Prolog

173 13 0
                                    

"Tak ada rindu yang lebih indah di banding mengingatkanku akan hadirmu"

_Mahen gradifta alfarisi

______•°•♡•°•______



5 tahun lalu...

"Mahen, kamu ingat kan apa yang pernah ibu bilang?"

Mahen, anak yang tepat menginjak usia 12 tahun itu mengangguk antusias dengan kedua mata yang tak luput untuk memandangi wajah cantik sang ibu. Dengan senyumnya yang begitu lucu, Mahen berhasil membuat setetes air mata ibunya jatuh tanpa penghalang, membuat anak laki-laki itu keheranan dengan suasana berbeda dari aura sang ibu.

"Ibu kenapa nangis?, Mahen gak bakal lama kok perginya. Sesuai kata ibu, Mahen harus pergi belajar biar bisa sukses. Mahen harus belajar di tempat yang jauh biar bisa banggain ibu"

Tangis sang ibu pecah begitu saja, ia tarik anak laki-lakinya ke dalam sebuah pelukan dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi untuk selamanya. "Bu?, jangan kayak gini, Mahen jadi sedih lihatnya" tak ada jawaban kecuali sebuah isakkan yang begitu memilukan. Dengan berat hati Mahen mengurai dekapan hangat sang ibu yang pasti akan ia rindukan nantinya, mengusap seluruh air mata suci yang jatuh dari pelupuk mata ibu tersayang yang baru kali ini ia lihat dia menangis sejadi-jadinya.

"Mahen inget kok apa kata ibu, ibu bilang Mahen gak boleh nakal pas di asrama, Mahen gak boleh egois sama temen-temen yang lain, Mahen janji sama ibu bakalan belajar biar sukses, biar nanti kalau sudah sukses Mahen bisa lunasin semua hutang ibu sama alm. Bapak, ya bu"

Sang ibu mengangguk, wanita paruh baya itu lantas mengusap wajah putra satu-satunya yang kini akan pergi meninggalkannya. Senyum tulus tanpa dosa yang seketika membuat hatinya bagai di sayat seribu belati, dalam hati ia masih ragu, setega ini dirinya pada putra yang selalu mengerti akan keadaannya, seorang putra yang melebihi segalanya.

"Ibu tenang aja ya, Mahen gak bakal kesepian kok, lagian juga Apem Mahen bawa, kucing yang pernah bapak kasih itu haha" tawa Mahen sembari memperlihatkan keranjang kucing terbuat dari bambu yang ia buat sendiri.

"Sudah ya bu, Mahen pamit, Assalamu'alaikum" ucap Mahen tak lupa menyalimi tangan kanan sang ibu, kemudian mencium punggung tangannya sangat lama sebelum dirinya benar-benar masuk ke dalam sebuah kapal laut, yang pastinya ia akan meninggalkan sang ibu sendirian di rumah.

_____

"Ry, kamu marah ya sama bapak?" Ryan diam. sebenarnya ia tak mau, namun bapak tetap kekeuh untuk menyekolahkannya di sebuah asrama yang Ryan tak bisa bayangi seberapa besar biaya nya setiap bulan.

Melihat raut wajah sang anak yang berbeda dari biasanya, si bapak langsung menangkup wajah tirus itu dengan kedua tangan besarnya yang cukup dingin, bapak sepertinya kedinginan-batin Ryan.

"Ry, bapak bakal kangen kamu, kamu jaga diri ya, nak?, jangan sampai kamu sakit disana, bapak bakal ikutan sakit kalau kamu juga sakit"

"Pak, bapak kedinginan, bapak pulang saja, jagain ibu, Ryan harus berangkat sekarang" ucapnya setelah salah satu orang kapal berteriak bahwa kapal laut akan segera berlayar.

"Ryan juga bakal kangen bapak sama ibu"

_____

7 raga 1989 | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang