Badut Mampang

18 6 5
                                    


Setelah bertemu Althanza, Fitri memilih untuk melanjutkan acara jalan-jalannya sebelum hari kian siang. Ia memmacu kendaraan roda duanya dengan kecepatan sedang menuju alun-alun. Mencari jajanan untuk nanti di rumah sepertinya lebih baik.

Banyak gerobak jajanan yang berjejer di pinggir jalan, membuat mata Fitri berbinar. Dengan semangat perempuan itu menjajaki berbagai gerobak makanan. Satu kantong kresek besar sudah dalam genggaman. Namun, Fitri masih menyapu pandang, mencari makanan yang sejak tadi ia incar.

Telur gulung. Penjual makanan yang dikelilingi pelanggan itu menjadi tujuan terakhir kulineran Fitri hari ini.  Sembari mengantre, ia melihat badut Mampang kuning tak jauh dari tempatnya duduk.

"Mang, saya beli sepuluh ribu. Saya mau ke sana dulu," katanya kepada penjual telur gulung yang sibuk melayani pelanggan. Setelahnya ia berlari kecil menghampiri badut Mampang yang memegang kertas berbentuk bulat.

Will you marry me?

Fitri mengernyit membaca tulisan tersebut. Ia menggeleng beberapa kali sembari tertawa. Apa badut itu sedang melamar seseorang?

"Dek, minta tolong fotoin, dong," ujarnya pada dua orang remaja yang melintas di depannya.

Kedua remaja itu menoleh, senyum lebar menyambut Fitri saat keduanya menyadari siapa yang meminta bantuan.

"Kak Fitriana, kan? Model itu, kan?" Salah satu dari mereka bertanya cepat.

Fitri mengangguk dengan senyum lebarnya. Lalu memberikan ponselnya pada dua remaja tersebut. Ia berjalan mendekati badut Mampang dan berbicara sebentar.

Fitri memposisikan diri di samping kiri badut dan menatap kamera ponselnya. Berbagai gaya ia lakukan bersama badut Mampang yang menurutnya menggemaskan itu.

Setelah berfoto, badut tersebut memperlihatkan kertas yang sempat disimpan kepada Fitri.

"Sorri, gue udah punya calon suami," tolaknya, kemudian mengucapkan terima kasih atas kesediaan badut tersebut.

"Kak, kita juga mau mknta foto sama kakak."

Usai berfoto dan mengambil pesanannya, Fitri memilih pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.17 WIB. Siang nanti ia harus ke studio untuk melakukan pemotretan.

***

Melakukan pose dengan memamerkan sebuah produk sudah biasa dilakukan. Proses pemotretan kali ini berjalan lancar dan cepat.

Fitri mendudukan diri di samping Lidya—teman karib sekaligus menejernya. Ia menerima botol air mineral yang Lidya beri dengan senang hati.

"Abis gini enaknya jajan es." Fitri meletakkan botol di atas meja, kemudian meraih ponsel yang disimpan di samping botol.

"Jus?" sahut Lidya.

"Mixue depan enak kayaknya." Ucapan Fitri disambut riang oleh Lidya. Setelah membereskan barang, mereka berpamitan pada semua tim di studio.

"Lo mau apa?"

Setibanya di minimarket depan studio, tanpa basa-basi lagi Fitri bertanya.

"Mango Smoothies with Ice Cream." Dengan cepat pula jawaban Fitri dapatkan dari Lidya yang memilih duduk di kursi depan minimarket.

"Mango Smoothies with Ice Cream 1 sama berrybean sundae ice cream 1," pesannya, kemudian menyusul temannya duduk menunggu nomor antre dipanggil.

Different Ways ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang