"Arka pulang" teriak Arka saat masuk ke dalam rumahnya.
Lydia menghampiri anaknya "tumben pulang cepat biasnya kalau besok hari libur pulang malem" ucap Lydia menyabut anaknya.
"Sengaja ma pulang cepat kan mau main sama adek, oh ya adek mana ma kok gak kelihatan? Belum pulang?" Tanya Arka melihat sekeliling ruang keluarga namun tak melihat adanya Arga di sana biasnya saat dirinya pulang sekolah Arga tengah menonton TV sambil memakan cemilan favorit nya.
"Adek tadi ijin sama mama katanya mau main ke rumah bunda Sarah sama Dimas" jawab Lydia mengingat tadi Arga menghubungi dirinya meminta ijin untuk main ke rumah bunda nya dia mengijinkannya.
"Kok mama ijinin sih" ucap Arka beranjak pergi menuju kamrnya dengan menghentakkan kakinya.
"Arka tunggu" ujar Lydia mengerjar anaknya yang sedang mode ngambek.
"Apa!" Ketus Arka menghentikan langkah nya.
"Harunya mama yang kamu kenapa?" Tanya Lydia dengan memegang kedua bahu Arka.
"Aku gak suka kalo Arga terlalu dekat sama Dimas harusnya Arga lebih deketnya sama aku aku kan kembaranya aku abang nya " jawab Arka menundukkan kepalanya dia bukanya tidak suka tapi dia iri dengan Dimas.
"Dengerin mama" ucpa Lydia mengangkat dagu Arka
"Arga memang saudara kembar kamu iya dia adik mu dia bagian dari keluarga kita, tapi kita tidak bisa menggantikan posisi mereka yang menemani adik mu dalam proses pertumbuhannya, fakta nya kita tidak ada di sana bersama dengan nya nak, bersyukur orang yang merawat adik mu orang yang baik, menjadikan adik mu menjadi pribadi yang baik juga yang mau menerima kita dengan mudahnya" ucpanya
Sedangan arka hanya diam mendengar ucapan mamanya, apa yang di katakan mamanya benar semua butuh proses.
"Coba kamu pikir kan jika adik mu tidak bersama mereka mungkin kita tidak akan bertemu dengan adik mu lagi" sambungnya lagi.
"Maaf, tapi tetep aja ma rasanya gak rela kalo adik aku lebih deket sama orang lain aku takut Arga gak mau tinggal di sini lagi" ujar Arka lirih.
Lydia memeluk Arka mengusap rambut anaknya "Arga akan tetap tinggal di sini bersama kita adik mu hanya mengunjungi bunda nya karena merindukannya jangan berpikir negatif nak"
"Tidak bisa hikss aku mau adik ku pulang ma hikssss suruh Arga pulang ma" ucap Arka tidak perduli jika para pekerja di rumahnya mentertawakan dirinya yang menangis
"Cup cup cup anak mama katanya udah jadi abang masa di tinggal adek nya main aja nangis sih" ujar Lydia dia ingin tertawa namun tidak tega.
Arka mendongakkan kepalanya menatap Lydia "Suruh bunda nya Dimas bikin adek sendiri ma buat Dimas biar adek aku gak sama dia terus, Dimas anjing emang!"
"Hus gak boleh ngomong kasar gitu apa lagi ngatain orang itu dosa nak"
"Mama belain dia" ucpa Arka melepas pelukan mamanya
"Aku mau pelihara anjing terus kasih nama Dimas, suruh adek aku pulang ma kalo gak pulang juga aku jemput paksa" ucap Arka lalu berjalan pergi menuju kamarnya.
Arga tengah bersantai di ruang keluarga bermain game bersama Dimas, Sarah juga menemani mereak dengan menyuapi buah untuk keduanya.
"Bunda aku gak mau buah kiwi nya rasanya aneh aku gak suka" ucpa Arga.
"Jangan di rasain sayang makan aja langsung telen anggap aja gak ada rasa" ujar Sarah tetap menyuapi buah kiwi pada Arga.
"Di kata mati rasa kali ya" gumam Dimas yang hanya di dengar Arga
"Kaya hati lo kali Dim" bisik Arga di telinga Dimas.
"Sembarangan lo kalau ngomong, hati gua masih sehat ya" sungut Dimas.
"Ada apa?" Tanya Sarah menatap keduanya.
"Itu Bun Arga mau nambah kiwi nya" ucpa Dimas spontan.
"Gak Bun Dimas bohong orang aku udah kenyang juga" sela Arga sebelum Sarah memberinya buah hijau itu lagi yang masih ada sisa beberapa potong di piring.
"Bener udah kenyang?" Tanya Sarah memastikan.
"Udah bun" jawab Arga menatap Sarah serius.
"Ya sudah kalau gitu, Arga kamu nanti nginap atu pulang nak?"
"Pulang bun lain kali aku nginap di sini"jawab Arga
"Kenpa tidak menginap aja nak besok kan libur?" ujar Sarah dia masih rindu dengan Arga biar bagaimana pun dia sudah menganggap Arga sebagai anak nya sendiri.
"Besok katnya ada keluarga dari mama yang mau datang ke rumah jadi gak enak kalau aku gak gak ada di rumah lagian mereka datang katanya mau ketemu aku bun, lain kali aku janji bakal nginap di sini" ujar Arga jujur dirinya juga rindu tinggal bersama keluarga Dimas tapi dirinya juga sadar jika dia tidak boleh egois.
Sarah menganggukkan kepalanya " ya sudah nanti sebelum pulang kita makan bersama dulu ya"
"Oke bun" jawab Arga semangat dia merindukan masakan Sarah.
"Jadi anak bunda mau di masakin apa?"
"Apa aja bun semua yang di masak sama bunda pasti enak iya kan Dim?"
"Iya Bun" jawab Dimas masih fokus dengan game nya.
"Ya udah bunda masak dulu, waktu main game kalian tinggal 15 menit lagi inget itu" ucpa Sarah mengingatkan anaknya yang kalau sudah bermain game lupa waktu.
"Iya bunda kita ingat kok lagian kan udah di setting sama bunda bakal mati otomatis" jawab Dimas di acungi jempol oleh Sarah, lalu dia pergi ke dapur untuk masakan makan malm.
Sekarang sudah jam 22:00 malam Arga juga sudah di jemput oleh Jarwo bodyguard pribadi Arka, tadinya David yang akan menjemput nya berhubung di tengah jalan dirinya ada masalah dengan mobilnya, David meninta Jarwo yang menjemput Arga, sebenarnya dia bisa saja meminta Dean yang menjemput Arga namun jarak dari kantor Dean ke rumah Dimas itu cukup jauh kasian juka Arga harus menunggu lama.
Setelah menempuh perjalanan sekita cukup jauh akhirnya Arga sampai di rumah, Arga keluar dari mobil langsung di sambut oleh sang mama.
Lydia memeluk Arga mencium kening dan pipi anak nya "main apa aja tadi sama Dimas?" Tanya Lydia menggandeng tangan Arga masuk ke dalam rumah lalu mereka duduk di ruang keluarga.
"Tadi kita main game tapi bunda gak bolehin lama lama main game nya" jawab Arga sambil mencabikkan bibirnya.
"Apa yang di bilang bunda itu bener sayang, gak boleh lama lama main game nya" ujar Lydia menoel hidung anaknya.
"Mama sama aja gak seru padahal mau game itu hal yang paling menyenangkan" ujar Arga semakin memajukan bibinya.
"Adu, kayanya bebek kalah deh sama bibir anak mama yang monyong gitu" ujar Lydia mencomot bibir Arga yang di monyong kan.
"Mama jahat aku di samain sama bebek, masa ganteng gini di samain bebek yang jelek" ucap Arga mengendus kesal
"Masa sih ganteng mama lihatnya lucu tu" ujar lydia semakin menjadi menjahili anaknya.
"Kita kemusuhan ma" ucap Arga bersedekap dada membelakangi Lydia sedangkan Lydia merasa sangat puas berhasil menjahili anak bungsunya.