2#Perkara sempak

90 9 0
                                    

"Bahagia itu sederhana, dari bolongnya sempak Jian karena dicakar Apem aja kita ketawa"

_Haikal winduraga 

______•°•♡•°•______

"Bahagia banget kamu kayaknya" Mahen angkat suara ketika dilihat Haikal senyum-senyum sendiri disampingnya, lengkap dengan sebuah kertas yang terlipat di tangannya. Mahen pastinya sudah tau sepucuk surat itu berasal dari mana, tentu saja dari pujaan hati Haikal yang akhir-akhir ini meresponnya dengan baik "Tumben gak gangguin Jian lagi, Kal?"

"Bang, cintaku di respon dia lagi, gak kayak abang yang malah suka sama temen sendiri" dengan cengiran lebar paling menyebalkan Haikal menyeletuk, membuat Mahen berdecak pelan dengan apa yang baru saja di katakan seorang anak yang dua tahun lebih muda darinya. 

"Melody? tumben dia respon kamu lagi"

"Ya iya lah, Melody itu kayaknya udah mulai ada rasa deh sama aku, jadi ya begini, udah sama-sama cinta kan enak" ucap Haikal yang seketika ditoyor kepalanya oleh Mahen, anak ini terlalu melebih-lebihkan dalam setiap perkataannya "enak? apa maksudnya sih?"

"Ya enak lah, kan jadinya kita gak kepikiran terus, sedikit-sedikit takut dia di ambil orang, kalau sama-sama cinta kan enaknya tuh kayak dia bakalan jadi milik kita nih"

PLAK!

"Aishh…." Haikal meringis kala sesuatu menimpa kepalanya dari arah belakang. Anak itu lantas menoleh dan mendapati Nathan yang tertawa ketika aksinya berhasil mengenai target.

"Akh bang Nathan!" Teriak Haikal lantas berdiri dari duduknya, lelaki itu beranjak dari sana untuk mengejar Nathan yang langsung pergi berlari kala Haikal bangkit. 

Suasana kamar kembali gaduh, bagaimana tidak, Nathan berlari dengan tawa yang super menggelegar, lalu Haikal berlari dengan tangan yang membawa penggaris kayu milik Chegra yang dibuat 2 hari yang lalu. Saking gaduhnya, orang lain yang berada di lantai bawah kamar langsung berlarian pergi ke kamar milik ketujuhnya, mengetuk pintu dengan tak sabaran yang dengan ragu Jian buka tanpa sepengetahuan yang lainnya.

"Haikal, Nathan, berhenti!" Suara Ryan begitu menggelegar yang membuat keduanya seketika berhenti. Dari suara Ryan sekarang, keduanya sudah tau pasti kalau lelaki berusia 17 tahun itu tengah marah, marah yang notabene emang galak dari dulu.

"Sekali lagi berisik, keluar kalian dari sini. Cilok buatan Erllen gak akan abang kasih" ancamnya yang dengan langsung membuat nyali Nathan dan Haikal menciut. Kalau sudah begini bisa gawat, karena cilok buatan Erllen tuh makanan paling enak yang pernah mereka coba. Apapun itu kalau sudah Erllen yang masak pasti rasanya 'JUARA!'

"Coba lari sekali lagi kalau berani!" Ryan kembali bersuara, namun tak ada satu pun dari mereka yang berbicara, seolah keduanya adalah orang bisu yang tak tahu apa-apa.

"Bagus, diem aja kayak gitu" ucap Ryan dengan teganya meninggalkan Haikal dan Nathan yang sekarang sudah seperti anak kucing terlantar.

"MANA DUA ANAK ITU ! SUDAH DIBILANGIN JANGAN LARI-LARI DI KAMAR!" suara yang terbilang cukup lantang itu lantas membuat seisi kamar menghampiri si asal suara, disana sudah ada Jian yang kebingungan untuk berkata-kata. 

"Eee.. kita minta maaf, kita janji gak bakal biarin mereka lari-larian lagi" Mahen angkat suara, lelaki paling tua diantara mereka itu sudah mengetahui apa yang terjadi, karena barusan dia juga menonton acara lari-lari Haikal dan Nathan yang selalu saja menggaduhkan seisi asrama.

"Maaf? sudah yang ke 8500 kali mereka bikin ulah. Gampang banget kalian minta maaf!" Salah satu dari mereka menyolot, tak terima akan ucapan yang terlontar dari mulut Mahen.

7 raga 1989 | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang