EPILOGUE

154 27 14
                                    

Tiga tahun kemudian

"JANYY~"

Pekik penggemar yang berbondong-bondong, berkumpul di depan Incheon Airport dengan banner selamat sebagai penyambutan atas kepulangannya dari Festival Film Cannes. Jany tersenyum ramah dibalik masker yang menutup sebagian wajahnya, rambutnya yang bergelombang tergerai indah. Ia berhenti sejenak untuk menyapa rekan media dan mengambil beberapa jepretannya untuk di beritakan.

Kopernya di ambil alih oleh seorang pria dengan penampilan tertutup serba hitam. Jany agak terkejut dengan kehadiran lelaki ini, namun ia hanya terkekeh, dan membiarkan lelaki itu bersandiwara seolah-olah ia adalah manajer Jany, hingga ketiganya—beserta manajer asli Jany tiba di mobil jemputan.

"Berani sekali oppa muncul disini!"

Masker ditarik turun, lalu cengiran lelaki itu menjadi jawaban. "Aku kan tidak mau kalah dengan penggemarmu!"

"Dia sangat menyusahkan! Aku sudah melarangnya tapi sangat keras kepala!" gerutu Kang Jaesung, sosok pria yang menjadi manajer pribadi Jany sejak perempuan itu Go International.

"Ya! Hyeong menyetir saja!" Dengan kurang ajarnya sosok lelaki asing itu menutup tirai yang menyekat antara ruang kabin depan dan belakang.

Jany hanya tertawa melihat pertikaian kecil mereka, ia sudah terbiasa melihatnya. Seorang Min Taehyung selalu punya cara untuk bertemu dengannya walau harus beradu mulut dengan Kang Jaesung.

"Bagaimana perkembangan bisnis eskpornya?" Tanya Jany, mengingat kesibukan membuat keduanya sulit berkomunikasi.

Taehyung menghela napas, "Agak menyebalkan, banyak buah yang rusak dan klien menolak membayarnya. Padahal kami yakin mengirim yang segar, sepertinya bagian distributor tidak bisa merawat mereka dengan hati-hati."

Jany mengangguk-angguk. "Tidak selembut perlakuanmu?"

Kedua sudut bibir Taehyung tertarik. "Ya, aku kan gentlemen."

Tirai penyekat terbuka. "Aku mengawasi disini." Tegas Kang Jaesung membuat Taehyung merengut sebal.

"Sepertinya kita harus mencarikan manajermu itu kekasih." Kata Taehyung dengan tatapan malas yang dia arahkan ke depan.

"Benar, oppa! Bukankah tahun depan usiamu 35 tahun?" Jany melempar pertanyaan yang membuat Taehyung terkejut mendengarnya.

"WHAT? Kau setua itu Hyeong?!"

"HYA! Aku sedang menyetir ya! Awas kau kubuang ke jalanan!" Pekik Jaesung dari depan, tidak terima disebut 'tua' oleh Min Taehyung. "Dasar tukang buah!"

"CK! Apa? Kau juga makan buah pasokan dari kebunku!" Balas Taehyung tak kalah sengit, dan perdebatan macam inilah yang terbiasa terjadi antara mereka.

Jany hanya menganggapnya sebagai hiburan, yang mampu membuatnya lebih rileks menghadapi jadwal kerja yang memadat.

~o0o~

Pengunjung café terus berbisik, menatap kearah dua sosok yang baru saja melintasi pintu masuk. Ekspresi geli dan gemas di wajah setiap pengunjung tak dapat disembunyikan, gadis-gadis belia yang kebetulan disana terpekik senang ditempat, kedua pipi mereka bersemburat merasa tersipu.

Bagaimana tidak?

Coba bayangkan, dia seorang Shin Seokjun, dengan pakaian santai, melenggang masuk menggandeng jari mungil seorang balita perempuan. Kaki-kaki mungilnya menapak dengan gemas di lantai, dengan suara cempreng terus mengutarakan keinginannya.

"Es kelim, stolbeli, yay!"

Seokjun terkekeh gemas melihatnya, "With extra strawberry sauce?" Tanyanya.

SHOW ME YOUR GALAXY [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang