9

7.9K 538 13
                                    

"DIMAS ARGA BANGUN" teriak Sarah saat membuka pintu kamar Arga bagaimana tidak teriak ini sudah yang ke 3 kalinya dia membangunkan kedua anak itu, bahkan sekarang sudah jam 7:00 dan kedua anak nya masih tidur.

Sarah berjalan mendekati kasur anak nay lalu mengambil gelas berisi air minum yang sisa setengah di atas meja.

Byur

"Banjir banjir!!!" kaget Arga sepontan berdiri di atas kasur tanpa sadar dia menginjak kaki Dimas.

"Anjing anjing!!! Kaki gua di makan anjing"

"Mana ma- ....bunda" ucpa Arga yang melihat Sarah berdiri di samping kasurnya dengan bercekak pinggang.

"Siapa lo bilang?" Tanya Dimas tanpa suara hanya dengan gerakan bibir.

"Bunda" jawab Arga dengan menaikan kedua alisnya.

Dimas yang sadar dirinya dalam bahaya pun segera turun dari ranjang dan segera berlari namu sayang nya telinganya sudah di tarik lebih dulu oleh Sarah.

"Aduh...aduh.... lepasin bun sakit bun" ucapnya dengan mengusap-usap telinganya yang tersa panas dan sakit bercampur menjadi satu.

"Duduk!" Printah Sarah

Arga dan Dimas duduk di tepi kasur dengan kepala menunduk"maaf bun" ucap keduanya masih dengan posiai menunduk.

"Maaf untuk apa?" Tanya Sarah

"Terlambat bangun" cicitnya pelan.

"Lalu?"

"Hanya itu kita terlambat bangun" jawab Dimas mendongokkan kepalanya menatap Sarah.

"Benarkah? Lalu siapa yang tengah malam berbicara tentang batik setan begitu?. tanya Sarah tersenyum pada kedua anaknya.

"Itu karna kita lupa ngerjain PR bun jadi inget nya pas malam" jawab Arga memberikan alasan, tapi memang benar mereka lupa kalau ada PR sekolah yang harus di kumpulkan hari senin.

"Begitu ya? Sekarang mandi lah lalu turun ke bawah sarapan" printah Sarah segera di kerjakan kedua anak nya.

Mereka membolos sekolah hari ini karena percuma juga berangkat sudah terlambat karena jam masuk sekolah jam 7:00 sedangan mereka juga bangun jam tujuh, Angga juga sudah pergi kerja jadi tidak ada yang mengantar mereka sedangkan mobil Sarah sedang ada di bengkel, motor Dimas juga sudah di jual karna Dimas belum memiliki SIM.

Sekarang mereka berdua sudah duduk di kursi meja makan tengah menikmati sarapan paginya yang sudah di siapkan sang bunda sedangan Sarah sendiri entah ada di mana mungkin di kamar nya atau di dapur.















Siang ini di kantor Dean sedang meeting bersama kline nya, ponsel nya berdering panggilan masuk dari salah satu anak buahnya dia memita ijin keluar untuk menggangkat telfonya.

"Ya, Ada apa?" Jawab Dean.

"Maaf taun saya hanya ingin melaporkan jika tuan muda Arga hari ini tidak terlihat di sekolah" jawab orang yang ada di sebrang telfon.

"Apa yang terjadi?"

"Saya sudah mencari tau pada wali kelas nya tuan tapi guru mengatakan tuan muda Arga dan sepupunya yang bernama Dimas tidak masuk sekolah hari ini tanpa keterangan"

"Cari tau ke rumah rumahnya" printah nya lalau memutuskan panggilan sepihak.

"Baik tuan"

"Semoga saja tidak terjadi sesuatu padanya" ucapnya dalam hati lalu kembali masuk ke dalam ruangan meeting untuk melanjukan meeting yang sempat tertunda tadi.

"Bagiman menurut anda pak?" Tanya kline Dean yang baru saja selesai menjelskan tentang proyek baru mereka.

"Pak anda baik baik saya?" Tanyanya lagi karna tak kunjung mendapatkan jawaban dari Dean.

"Kau lanjutkan meeting ini" ucap Dean pada sekertarisnya lalu beranjak pergi dari sana.

"Ada apa dengan pak Dean? apa dia tidak setuju dengan proyek ini?"

"Maaf pak sepertinya pak Dean sedang ada masalah yang cukup serius bagaimana jika kita lanjutkan meeting ini besok saja, saya akan memastikan kerja sama kita akan tetap berjalan sesuai rencana" ucpa Novi sekertaris Dean.

"Baik lah kami percayakan pada anda kalau begitu saya permisi"

Saat ini Dean berada di dalam mobil miliknya, dia ingin segera pergi ke rumah Arga untuk memastikan apakah anak itu baik baik saja, dia tidak bisa tenang jika belum memastikan nya sendiri, semenjak papa nya memberi tahu jika Arga adalah adik kandungnya yang hilang dulu saat masih kecil dia mulai memita anak buahnya untuk menjaga anak itu walaupun hal itu belum bisa di pastiakn seratus persen karna hasil tes DNA itu belum keluar tapi dia yakin bahwa Arga adalah adik nya yang selama ini mereka cari.














Arga dan Dimas sedang bersantai di ruang keluarga setelah tadi membersihkan seisi ruamh atas printah dari Sarah, yang katanya bunda mereka sedang ada urusan di luar.

"Lo tau Dim bunda ada urusan apa?" tanya Arga yang sedang menonton kartun di tv.

"Gak perginya kapan aja gua gak tau" jawab Dimas tetap fokus pada game di ponselnya.

"Ga, lo gak bosen apa nonton si kembar botak yang dari dulu sampai sekarang segitu gak segitu"

"Itu yang lagi gua tunggu"

"Apa?"

"Mereka dewasa lalu nikah punya anak mati"

"Siapa yang mati?" Tanya Sarah yang baru saja kembali ke rumah.

Arga dan Dimas menoleh ke belakang melihat Sarah yang sudah pulang dengan kedua tanganya membawa Paper bag.

"Bunda abis dari mana?" Tanya Arga menghampiri Sarah membantu Sarah meletakan Paper bag itu di atas meja.

"Bunda abis shopping" jawab Sarah mendudukkan dirinya di sofa single
"Tugas dari bunda sudah selesai?" Lanjutnya

"Udah beres semua bun tinggal jemuran yang belum di angkat" jawab kompak keduanya.

"oh...ya bu kok bunda shopping gak ngajak ngajak?" Tanya dimas

"Sengaja bunda gak ngajak kalin biar shopping bunda aman terkendali"

"Tega banget bunda sama kita ya Ga, udah shopping gak di ajak gak di beliin es krim juga padahal harga es krim murah" ucap Dimas mulai dengan dramanya

Sarah mengeluarkan uang dua lembar berwarna merah dari dompet nya lalu memberikan pada Dimas dan Arga masing-masing masing satu lembar "ni sana beli es krim sendiri"

"Bunda serius?" Tanya Dimas memastikan bahwa ini bukan hanyalah nya saja biasanya uang saku nya saja hanga 50 ribu untuk berdua ini bundanya ngasih 100 ribu hanya untuk membeli es krim sedikit mencurigakan.

"Serius dong ini kan juga uang kalian ayo ambil sebelum bunda berubah pikiran"

Arga menerima uang yang di berikan Sarah dengan senang hati tentunya sedang kan Dimas menerima uang itu dengan mencerna maksud Sarah yang mengatakn ini juga uang kalian memang nya uang apa?

"Ayo Dim kita jajan" ajak Arga semangat.

"Sebentar Ga gua masih bingung"

"Bingung kenpa?" Tanya Arga

"Bun maksud bunda ini uang kita juga memangnya uang apa?" Akhirnya Dimas bertanya pada Sarah dari pada penasaran kan lebih baik bertanya.

"Uang dari hasil bunda jual PS 5 kalian lumayan kan bunda bisa shopping kalian bisa jajan" jawab Sarah dengan santai tak lupa juga memberika senyuman manis nya pada kedua putra nya yang berdiri di hadapannya.

 ARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang