dekat

7.2K 919 137
                                    

—kapten 012—

"adek kenapa ngga bawa lks?"

"...."

Jeongwoo membawa siswanya ke belakang gudang sekolah, tempat dimana Junghwan mencemooh dan membuang pemberian Jeongwoo waktu itu.

kini, satu tangan si manis digenggam oleh yang lebih tua. entahlah, kepribadian sang guru bahasa inggris itu mendadak berubah seperti sedia kala setelah mereka memiliki ruang berdua.

Junghwan tak menjawab, hanya menatap Jeongwoo penuh benci dan tak suka. dirinya terlanjur kesal sampai ubun ubun. astaga, apa perlu Jeongwoo berakting sejauh itu hanya karena dirinya lupa membawa lks?

"adek, maafin mas ya. mas cuma harus profesional aja. mas ga akan masukin poin kamu ke buku hitam kok, mas ngelakuin ini soalnya beberapa orang curiga sama kita berdua karena mungkin perilaku mas ke kamu kemaren kemaren terlalu jelas."

oh, sial.

Jeongwoo yang salah langkah mengapa Junghwan yang harus menanggung malu?

yang lebih muda mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan si tua.

iya, mulai sekarang Junghwan akan menyebut suaminya sebagai si tua. suruh siapa menyebalkan.

"udah ah, anak anak lo noh di kelas nungguin. sono pergi."

"nah, kan. muncul lagi lo-gue nya."

Jeongwoo mencebikkan bibirnya sebentar, hanya untuk menunjukkan ekspresi murung karena si manis itu berbicara tak sopan lagi dengannya.

akhirnya, tangan si submisif pun Jeongwoo lepaskan. namun belum sempat Junghwan bergerak menjauh, tangan besar pria berbahu lebar itu terlebih dulu mengusap surai hitam lembut milik suami mudanya.

cup!

kening Junghwan dikecup.

"jangan lama lama ngambeknya. mas minta maaf soal tadi ya. habis ini langsung ke kelas aja, nanti pulang sekolah kita jalan jalan deh. nyari makan. gimana?"

"ogah."

dih, salah tingkah rupanya.

benar, pemuda itu sedang mencoba menutupi salah tingkahnya dengan menjadi galak. padahal dalam hati, jantungnya berdetak tak karuan, kakinya melemas, pikirannya meracau entah kemana hanya karena sebuah kecupan lancang yang diberikan sang guru pada keningnya.

"yakin gamau? bonus deh bonus, kalau mau ikut jalan jalan malem ini, besok boleh ga sekolah."

huh?

tentu saja, siapa yang akan menolak bung?

mustahil.

persetan dengan kelas akhir, Junghwan hanya perlu mengeluarkan uangnya agar sekolah mau membiarkannya lulus.

binar mata itu seketika berubah, Junghwan kali ini menatap suaminya penuh harap.

"serius mas?"

"iya serius, mas janji. tapi udahan ya ngambeknya? masuk ke kelas lagi aja gih."

kapten 012; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang