagi berantem gausah nanya gitu mulu!? Aku capek tau ga! Aku tuh cuma mau kamu ngertiin aku, aku cuma mau kamu ada waktu buat aku, susah banget emang?”

Samudera mengalihkan pandangannya, “aku sibuk.” balasnya.

Ratu terkekeh kecil, “sibuk ngapain emang? Ga ada alasan yang lebih logis daripada itu apa? Aku tau ya kehidupan kamu gimana! Orang tua kamu ga mungkin buat anak kesayangan nya susah.” Ratu terdiam sesaat menyadari ucapan nya yang sedikit keterlaluan.

Samudera benci di bilang anak kesayangan, anak manja, atau sesuatu yang membuat harga diri nya sebagai laki-laki turun.

“aku capek sama kamu Sam, aku cuma minta di kabarin, minta waktu buat kamu, apa susah nya? Aku ga pernah minta barang-barang mahal, minta mobil, rumah, sertifikat tanah, gaada! Aku ngerasa ga punya siapa-siapa Sam, padahal kamu tau kehidupan aku kaya gimana.”

“Aku juga lagi berusaha buat hubungan kita!!” bentak Samudera membuat Ratu tersentak, entah kenapa di bentak oleh Samudera membuat nya mudah menangis.

“Kamu kan tau ini pertama kali nya aku pacaran, aku tau apa yang harus aku lakuin! Kamu kira aku gada perkembangan tentang cinta-cintaan gitu?! Butuh proses anjing!”

Ratu terdiam beberapa detik, tidak percaya apa yang di ucapkan Samudera pada nya.

“bukan gitu, maksud aku... Maaf,” Ratu menunduk, membiarkan air mata nya membasahi pipi nya.

Padahal aku cuma mau dengerin maaf kamu, bukan bentakan kaya gitu.

Samudera mengacak rambutnya asal, ia marah melihat Ratu menangis karena diri nya.

“udah, jangan nangis.” kata Samudera mendekat lalu memeluk gadis itu.

Tangisan Ratu semakin kencang, memukul tubuh Samudera melampiaskan amarahnya, laki-laki itu pun hanya diam sambil mengusap punggung Ratu.

“hiks, jahat banget.”

Samudera memejamkan mata nya, menikmati pelukan mereka. “iya, aku jahat. Maaf,”

Sedalam Samudera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang