Sesuai perjanjian kemarin, Jaemin sudah menjemput Haechan jam setengah tujuh pas. Pemuda dengan jaket jeans kesayangannya dengan motor besar yang akan selalu menemaninya kemana-mana, sudah berada di depan gerbang rumah Haechan. Begitu matanya melihat Haechan dan bundanya keluar bersamaan, Jaemin turun dari motornya, menghampiri keduanya.
"Selamat pagi, Bunda," sapa Jaemin sembari menyalami tangan hangat calon mertuanya.
Sang Bunda tersenyum cerah, tangan kirinya yang tidak melakukan apapun, mengusap rambut halus Jaemin. Pemuda yang sedang menyalami tangannya itu, sudah dianggap sebagai anak sendiri, semenjak Jaemin jadi sering bermain di rumah anaknya. Bukan itu saja, terkadang Jaemin yang mengantarkan Bunda untuk pergi berbelanja, alih-alih meminta suaminya mengantarkan, katanya hanya ingin lebih dekat dengan menantunya.
"Aduh, nak ganteng ini, kok, makin ganteng aja," puji Bunda, sembari tangannya berganti memegang lengan kekar Jaemin. "Nggak salah Bunda jodohin Haechan sama kamu," lanjut Bunda.
Jaemin yang mendengarnya langsung menyeringai, kepalanya dengan perlahan menoleh pada Haechan. Sedangkan, Haechan yang dipandangi hanya melengos mengabaikan, ia ingin sekali mencakar wajah Jaemin saat ini juga, bila saja tidak ada Bunda. Namun, niat Haechan hanya menjadi angannya yang tidak akan pernah terjadi.
"Bunda kalau nahan Jaemin kaya gitu, aku bisa telat dateng ke sekolah," omel Haechan, bersedekap tangan.
Bunda tergelak mendengar omelan Haechan, tangannya menepuk pundak Jaemin beberapa kali, lalu berpesan, "Hati-hati, bawa motornya jangan ngebut, ingat ayahnya Haechan itu polisi, kalau kamu macem-macem, tinggal dipenjara nanti sama ayahnya."
Jaemin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dengan senyum garing nya Jaemin menjawab, "Siap, Bunda, Jaemin pastiin anak Bunda ini nanti baik-baik aja sampai sekolah."
"Ya sudah, sekali lagi hati-hati, jaga anak Bunda, ya, Jaemin, agak bandel soalnya anaknya," Bunda berpesan lagi, dan direspon anggukan serta gelak tawa dari Jaemin.
"Haechan kamu nggak mau pamitan sama Bunda?" tegur Bunda saat Haechan malah mengekori Jaemin, alih-alih berpamitan.
Haechan membalikkan badannya, sembari berjalan kembali ke Bunda, Haechan menggerutu dalam langkahnya, "Kan, tadi di dalam udah pamitan Bunda.. sama Ayah juga, kan.. Bunda ini pikun atau gimana?" Namun begitu, Haechan tetap menyalami tangan Bunda walau memang sebelumnya sudah bersalaman.
Bunda yang melihat anaknya sudah kesal hanya terkekeh saja, mengelus surai tebal anaknya. "Jangan nakal di sekolah, Chan!" teriak Bunda memeringati.
Haechan merespon dengan mengacungkan jempolnya, berjalan mendekati Jaemin yang sudah siap di depan sana. "Padahal yang harus diperingati itu si Jaemin ini, dia anak nakal soalnya," gumam Haechan mengomel.
"Gue udah nggak nakal, tuh," sahut Jaemin. Ia memberikan helm kepada Haechan, dan setelahnya helm itu terpasang sempurna di kepalanya.
"Ya, kalau lo nggak dijodohin sama gue, dan gue nggak buat persyaratan itu, lo gue pastiin masih jadi anak nakal sampai sekarang," balas Haechan, sembari menaiki motor besar Jaemin dengan berpegangan pundak pemuda itu.
"Ya, lo nya, sih... gue begitu, kan, karna mau caper sama lo." Jaemin terpantau masih ingin membalas ucapan Haechan.
"Nggak ada gunanya lo caper sama gue, buang-buang waktu aja yang ada." Haechan lagi-lagi membalas. Sebelum Jaemin kembali membalas ucapannya, Haechan sudah menyelanya dengan cepat. "Udah! Ayo berangkat, kapan berangkatnya kalau lo malah ngundang keributan sama gue!"
Maka dengan begitu, Jaemin langsung menancap gas dengan kecepatan rata-rata. Jaemin yang menaiki motor lebih memudahkan nya untuk menyalip motor yang melaju di sampingnya. Dan, Haechan yang akan selalu mengingatkannya agar pelan-pelan saja, tidak perlu terburu-buru. Haechan hanya takut ia akan mati mengenaskan dan ia tak menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANT 2 BE [✔️]
Cerita Pendek2023. Nahyuck's first story ----- "Selamanya, dia bakal jadi milik gue, kan? Gue mau egois kalau tentang dia." Haechan hanya tidak ingin apa yang menjadi miliknya direbut oleh siapapun, bahkan sahabatnya sendiri. Dan cinta Jaemin, akan abadi hanya u...