04

1.6K 176 1
                                    

Halo semua nya!
Jangan lupa vote dan komen ya!
Enjoy!

.
.
.
.

⚠️di sarankan untuk tidak mengikuti kata kasar yang berada dalam cerita ini.

.
.
.
.

.

































Alvaro pun terbangun dari mimpi dan tidurnya, ia memegang kepalanya karena sangat pusing.

Tiba-tiba...

Klekk

Kreeet

Suara pintu terbuka dan menampilkan seorang paruh baya yang berpakaian seperti butler.

"TUAN MUDA, KAU SUDAH SADAR!??" ucap laki-laki paruh baya itu.

Alvaro pun tersentak kaget mendengar teriakan laki-laki itu.

Lalu dengan kesal ia pun menjawab.

"Apakah mata mu buta?" ucap alvaro atau bisa kita sebut alfie.

Dengan gugup laki-laki itu menjawab.

"A.. ummm... maafkan saya tuan muda, saya terlalu senang melihat anda yang sudah sadarkan diri. maafkan saya tuan muda" ucap laki-laki itu

"Hum gapapa, oh ya ngomong-ngomong kamu ini siapa?" Tanya alfie.

"HAH!!.. apa maksud anda tuan? anda tidak mengingat saya?" Ucap nya.

Lalu ia menepuk jidatnya sembari berkata.

"Akh.. saya lupa, seharusnya saya memanggil dokter terlebih dahulu" ucap laki-laki itu.

Lalu ia berlari keluar ruangan untuk memanggil dokter.
Alfie kebingungan, kenapa ia tidak menekan tombol di samping ranjang nya saja? aneh sekali.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dan setelah menunggu beberapa saat dokter dan laki-laki paruh baya itu pun masuk ke dalam kamarnya.

Dokter lalu memeriksa dirinya dan menanyakan sesuatu pada nya.

"Apakah kamu ingat nama mu?" tanya dokter.

Alfie pun menganggukan kepalanya.

"Alfie gabriel afandra kan nama ku?" tanya nya

Dokter pun mengangguk dan tersenyum

"Oke, kalo begitu bisa saya simpulkan jika nak alfie hilang ingatan atau sering di sebut amnesia. sepertinya karena kepalanya terbentur sangat keras dan menyebabkan amnesia" ucap dokter.

Tanpa di sadari alfie menyeringai.

"apa sih orang cuma bohongan aja biar gampang ngelakuin misi nya" ucap nya di dalam hati.

"Ohh seperti itu, ngomong-ngomong tuan muda kapan boleh pulang ya dok?" Tanya laki-laki paruh baya.

"Jika cairan infus sudah habis nanti sudah boleh pulang" ucap dokter.

"Ah baiklah, terimakasih dok" ucap laki-laki itu.

"Sama-sama, jika cairannya sudah habis bisa di tekan saja tombol yang berada di samping kasur. saya pamit dulu" ucap dokter itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah mengantar dokter itu pergi, lalu laki-laki paruh baya itu masuk kembali ke dalam ruangan.

"Tuan muda, perkenalkan saya Jendasa Marcelo" ucap Marcel

"Oh janda toh nama mu" ujar nya dengan manggut-manggut.

"Marcel tuan" ujarnya membenarkan perkataan tuannya.

"Terserah lah tuh, dan yah jangan panggil aku tuan pliss. serasa tua banget aku" ucap nya mendramatis.

"Aaa.. maaf tuan muda, lalu saya harus memanggil anda apa?" Tanya nya

"Panggil saja alfie atau nak alfie atau apa lah itu." balas nya

"Oh okei, saya akan mencoba merubah panggilan anda tu...umm alfie." ujarnya

Alfie pun mengangguk-anggukan kepalanya dan memberi marcel dua jari jempol nya.

"Good job." ucap nya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Cel, gua ga punya keluarga atau gimana dah?" ucap nya pura-pura tidak tau

"Aahh.. itu.. kamu punya keluarga alfie. tapi saat ini mereka sedang sibuk dengan urusan nya masing-masing. jadi belum sempat ke sini untuk menjenguk mu." balas Marcel yang terlihat gugup

"Ohh gitu toh, kirain mereka ga peduli. Oh ya, gua berapa bersaudara? gua masih punya orang tua cel?" Tanya nya secara beruntun

Marcel pun menghela nafasnya lalu menjawab," kamu punya tiga saudara dan mereka semua laki-laki. Abang pertama mu adalah Kaivan maverick afandra yang biasa kamu panggil bang ian, lalu yang kedua adalah Gavian gavriel afandra biasanya kamu memanggil nya dengan sebutan kak Gavin, dan yang ketiga adalah Gamaliel afandra yang biasa anda panggil bang iel." Balas marcel dengan panjang

"Dan anda mempunyai ayah yang bernama Argov afandra, dan untuk ibu anda.. beliau telah meninggal saat anda berusia 6 tahun." Ucap marcel mengakhiri perkenalan itu

"Ohh seperti itu ya.."

"Iya Alfie, apa masih ada pertanyaan?"

"Apa keluarga ku menjenguk ku saat aku koma?"

"Um.. tidak pernah, mereka tidak memperdulikan mu.."

"Oh seperti itu ya?"

"Iya Alfie", jawab Marcel seadanya. Akhirnya alfie pun berniat tidur agar infusnya cepat habis.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*Skip saat infusan habis

Setelah infusan di cabut, Alfie pun di perbolehkan pulang. Saat sudah sampai tujuan yaitu rumah nya, ia melihat beberapa mobil dan motor berjejer di garasi rumahnya. Ia pun memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu, saat masuk ia malah melihat kakak nya yang sedang bersenda gurau di ruang tamu bersama teman-teman nya dan tunangannya.

Ia tidak memperdulikan nya lalu pergi meninggalkan ruang tamu itu begitu saja. "Janda kamar gua di mana?".

"Kamar anda berada di lantai dua dengan pintu yang berwarna biru, tuan", jawab Marcel. Alfie pun mengerti lalu pergi ke lantai dua tempat kamarnya berada.





.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
.

.



.
















TBC

Sorry apa? Ya betul

Sorry kalo ga nyambung
Sorry kalo dikit
Sorry kalo ga ngefeel
Terimakasih sudah membaca sampai sini jangan lupa voment

Suddenly Be An AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang