Gema dan Lona berjalan beriringan dari parkiran sekolah menuju kedalam sekolahan. Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka lebih tepatnya kearah Gema. Gema nampak asing dan tampan bagi mereka, siswi banyak berbisik kagum.
"Eh itu yang katanya anak baru gak si?"
"Iya ganteng banget, sumpah."
"Gk cuma itu, gue dapat info kalo dia itu pintar banget. Di sekolahan dulu suka juara lomba, juara kelas, dan dia jago olahraga."
"So perfect, gak sih."
"Tapi kok sama Lona si?"
"Ya gak papa kali, Lona kan juga cantik baik banget lagi."
"Couple golas, banget menurut gue."
"Ck, gue masih gak tau kenapa pada suka sama Lona Lona itu."
Bisik-bisik siswi, Lona tak mendengarkan hal itu. Dia melambai kepada orang yang dia kenal, tiba-tiba tangannya digenggam Gema. Lona menoleh,
"Anterin gue ke ruang kepala sekolah, gak papa kan?" Ujar Gema lembut, Lona mengangguk.
"Kamu tau ruang kapsek?" Tanya Lona, Gema menggeleng. "Ayokk!" Lona menarik lengan Gema menuju ruang kapsek. Di sepanjang perjalanan Lona tak berhenti berceloteh, Gema hanya membalas secukupnya.
"Udah sampai. Aku tunggu didepan, kira-kira kamu kelas apa ya nantii?" Gaum Lona, Gema mengangguk. Selanjutnya Gema masuk kedalam, Lona menunggu di teras seraya memainkan ponselnya. Tak lama Gema sudah keluar, Lona memasukkan ponselnya ke saku kemudian menghampiri Gema.
"Gimana? Kamu di IPS berapa?"
"IPS 4."
"Depan gedung kelas aku dong. Aku kelas IPA 1."
"Yaudah mau gue anterin sampai kelas lo?" Tanya Gema, Lona menggeleng.
"Kamu udah tau kan kelas kamu?" Gema mengangguk.
"Yaudah aku pergi dulu, nanti istirahat tunggu di kantin ya. Aku mau ngasih request makanan enak." Gema tersenyum, mengusap rambut Lona. Kemudian berjalan kearah berlawanan dengan Lona.
....
Setelah memperkenalkan diri didepan kelas, Gema beranjak duduk disebelah seorang cowok bernama Kara yang menyuruhnya duduk disana. Kara memperkenalkan diri ala pria, kemudian menunjuk teman-temannya juga.
"Karena lo ganteng, jadi kita satu geng." Kalimat akhir Kara, Gema menaikkan alisnya masih jaman sekarang geng-geng an.
"Masih jaman geng-geng an?" Tanya Gema, Kara malah menepuk pundak Gema.
Dia tertawa, "gak lah gue canda. Cowok gak ada geng-geng an, emang kita kayak cewek aja." Ujar Kara melirik salah satu siswi dikelasnya.
"Dia lagi nyindir si Sena, Ma." Sahut salah satunya Temannya bernama Putra.
"Si Sena kalo ada cewek baru cantik, langsung gitu."
"Eh apaan si lo! Buat citra gue buruk aja!" Teriak siswi bernama Sena.
"Sena! Kamu kenapa teriak? Mau gantiin bapak didepan?"
"Eh enggak pak!" Balas Sena, cowok-cowok bersama di sebelah Gema tertawa. "Awas kalian!" Ancam Sena.
Usai pelajaran selesai kini tiba waktunya istirahat, Kara sudah mengajak Gema untuk ikut pergi ke kantin tepi Gema menolak. Dia akan pergi ke kantin sendiri, sebelum dia beranjak pergi Sena menghampiri.
"Gema, minta nomor lo dong. Nanti gue masukin ke grub kelas." Ujar Sena menyodorkan ponsel dengan senyuman manisnya.
Gema membalas dengan senyuman tipis, "boleh." Dia mengambil ponsel Sena kemudian mengetik nomor ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVEL- Behind the Two Devils
Teen FictionBagaimana jika Gema tidak bertemu kembali dengan Lona. Akankah dia mengetahui rahasia tentang dirinya. Ya, rahasia tentang dirinya sendiri. Gema dan Novel saling berkaitan tetapi tidak saling mengenal. Bagaimanakah dengan Lona? Gadis yang akan terj...