Page 01

7 4 0
                                    


   

Sudah hampir 5 tahun seorang gadis cantik bernama Kirana Electra Atalanta ini suka bermain ice skating bahkan sambil sedikit sampai ia mulai belajar sedikit demi sedikit untuk impian barunya itu. Ya, Kirana memiliki mimpi menjadi seorang Figure Skating sejak berumur 12 tahun karena menurutnya itu sangat unik dan menantang.

Kirana sendiri menyukai hal hal yang menantang karena menurutnya hidup tanpa tantangan itu sangat flat. Sampai dihari yang ditunggu tunggu akhirnya Kirana berhasil masuk ke sekolah khusus orang orang yang bermimpi menjadi Figure Skating. Ya memang di umurnya yang sekarang sangat tidak memungkinkan untuk berlatih dari awal.

Tapi umur tidak menjadikan alasan untuk menghentikan impiannya itu. Bahkan sampai di hari mulai gelap pun Kirana tetap berlatih sendiri di ruang latihan untuk melenturkan badannya dan sekarang sudah hampir sebulan Kirana sekolah disana dan ia mulai bisa sedikit demi sedikit apa yang diajarkan oleh pembimbingnya sampai dimana saat ia mempunyai seorang teman baik bernama Zalendra Kalingga yang memberi motivasi kepada Kirana untuk terus berlatih tanpa memikirkan umurnya yang sudah 17 tahun.

Sampai pada hari itu Kirana terlihat berlatih sendiri di ruangan tanpa ada yang menemaninya. Kirana berlatih untuk menyeimbangkan badannya agar tidak oleng dan terjatuh saat berputar. Namun siapa sangka bahwa malam itu adalah malam terakhir Kirana berlatih disana karena pada saat latihan melompat kaki Kirana keseleo karena tidak seimbang saat mendaratnya.

Kebetulan saat Kirana terjatuh sambil merintih kesakitan itu ada Zalen yang ingin mengambil sepatunya yang tertinggal di ruangan, namun saat memasuki ruangan Latihan Zalen melihat Kirana sudah tergeletak kesakitan sambal menangis, Zalen langsung menghampiri Kirana sambil membantunya pelan-pelan untuk menepi.


"Kirr?? Gapapa?" Tanya Zalen yang sedikit khawatir melihat Kirana kesakitan.

"GAK GAPAPA ZALENN!!!" Jawab Kirana dengan tangisan yang semakin membesar.

"Hah??? " Ucap Zalen kebingungan mendengar jawabannya.

"SAKITT ZALENN!!! " Ucap Kirana yang nada bicaranya sedikit naik karena kesal.

"Loh iya iya jangan nangis dong, gue bingung gimana nih..." Ucap Zalen yang tambah khawatir melihat Kirana semakin menangis dan membantu melepaskan sepatunya.

"KAKIII GUEE LENN!! SAKIT BANGETT!!!" Ucap Kirana yang masih kesakitan dan melihat ke arah mata kakinya sedikit menonjol.

"Ahh, ayo deh sini naik punggung gue cepet." Perintah Zalen yang sudah menyediakan punggungnya untuk siap dinaiki Kirana.


Kirana langsung menaiki punggung Zalen dengan pelan pelan sambil menangis karena rasa sakit yang sangat sakit itu terus berdatangan. Zalen yang merasa Kirana sudah naik ke punggung nya itu langsung pergi berlari menuju ruang uks untuk meminta tolong kepada dokter disana. Namun saat sudah sampai di uks, dokter tersebut malah sedang tertidur di kursinya.


"Paddock..." Panggil Zalen yang masih menggendong Kirana.

"Paddock!!" Panggil Zalen yang sedikit meninggikan panggilannya namun dokter itu tidak kunjung terbangun dari tidurnya.

Zalen yang sudah frustasi karena dokter itu tidak terbangun juga, akhirnya ia menduduki Kirana di kasur pasien terlebih dahulu dan mengambil segelas air untuk diberi ke Kirana agar sedikit tenang dan kembali mengambil segelas air untuk di cipratkan ke dokter.

"PAKKK!!! BANJIR PAK BANJIRRRR!!!" Ucap Zalen yang membuat kaget dokter itu termasuk Kirana ikut terkaget.

"MANAA BANJIR!!???" Ucap dokter tersebut dan terkejut sambil buru buru naik keatas kursinya.

"Dimimpi bapak dokter." Ucap Zalen yang sedikit tertawa melihat tingkah dokter itu dan dokter pun kembali turun dari kursinya.

"Bikin kaget aja Len." Ucap dokter itu sambil kembali duduk di kursinya.


Kirana yang melihat mereka berdua malah bercanda malah semakin mengencangkan tangisannya karena dianggap mereka berdua telah melupakan bahwa Kirana yang sedang kesakitan di kasur dan menunggu untuk diobati oleh dokter. Zalen yang mulai tersadar bahwa Kirana sedang kesakitan itu langsung menarik tangan dokter untuk mengecek kondisi kaki Kirana.


"Ini gimana dok?" Tanya Zalen pada dokternya.

"Loh? kok tanya saya dek." Jawab dokter itu sambil melihat kakinya Kirana.

"PAKKK SERIUS DONGG!!!" Ucap Kirana yang sedikit ngegas kepada dokter itu.


Dokter itu seketika langsung sedikit takut dengan Kirana karena Kirana terlihat lebih seram dengan kondisinya saat itu. Dokter langsung memeriksa kondisi kaki Kirana itu sambil dengan kondisi Kirana yang masih menangis kesakitan, Zalen yang berusaha menenangkan Kirana itu pun malah membuat Kirana semakin menangis sampai Zalen berpikir apakah sesakit itu?



15 menit kemudian...



"Gimana dok? udah sembuh?" Tanya Zalen pada dokter yang sudah selesai memperban kaki Kirana dan memberi obat pereda sakit.

"Ga instan dek, ini butuh waktu 3-4 bulan buat sembuh normalnya." Jawab dokter.

"Lama banget." Jawab Kirana menjawab ucapan dokter.

"Trus kalo mau ikut kelas gimana dok?" Tanya Kirana.

"Ya, kamu izin dulu dek Kiran cantik." Jawab dokter dan terlihat kesedihan di wajah Kirana karena ia tidak bisa mengikuti kelas selama itu.

"Gapapa Kira, gue bantuin lu sampe kaki lu bisa normal lagi." Ucap Zalen yang menatap wajah Kirana, namun Kirana hanya membalas dengan senyuman kecil.

"Thanks, Zalen." Ucap Kirana yang membuat Zalen tersenyum.

Me et te Paris - Jeno,KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang