Gema terbangun dari tempat tidurnya, dia bangun dengan hati-hati. Badannya seperti remuk, Gema menghela nafas. Bagaimana bisa dia ada di kasur ini, ck sial lagi-lagi dia lupa dengan kejadian semalam.
Gema menatap sekeliling dia mengenal tempat ini. Jangan-jangan dia sudah sampai, sial kenapa dia bisa selupa ini. Gema keluar dari kamar, ini memang rumahnya yang dulu. Dengan tergesa-gesa Gema keluar dari rumah, dia akan menemui seseorang yang menjadi tujuannya kembali kesini. Seseorang yang Gema yakin akan bisa mengurangi rasa sakit di hatinya.
Gema tersenyum melihat rumah sebelahnya menyala. Ini sudah malam, tetapi masih terlalu cepat kan untuk tidur. Gema berjalan menuju rumah itu dengan hati berdesir. Gema berhenti lebih dahulu ketika hampir keluar pagar rumahnya.
Dia melihat ada motor terparkir disana. Bagaimana bisa ada motor berada di depan rumahnya. Pasti motor milik Kris pikir Gema, Gema tak menggubris dia melanjutkan jalan kearah rumah itu.
Gema tersenyum ketika sang pemilik rumah menyapanya, perempuan paruh baya itu masih mengenalnya.
.....
Lona duduk di meja belajarnya, dia tengah mengerjakan pekerjaan rumah sehabis makan malam tadi. Lona berhenti mengerjakan tugasnya ketika mendengar suara ibunya yang tengah mengobrol di ruang tamu. Memang suara orang yang mengobrol dengan ibunya itu suara lelaki, tetapi itu bukan suara ayahnya. Dan hal itu yang membuat Lona penasaran, dia keluar dari kamar untuk melihat siapa tamunya.
"Itu Lona! Lona sini, kamu pasti senang." Teriak Nita antusias, membuat Lona berjalan seraya menatap cowo yang membelakanginya.
"Kenapa Ma?"
"Tebak siapa dia?" Lona shock, melihat cowok yang tadi membentaknya di bus tengah duduk di sofa miliknya.
Cowok itu ikut terkejut, tetapi dia segera menormalkan wajahnya. "Dia Gema, Lona. Masa kamu lupa, dulu aja kamu suka kangen sama dia." Ujar Nita tertawa mengingat Lona kecil.
Lona semakin shock mendengar nama Gema. "Kayaknya kalian perlu waktu buat bicara. Papa sama Mama tinggal dulu ya." Ujar Papa berdiri dari duduknya mengajak istrinya keluar rumah yang kebetulan mereka ingin duduk di teras tadi sebelum Gema datang.
Lona terdiam, tetapi dia berjalan duduk di sofa samping Gema. Gema melirik Lona datar, kemudian menyeringai kecil. Lona masih seperti dulu lugu, lucu, dan cantik. Lona yang ditatap Gema, wajahnya memerah kemudian memalingkan wajahnya dari Gema.
"Gema kenapa liatin aku gitu..." Ujar Lona lirih, menahan malu. Gema disampingnya tertawa kecil.
"Lucu aja, udah lama sekali ya..." Balas Gema. Lona balik menatap mata Gema, cowok didepannya ini mengapa sangat tampan.
"Gema yang tadi di bus kan?" Balas Lona mengalihkan topik.
"Iya, maaf gue gak tau kalo itu lo." Balas Gema dengan wajah tenang, wajah tadi di bus yang galak dan nampak menakutkan itu hilang.
"Aku enggak percaya kalo itu kamu. Ini beneran Gema kan?" Tanya Lona bahagia, Gema mengangguk.
"Iya, Bel. Sekarang gue tinggal dirumah yang dulu." Lona tersenyum mendengar Gema mengingat nama panggilannya dulu.
"Sama Mama kamu atau Papa kamu?" Tanya Lona.
"Sendiri." Balas Gema tenang.
Lona mengangguk, dia tidak bertanya lebih jauh tentang keluarganya. Takut itu menjadi hal sensitif bagi Gema, mengingat hal sensitif. Lona jadi teringat Gema yang membentaknya di bus tadi.
"Maafin aku yang tadi buat kamu marah." Ujar Lona, Gema menyingit.
"Maksud lo?"
"Iya, tadi di bus. Kamu marah ya gara-gara aku bilang kalo kamu bisu?" Gema malah terlihat seperti berpikir, dia seperti tidak mengingat kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVEL- Behind the Two Devils
Teen FictionBagaimana jika Gema tidak bertemu kembali dengan Lona. Akankah dia mengetahui rahasia tentang dirinya. Ya, rahasia tentang dirinya sendiri. Gema dan Novel saling berkaitan tetapi tidak saling mengenal. Bagaimanakah dengan Lona? Gadis yang akan terj...