Tok tok tok
"Arka lo udah tidur" teriak Arga dari luar kamar Arka.
"Arka" pagilnya lagi karena tak kunjung mendapatkan balasn dari sang pemilik kamar.
Ceklek pintu di buka dari dalam oleh Arka "kenapa?" Tanya Arka datar.
"Gua boleh tidur bareng lo gak?" Tanya Arga setelah masuk kamar Arka.
"Tidur sendir kamar lo kan udah jadi" jawab ketus Arka.
"Gua kira lo nginep di sana, bukanya lo suka tinggal bareng Dimas" lanjutnya lagi
"Kenpa Ka, lo gak suka gua tinggal di sini?"
"Hmm" guma Arka yang masih bisa di dengar Arga.
"Oke gua besok bilang sama mama buat tinggal lagi di rumah bunda" ucpa Arga lau meninggalkan kamar Arka, ia menutup pintu kamar Arka cukup keras.
"Arga tunggu maksud gua bukan gitu" panik Arka segera mengejar adiknya dia berniat ngambek dengan Arga kenpa malah sebaliknya bukan ini yang ia harapkan, dia berharap kembarnya itu membujuk dirinya dan berjanji tidak terlalu dekat dengan Dimas, kalo gini ya Dimas yang menang.
"Arga" pangil Arka berjalan menuruni anak tangga mengajar adik kembarnya itu "Arga dengerin dulu lo salah paham, adek" lanjutnya terus mengikuti langkah Arga.
"Dengerin gua lo salah paham bukan gitu maksud gua-"
"Gua tau lo pasti keganggu dengan kehadiran gua di sini, lo tenang aja gua bakal pergi kok makasih buat selama gua tinggal di sini" sela Arga lalu masuk ke dalam kamar miliknya.
"Arga lo dengerin dulu penjelasan gua, bukan gitu maksud gua Arga, gua minta maaf gua salah" ucpa Arka di depan kamar Arga.
Di dalam kamar Arga berusaha mati-matian agar tidak tertawa "soak-soakan ngambek sama gua, baru aja gua gitu udah panik bakat akting gua ada kemajuan nih" gumam Arga di balik pintu kamarnya mendengar semua ucapan Arka di depan kamarnya.
"Adek tadi bilang mau tidur sama abang, ayo tadi abang cuma bercanda lo gak beneran, adek" panggil Arka yang di abaikan oleh Arga.
"Ngapin kamu di sini?" Tanya Dean menepuk pundak Arka.
"Abang tolongin aku, hiks adek ngambek bang huaaaaaa bilangin sama adek kalau aku cuma bercanda tadi, abang'' ucap Arka sambil menangis ia takut besok adiknya benar-benar pergi dari rumah.
"Coba ceritain dari awal biar abang tau gimana salah pahamnya" ucap Dean membawa adiknya ke ruang keluarga.
Arka mulai menceritakan semuanya yang terjadi dari awal dirinya pulang sekolah sampai tadi ia berniat menjahili adiknya dan berakhir adiknya beranggapan jika dirinya tidak suka dengan kehadiran saudara kembarnya di rumah "Abang bisa tolongngi aku kan?" Tanyanya berharap Dean mau membantu dirinya.
"Goblok, makannya kalau ngomong tu jangan sembarangan kalau besok bener adek mita pulang ke rumah Dimas kmau abang gantung di kandang buaya" kesal Dean bisa-bisanya Arka bercanda begitu padahal dia tau adiknya itu sudah lama tidak bersama dengan dirinya otomatis dia tersinggung dengan ucapannya tadi.
"Ya makanya bantuin aku bujuk adek bang" mohon Arka memeluk lengan Dean dengan erat.
"Tanggung jawab sendiri sampai besok adek minta pulang ke rumah Dimas, langsung abang bawa kamu ke penangkaran buaya abang gantung di sana" balas Dean melepas paksa tangan Arka yang memeluk lengannya laku pergi ke kamarnya meninggalkan Arka di ruang keluarga sendirian.
.
.
.
.
.Pagi menyapa kembali, pagi ini Arga terbangun dari tidurnya dan melihat Arka tidur di sebelahnya "gimana dia bisa masuk ke sini?" Gumam Arga seingatnya dirinya semalm ia mengunci pintu kamarnya.
"Arka" panggil Arga dengan pelan ia menyentuh lengan Arka "dia demam" monolognya lalu segera bangun dan mematikan AC kamarnya, ia segera keluar dari kamarnya mencari keberadaan san ibu.
"Ma, mama" terik Arga di ruang keluarga.
Lydia yang sedang menyiapkan sarapan pagi segera berlari menghampiri anaknya "kenapa sayang? Kenapa?" Paniknya memeriksa seluruh tubuh anaknya.
"Ma Arka demam" ucap Arga menarik tangan Lydia membawanya menuju ke kamar miliknya "sejak kapan Arka demam?" Tanya Lydia setelah memeriksa suhu tubuh Arka yang masih tertidur di kamar Arga.
"Aku juga gak tau ma, tadi pas aku mau bangunin dia badannya panas" jelas Arga.
"Nati mama yang urus Arka sekarang adek mandi dulu habis itu turun ke bawah sarapan" ucpa Lydia mengusap rambut Arga.
"Iya ma, hari ini aku pulangnya agak telat ya ma, soalnya mau lihat pertandingan basket dulu" ucap Arga yang di angguki Lydia.
Tak butuh waktu lama Arga selesai dengan acara mandinya, setelah ia berpakaian rapi ia turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama "selamat pagi" sapa Arga pada Dean dan David yang berada di meja makan.
"Ayo kita makan" ajak David memberikan sepotong roti coklat di piring Arga.
"Mama gak ikut sarapan?" Tanya Arga.
"Mama nati sarapannya sekarang lagi di kamar Arka, kita duluan saja nati adek terlambat ke sekolahnya" jawab Dean.
"Hari ini papa yang anterin adek nanti pulang sekolah juga papa yang jemput" sahut David.
"Tapi hari ini aku pulang agak terlambat" ucap Arga menatap David dan Dean bergantian.
"Ada acara di sekolah?" Tanya Dean.
"Hmm, ada pertandingan basket di sekolah hari ini aku mau lihat sama Dimas dan Samudra" jawab Arga.
"Nanti telfon papa kalau sudah mau pulang" ucap David yang dijawab anggukan kepala Arga, selesai sarapan mereka Arga pergi ke sekolah di antar David dam Dean berangkat ke kantornya.
Arka bangun di jam sepuluh ia melihat sekeliling kamarnya "bukanya semalam gua tidur sama Arga" monolognya mengingat semalam ia masuk ke dalam kamar Arga dengan kunci cadangan yang ia dapatkan dari kamar Dean.
"Arga" ucap Arka langsung bangun dari tempat tidurnya ia segera pergi me bawah untuk memastikan adiknya tidak pergi ke rumah Dimas.
"Adek" teriak Arka memangil adiknya "tuan muda anda mencari siap? Nyonya ada di dapur" ucap maid yang melihat Arka seperti sedang mencari sesuatu di ruang keluarga.
Tampa basa-basi Arka segera pergi ke dapur menghapri Lydia yang sedang membuat bubur untuk dirinya "mama" panggil Arka memeluk Lydia dari belakang.
"Iya kenapa? Kau sudah mendinga?" Tanya Lydia berbalik menghadap anaknya lalu memeluknya "sudah tidak sepanas tadi pagi" ucapnya setelah menempelkan punggung tangan di dahi Arka.
"Adek mana?" Tanya Arka.
"Pergi-"
"Suruh adek pulang ma, aku minta maaf semalam aku cuma becanda ayo jemput adek ma" ucpa Arka dengan mata berkaca-kaca.
Lydia mengerutkan dahinya tidak mengerti maksud Arka, adiknya hanya pergi ke sekolah lagi pula ini belum jam pulang sekolah kenapa memintanya untuk menjemput adiknya "nanti yang jemput adek papa, sekarang kamu istirahat lagi ya sebentar lagi buburnya siap" ucap Lydia membawa anaknya ke ruang keluarga.
"Adek beneran sekolah?" Tanya Arka memastikan.
"Iya sekolah emangnya mau ke mana lagi" jawab Lydia mengusap kepala anaknya "tunggu di sini mama ambiln buburnya dulu" sambungnya.
"Beneran sekolahkan gak pulang ke rumah Dimas" gumam Arya ia takut adiknya tidak pulang ke rumahnya malah pulang ke rumah Dimas.