7. Satu Kasur?

28 3 0
                                    

"Loh kok diluar sih nak? Ga dingin apa, kan baru hujan" Tanya Bu Narsih sembari melepas kaos kaki yang dikenakannya didepan rumah, Rivaldo hanya tersenyum menanggapi.

"Nadhira kemana? Udah tidur? Kebiasaan emang dari jaman masih sendiri, paling malem tidurnya cuma jam delapan, gapernah lebih dari itu kalau gaada acara tertentu" Rivaldo tertegun mendengar penuturan ibu mertuanya, ternyata Nadhira benar benar perempuan terjaga, hatinya menghangat kala mendengar ini, setelah itu ia langsung mengikuti ibu mertuanya untuk masuk kedalam rumah.

"Kenapa duduk di kursi? Nggak langsung masuk aja ke kamar Nadhira? Ibu juga pengen langsung istirahat ya nak"

"Eng, iya Bu nanti Valdo masuk kok, masih cari angin" Nadhira yang mendengar suara orang mengobrol diluar tidurnya terasa terusik, memilih bangun dan keluar untuk memastikan rupanya ibunya sudah pulang, melihat ada Rivaldo juga disana Nadhira berfikir ternyata pria itu tidak menuruti kemauannya untuk segera pulang, ia memilih untuk mengabaikan kehadiran Rivaldo.

"Kamu belum tidur dhir? Kenapa suamimu dibiarin diluar, buruan masuk kamar gih, ibu mau istirahat" tanpa sadar Nadhira malah mengekori ibunya menuju kamar, Bu Narsih sedikit bingung melihat tingkah anak semata wayangnya itu.

"Loh, mau kemana dhir?"

"Mau ikut tidur sama ibu, Nadhira kangen sama ibu"

"Apaan sih kamu, dosa loh ninggalin suami tidur sendirian" perkataan sang ibu serasa menampar hati Nadhira, apakah selama ini dosanya sudah banyak sekali pada Rivaldo? Hingga ketika sang ibu telah masuk kedalam kamar dan menutup pintunya, gadis itu masih saja bergeming, hingga sang suami menginterupsinya.

"Kamu kalau ngantuk masuk aja, aku bakalan tidur disini" Nadhira hanya diam dan langsung melenggang masuk menuju kamarnya tanpa sepatah katapun, namun ketika tubuhnya sampai diambang pintu, antara ragu dan tidak yakin untuk berucap sampai akhirnya ia membulatkan tekat untuk berbicara kepada suaminya itu.

"Mas, ayo masuk kamar aku, aku Cuma takut ibu mikir yang enggak-enggak kalau besok tau mas tidur di kursi" cicit gadis itu pelan, Rivaldo yang mendengar hal tersebut langsung melenggang masuk ke kamar gadis itu dengan senyum yang tak luput menghias wajah tampannya.

"Tapi kamu dilantai ya mas" imbuh nadhira sembari menunduk, namun entah ada setan darimana, kali ini Rivaldo enggan untuk menuruti perkataan Nadhira, pria itu langsung membawa Nadhira untuk berbaring dikasur single milik gadis itu, memeluk Nadhira erat dan menyembunyikan kepalanya di sela-sela hijab yang Nadhira masih kenakan, jantungnya mendadak berpacu menjadi lebih cepat, seumur-umur ia tidak pernah berada sedekat ini dengan pria, sekalipun Rivaldo adalah suaminya sendiri.

"Kamu kenapa sih Nad kalau lagi sama aku gapernah sekalipun mau lepas hijab kamu?"

"Nad, kamu tau nggak? Aku sayang banget sama kamu" seusai mengucapkan dua kalimat yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Nadhira itu, terdengar nafas teratur dari Rivaldo yang menandakan bahwa pria itu telah tertidur, dengan pelan Nadhira menyingkirkan tangan Rivaldo dari atas badannya dan langsung menggelar tikar untuk dirinya tidur, satu hal yang ia harapkan semoga masuk anginnya tidak bertambah parah besok.

Bukan orang yang (Sama) ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang