Pelukan Terakhir

11 2 0
                                    

“aku mau kita putus.”

Setelah kelas kosong, Ratu mengutarakan keinginannya, setelah perlakuan brengsek Samudera tadi membuat nya sadar, untuk sudah cukup mempertahankan sosok seperti Samudera.

“kamu serius?” tanya Samudera, ia yakin gadis di hadapan nya ini tidak akan bisa lepas dari diri nya.

Mengingat betapa Ratu begitu sangat mencintainya, hingga rela di sakiti oleh nya berkali-kali akan sikap nya yang tidak pernah ada waktu dan selalu sibuk bermain game.

“iya, aku serius.” ujar Ratu sudah tekad.

“yakin? Kalo aku iyain, aku ga bakal bisa balik sama kamu lagi loh.” katanya tertawa remeh.

Ratu merasa emosi nya tersulut saat melihat tingkah Samudera yang kelewat narsis dan mempermainkan nya.

“ga lucu, aku serius minta putus.” balas Ratu dengan ekspresi datar.

Tidak pernah Ratu menunjukkan ekspresi seperti ini di hadapannya, sekalipun gadis itu benar-benar di uji oleh Samudera.

Samudera terdiam cukup lama, “kenapa?” ucapnya setelah beberapa saat terdiam.

“aku capek, aku ngerasa kamu udah kelewat batas kali ini. Kamu brengsek tau ga! Harga diri aku hancur karna tulisan terakhir kamu, aku di ketawain teman-teman kamu, kamu gila!? Dimana otak kamu saat pacar kamu di rendahin orang lain, gila kamu Sam.” ucap Ratu meledak-ledak.

Samudera terdiam, baru kali ini ia melihat Ratu begitu marah pada nya, padahal kalau Samudera melontarkan kata-kata yang membuat perempuan itu cukup tersinggung, ia hanya merajuk beberapa jam lalu kembali seperti semula, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Ratu berusaha menahan emosi nya yang kini meledak, agar tidak semakin runyam.

“udah cukup ya kaya nya selama sebelas bulan ini aku bertahan di hubungan kita, awal-awalnya happy, saling support sistem, ketemu, main bareng. Tapi makin kesini, makin rusak ya? Haha, banyak air mata yang ke buang, rasa kecewa yang setiap hari mampir, berakhir bad, saling memunggungi, kamu yang keras kepala dan egois, hingga aku yang berusaha mati-matian buat hubungan kita tetap baik-baik aja seperti dulu.”

“tapi akhirnya?”

“Aku sudah berusaha untuk menjadi kan diri ku 'rumah' buat kamu, menjadi kan diri sendiri sandaran pas kamu lagi terpuruk, tapi susah ya? Hehe sakit, karena pada akhirnya apa yang aku lakukan, apa yang aku usaha kan, berakhir sia-sia, kamu ga pernah liat perjuangan aku buat kamu...” air mata Ratu berlomba-lomba keluar membasahi pipi gadis itu, di depan nya Samudera nampak menyadari kesalahan yang ia perbuat.

“Makasih Sam, maaf kalo selama ini aku ngerepotin kamu, sekarang aku lepas kamu, ga bakal ada lagi cewe yang selalu spam chat kamu buat nanya posisi kamu dimana, ga bakal ada lagi yang ngelarang kamu ngerokok, ga ada lagi yang ngelarang kamu main game, kamu bebas sekarang Sam.”

“jangan nangis,” ucap Samudera, karena kali ini tangisan Ratu begitu membuat dada nya sakit.

“aku mau minta sesuatu, boleh?” pinta Ratu.

“boleh, mau apa?”

Samudera menatap lekat kearah mata Ratu, Samudera terlihat baik-baik saja.

“mau peluk kamu buat yang terakhir kali nya.”

Sedalam Samudera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang