Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kejadian itu sekitar tiga hari yang lalu, bermula saat sudah hampir tengah malam dan Yui yang berada di kamarnya memanggil Sachio dengan sangat keras hingga membuat pemuda itu berlari ke kamar Yui karena khawatir.
"Ada apa?!" tanya Sachio sambil membuka pintu kamar Adiknya dengan kasar. Ia mengerutkan keningnya saat melihat Yui meringkuk di atas kasurnya, ia kemudian menghampiri Yui dengan tatapan kebingungan.
"Kau kenapa? Sakit perut? Mau ke dokter?" tanya Sachio khawatir.
Yui menggeleng, "Bulannya datang. Nii-chan, bisakah kau pergi ke mini market di depan komplek?" tanya Yui.
"Untuk apa? Ini sudah hampir tengah malam," tanya Sachio yang belum bisa menangkap maksud dari Yui.
"Tolong belikan aku pembalut. Aku lupa membelinya tadi siang, lagipula tanggalnya datang terlalu cepat dibanding bulan lalu," jawab Yui sambil menahan rasa sakit di perutnya.
Sachio menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Kenapa tak menyuruh Sawamura saja?" tanyanya. Ini pertanyaan bodoh.
Yui yang tadinya berwajah kesakitan kini menatap Sachio tanpa ekspresi, terlihat juga api kemarahan yang akan keluar dari mata gadis itu, "Apa kau tak bisa berpikir, Nii-chan? Bagaimana bisa aku menyuruh Sawamura-kun yang rumahnya jauh dibanding menyuruhmu yang tinggal serumah denganku?" tanya Yui.
"Baiklah, aku mengerti. Apa ada lagi yang mau kau beli?" tanya Sachio yang akhirnya mengalah.
Setelah mendengar semua pesanan Yui, Sachio keluar dari kamar Adiknya, kemudian ia melihat sekeliling rumahnya yang besar itu. Sialnya malam itu para pelayan di rumahnya sudah pulang ke rumah masing-masing, ia juga tak bisa menyuruh security di depan karena harus ada yang menjaga Adiknya di rumah.
Sachio menghela napas panjang, mau tak mau memang harus ia sendiri yang pergi untuk membeli apa yang Yui minta tadi. Lalu dengan langkah yang malas, ia akhirnya keluar juga dari rumahnya.
Sesampainya di mini market, Sachio langsung mencari rak tempat pembalut di taruh, dan saat sudah berada di hadapan rak pembalut Sachio jadi kebingungan sendiri. Pasalnya Yui tadi tak memberi tahu harus membeli yang mana, dan ternyata ukuran juga jenis pembalut ada banyak sekali. Lalu, apa Sachio harus membeli semua satu per satu pembalut ini?
"Dasar Yui," gerutu Sachio yang kebingungan.
Saat itu, seorang gadis yang mungkin seusianya berdiri di samping Sachio, lalu Sachio memperhatikan gadis itu, si gadis mengambil sebuah pembalut yang ada di dekat Sachio dan berlalu begitu saja.
"Baiklah." Sachio akhirnya mengikuti gadis tadi dan mengambil merk yang sama. Lalu ia berjalan dan tak sengaja malah seperti mengikuti gadis tadi dari belakang.
Sachio harus membeli beberapa roti juga cokelat titipan Yui, banyak sekali yang gadis itu inginkan di malam hari seperti ini. Menyusahkan saja.
Gadis tadi sedikit menoleh dengan tatapan tajamnya pada Sachio, ya... Sachio tahu, gadis ini menjadi was-was karena Sachio berada di belakangnya 'kan. Tenang saja, Sachio bukan lelaki mesum kok.