"Ma pa kami berangkat ya.." ucap Jeno mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian, Taehyun juga mengikuti apa yang dilakukan kakaknya. Ini adalah hari pertama sekolah di sekolah baru kedua bersaudara Shim ini.
"Iya hati-hati ya sayang.. Aduh anak mama udah cantik-cantik aja" puji gemas sang mama yang bernama Shim Junmin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa dulu anak mama, ya ga dek?" tanya Jeno pada Taehyun, yang kini tersenyum lebar
"Yoi kak" sahut Taehyun
"Jadi anak mama doang? Anak papa nggak gitu?" tanya Jake dengan muka sedih yang dibuat-buat, Taehyun dan Jeno terkekeh lalu memeluk sayang Jake.
"Anak papa juga dong pastinya" ucap Taehyun setelah melepas pelukan mereka.
"Iya bener" timpal Jeno
"Kalo gitu Tyun sama kak Nono berangkat ya pa, takut telat" ucap Taehyun
"ya udah hati-hati.. Jangan lupa Nono jagain adek ya" pesan Jake, Jeno mengangguk sebagai jawaban, lantas berjalan bersama Taehyun menuju sekolah, sementara Jake langsung pergi ke kantor. Taehyun dan Jeno memang tidak diantar, karena sekolah mereka tidak terlalu jauh dari rumah.
*
*
*
Diperjalanan Jeno dan Taehyun menghabiskan waktu dengan mengobrol-ngobrol santai.
"Kak nanti di sekolah gimana ya, Tyun jadi takut, apa kira-kira Tyun bakal punya temen?" tanya Taehyun, dia agak gugup kalau harus bertemu orang baru.
"Udah tenang aja jangan takut, kalau ga ada yang mau temenan, ya udah temenan ama kakak aja" ucap Jeno, Taehyun tersenyum mendengar perkataan kakaknya. Mereka terus mengobrol hingga tak terasa kedua kaki mereka sudah menginjak area sekolahan.
Murid-murid sudah lumayan banyak berdatangan, membuat kedua bersaudara Shim ini langsung menjadi pusat perhatian. Taehyun yang ditatap oleh banyak pasang mata mendadak gugup dia meraih tangan sang kakak untuk digengam. Jeno menoleh pada Taehyun tersenyum tipis untuk menenangkan sang adik, walau dalam hati Jeno juga gugup sebenarnya.
Mereka berjalan cepat memasuki area sekolah, tidak mau berlama-lama menjadi pusat perhatian. Hingga mereka akhirnya menjauh dari keramaian. Mulai terdengar suara-suara para murid lain.
"Eh! Eh! Jadi itu anak baru yang bakal sekolah disini?"
