Chapter 7

281 253 131
                                    

pelajaran pun di mulai, ibu Eva menjelaskan pelajarannya kepada murid-murid lainnya. Aku dan Handry mendengarkan pelajaran yang di jelaskan oleh ibu Eva, sampai pada saat pukul setengah sepuluh, waktu istirahat pertama. Dan bel istirahat sudah berbunyi.

"Rey kamu bangun kesiangan lagi? apa karena kamu tadi tidur larut malam ya?" Handry berbicara padaku.

"Aku tidak tidur larut malam kok, entah kenapa aku merasa Lelah saja akhir-akhir ini." Aku membalas pertanyaan Handry. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku, kenapa aku terus memikirkan hal yang seharusnya tidak usah aku pikirkan.

Tentang wanita itu, aku tidak tahu maksud sesungguhnya. Tapi mungkinkah Aku harus menemuinya. banyak sekali yang aku ingin tahu darinya. Aku dan Handry memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja, karena di kantin sangat ramai. Aku lagi malas mengantri. Kami berdua asik membaca buku, sampai kurang lebih setengah jam kemudian, bel masuk berbunyi tepat pukul 11.00 dan kami kembali ke kelas.

"Oh ya Rey, novel itu katanya akan rilis besok". Handry mengajakku bicara saat guru sedang menjelaskan. "Iya, aku sudah tahu itu. Sudah ga sabar lagi hehe". Aku menjawab pertanyaan Handry.

kita berdua asik mengobrol tentang novel novel kesukaan kita berdua, dan sampai lupa mendengarkan pelajaran. Saat itu sedang ada pelajaran Matematika. Handry sangat suka pelajaran Matematika, bahkan dia pernah mengikuti olimpiade matematika dan mendapatkan juara 1.

"Kalian berdua!? kalian tidak memperhatikan pelajaran bapak ya?! dari tadi bapak lihat bercanda terus". Pak Sandi guru matematikaku menatap galak kami berdua. sambil membawa penggaris besar yang biasa dia bawa untuk membuat garis di papan tulis.

"I-iya pak maaf". Aku dan Handry merasa bersalah karena bergurau saat pelajaran sedang di mulai.

"Handry, maju kedepan. dan isi soal yang bapak tulis!" pak sandi menyuruh Handry untuk maju ke depan. Tanpa rasa khawatir sedikitpun Handry maju ke depan dan ya, dia mampu menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis dengan cepat, padahal tadi dia tidak memperhatikan saat pelajaran sedang di terangkan.
"sudah pak." Handry menjawab pertanyaan hanya beberapa detik saja.

"Bahh keren AMAZINGG". Aku bersorak takjub

"Benar, kamu benar-benar berbakat. jawaban kamu benar. Tapi tetap saja, sepintar apapun kalian, sesopan apapun kalian, jangan pernah menyepelekan guru kalian yang sedang menjelaskan di depan. karena jika Etika kita rendah maka sia-sia semuanya. Kalian mengerti?".


"Iya pak, kami berdua minta maaf. Karena telah bercanda saat bapak sedang menjelaskan".
Aku dan Handry meminta maaf kepada Pak Sandi.

kelas kembali lengang dan pelajaranpun dilanjutkan. Aku serius memperhatikan pelajaran. Hingga pukul 2 siang bel pulang berbunyi. Murid-murid keluar dari kelasnya masing-masing dan pulang kerumahnya masing-masing.

"Ayo Rey mau pulang bareng gak?". Handry mengajakku

"Oh kamu duluan aja deh, aku disini dulu".

"Ngapain? mau aku temenin gak?". Tambah Handry

"Gak usah, kamu duluan aja. Aku mau ada perlu sebentar di perpus". Aku menjawab perkataan Handry.
"Ya sudah kalau begitu, aku duluan ya". Handry keluar kelas sambil melambaikan tangan.
Aku pun membalas lambaian tangannya.

Akhirnya aku sendirian, dan sekarang adalah waktu yang tepat.

TUNGGU KELANJUTANnya ya!!! :)

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang