Loveless 10 - My Turn

743 35 0
                                    

Rokok terselip diantara bibir tebal, menyala, berasap tinggi. Pangkalnya kembali disesap, lalu asap dihembuskan perlahan ke udara. Axel sedang menikmati malamnya seorang diri, di apartement miliknya sendiri. Anak yang lahir dari keluarga bercerai itu sudah terbiasa hidup sendiri. Meskipun banyak yang menawarkan untuk tinggal bersama, Axel menolak. Dia suka kesendirian, Axel suka ketenangan.

Ditengah malam dengan guyuran hujan yang deras, Axel duduk di kursi balkon yang sedang menampilkan malam yang gelap. Suara hujan yang ramai, selalu mampu membuat hatinya riuh meskipun sekelilingnya sepi.

Feshikha Dahayu. Nama wanita itu, selalu menemani kesepiannya. Seandainya Fe miliknya, mereka pasti sering menghabiskan malam bersama yang bergairah dan panas, lalu menikmati sepi setelahnya. Axel terpaksa memejamkan kedua mata, sesaat setelah rasa sakit terasa semakin kentara. Feshikha, kapan wanita itu bersedia mengisi kekosongan di dalam hatinya?

Suara pintu apartement dibuka dari luar, tanpa perlu bertanya, dia sudah tahu siapa dalang dibaliknya. "Gue nggak mau diganggu malam ini."

"Ada yang perlu gue sampaikan," jawab Mahesa terburu-buru, raut wajahnya menunjukan keseriusan, rambut yang biasanya disisir rapi malam ini terlihat berantakan.

Mata Axel memutar malas, merasa enggan mendengar apapun jenis informasi yang ingin disampaikan Mahesa. Namun, seperti tak mau mengerti, laki-laki yang ia bayar setiap bulan dalam bentuk gaji itu justru memaksa dan menarik tangan Axel untuk masuk ke dalam apartement. "Gue lagi males, Sa," tolak Axel.

"Sebentar, penting." Mahesa kembali menarik tangan Axel, meskipun laki-laki yang pantas disebut atasannya itu sudah menunjukan wajah yang tak bersahabat. "Lo harus tahu ini! Di luar hujan deras, gue bela-belain datang ke sini hanya untuk ini."

"Lo naik mobil, nggak akan ngaruh dengan cuaca."

"Xel, gue serius," ucap Mahesa tanpa mengubah ekspresi.

Akhirnya, Axel menyerah. Menurut saat tubuhnya di letakan di sofa depan televisi lantai dua penthouse miliknya. Mahesa dengan tergesa menyalakan televisi, mengatur chanel, lalu memundurkan waktunya beberapa menit sesuai yang ia inginkan.

Layar televisi sedang menampilan acara gosip. Axel hendak menghardik Mahesa sebelum sebuah nama yang terdengar familiar di telinganya disebut.

Ghana, aktor terkenal yang sudah jarang terlihat bersama kekasih, semalam tertangkap kamera sedang makan malam romantis dengan seorang model papan atas, Feshikha Dahayu. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang dimabuk asmara, berpegangan tangan dan berpelukan mesra.

Rahang Axel mengatup kuat, dengan manik mata yang memicing tajam mengunci layar televisi yang sedang menampilkan sosok Feshikha dengan seorang laki-laki tak dikenal. Tanpa kata, Axel terpaku mendengar fakta bahwa, sekali lagi, Feshikha menunjukan perlawanannya pada Axel.

"Gimana?" tanya Mahesa pelan. Selama mengenal Axel, hal yang paling laki-laki itu inginkan adalah seorang gadis berinisal 'Fe' Dia adalah saksi hidup, bagaimana sulitnya Axel menemukan wanita itu, tapi setelah sosok yang diharapkannya ada, Axel justru tak bisa memiliki.

Axel Adiputra, tidak akan semudah itu menyerah dan melepaskan. Dia bisa saja memaksa wanita itu untuk menjadi miliknya, meski dengan cara kotor sekalipun.

Mahesa kembali awas, meletakan remote televisi di atas meja setelah memutuskan menekan tombol off. Apa yang ingin ia tunjukan, sudah sampai ke tujuan. "Bos ...," panggilnya sekali lagi.

"Cari tahu kegiatan Asma besok."

Mahesa menyatukan kedua alis tebalnya. "Asma?" tanyanya memastikan. Nama yang disebut jauh dari prediksinya.

"Hem."

"Untuk apa?"

"Tugas lo adalah melakukan perintah gue! Bukan buat bertanya. Ngerti?!" Laki-laki itu berdiri, berjalan ke kamarnya tanpa memperdulikan Mahesa yang masih membeku.

Asma? Feshikha? Dua wanita berbeda yang bisa saja menjadi pelampiasan kemarahan Axel. Jika ini tentang Feshikha, Mahesa yakin, laki-laki itu tidak mungkin akan menyakiti wanita itu. Tapi jika tentang Asma? Wanita yang tidak tahu menahu tentang semua ini harus ikut dilibatkan, untuk apa?

Mahesa yakin, akan ada hal tidak baik yang mungkin akan terjadi di depan.

*

*

LovelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang