KRINGGG!
Bel menandakan selesainya kegiatan di sekolah hari ini. Siswa berhamburan keluar dari kelas bersama teman, sahabat, atau pacar nya sendiri-sendiri. Aku hanya bisa menatap dengan iri tidak dari tiga kategori itu iya menyambut waktu untuk pulang ini. Hanya sendirian, dan selalu sendirian.
Aku melanjutkan langkahku untuk menuju salah satu fast food restaurant untuk bekerja. Rute nya setiap hari sama Sekolah, terminal bus, tempat bekerja dan rumah. Tidak pernah berubah atau memang tidak akan berubah.
Menghentikan langkahku dengan tiba tiba saat melihat toko antik dari pagi itu, sejujurnya dalam hati terdalam aku ingin sekali melangkahkan kaki ku ke dalam toko itu untuk sekedar mencuci mata ku dari sebuah realita kehidupan. Melihat barang- barang vintage adalah hobi ku, tetapi sedari dari dulu aku tidak pernah pergi ke toko antik, lebih tepatnya toko antik di kotaku bisa dibilang jarang.
Aku melirik jam tangan ku yang menunjukan pukul 16.05 sore.
"Oke, sisa 15 menit lagi 5 menit lihat-lihat, 10 menit nya untuk perjalanan. Harus bisa." aku bergumam untuk memantapkan diriku memasuki toko antik yang aku lihat sebelum pergi ke sekolah.
"Selamat datang di Elaina Antique Store" sambut salah satu pegawai dengan senyum yang menggembang.
"Terimakasih, aku mau lihat-lihat dulu sih hehe."
Jawabku dengan kikuk karena sejujurnya barang antik itu mahal, dan aku tidak mampu untuk membeli barang dari sini sepertinya. Karena, dilihat dari interior nya ini adalah toko antik bernuansa Eropa. Dimana, pasti harganya bisa membuat kantung ku menangis.
Langkahku membawa ku mengelilingi toko antik itu, mataku tertuju ke jepitan bercorak dahulu yang sangat cantik dan seperti memanggil namaku untuk dipilih dan dibawa pulang.
"Jepit nya cantik banget deh." aku bergumam dan memegang jepit itu dengan hati-hati.
"Kau bisa membawa itu pulang." sahut seseorang dibelakangku.
Aku terlonjak kaget dan dengan secepat kilat aku menoleh kan pandangan ku menghadap seseorang yang berbicara tadi. Rupanya, dia adalah nenek yang kutemui tadi pagi sebelum berangkat sekolah.
"Nenek yang tadi pagi!" seru ku dengan semangat hingga sedikit berteriak.
"Ahh.. maaf nek aku tadi kaget banget soalnya.." aku buru-buru meminta maaf akan sikapku
"Tidak apa, bawa saja jepit itu jika kau mau nak," nenek memaafkan ku, dan menawari jepitan yang sedang ku pegang.
"Sudah lama jepit titu tidak ada peminat nya, banyak juga orang yang mengatakan jepit itu terlihat horor." nenek melanjutkan kalimat nya yang tadi terputus.
"Maaf nek, tapi aku nggak bisa menerima ini secara cuma cuma saja." balas ku tidak enak hati.
"Tidak apa-apa anggap saja itu hadiah dariku. Karena, kau pelanggan pertama ku hari ini." nenek kembali memaksa ku untuk membawa pulang jepitan itu.
"Nenek beneran? Aku gapapa kok kalau disuruh bayar juga." ucapku berbohong mana mampu aku membeli jepitan ini.
"Nak, simpan uangmu untuk kebutuhan lain. Ini hadiah dari saya tolong diterima ya?" nenek berucap dengan senyum yang tulus.
"Baik nek, terima kasih banyak!" ucapku dengan cepat dan senang.
Nenek kemudian tersenyum kecil dan berlalu dari pandangan ku. Aku mengecek jam tangan ku, terlonjak kaget aku saat jam menunjukan pukul 16.32 sore.
"Gawat! Aku telat harus buru-buru nih" aku dengan cepat berlari keluar dari toko, aku pikir tidak apa-apa aku akan dimarahi di tempat kerja, aku mendapatkan jepit gratis itu cukup membuat ku senang sepanjang hari. Aku tutup hari ini dengan lantunan lagu yang ku senandungkan di dalam bus.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMARA
Teen FictionDiberikan jepit ajaib yang bisa merubah nya. Apakah Tamara bisa menggunakannya dengan benar, atau ia harus terkena hukuman akibat menggunakan nya dengan tidak benar?