BAB 2

433 31 1
                                    

"Tunggu aku menghalalkan mu. Ingat Allah untuk selalu menjaga rasa cinta kita."

Muhammad Arthur Azzaky

_____

Bab 2: Menjemput cinta

Allahu Akbar, Allahu Akbar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allahu Akbar, Allahu Akbar..

Suara kumandang adzan subuh masuk kedalam celah celah kamar para santri. Begitupun kamar Defa, kini gadis itu terbangun sendiri di dalam kamar yang masih menyala terang.

"Heh! Kok aku gak dibangunin sih," ocehnya.

Gadis itu panik kemudian mengecek kalender, ternyata sudah masuk tanggal masa haidnya datang. Benar saja kini roknya terdapat noda darah. Defa mengulum bibirnya.

Teman-temannya memang sangat hapal tentang tanggal biasa tamu bulanan mereka. Sesolid itu mereka, kini Defa beranjak ia membawa gayung berwarna pink yang isinya berbagai peralatan mandi.

Dibahunya tersampirkan handuk bermotif Upin-Ipin. Ia mendengus kesal, entah kenapa pagi ini ia sangat malas untuk mandi. Ditambah cuacanya kian dingin bagai baru turun salju. Defa menatap kesal kearah gayungnya itu, sampo yang terasa ringan karena isinya yang sudah habis, odol yang sudah kurus kering karena selalu defa paksaan kemunculan isinya.

"Gak dirumah, gak disini ada aja yang abis," kesalnya. Terpaksa ia meminjam odol milik Nisa, si bu ketu di kelasnya yang kebetulan tengah haid juga.

Selang 15 menit Defa baru keluar dari kamar mandi berpintu besi itu. Ia menyampirkan handuknya pada leher persis seperti letak sorban yang dipakai para ustadz.

"Nih makasih, Nis. Aku duluan ya!" Defa menepuk pelan bahu Nisa setelah menyerahkan odol yang telah dipinjamnya. Nisa pun hanya mengangguk mengiyakan.

"Pagi-pagi kusayang ibu, e-eh.." Defa memejamkan matanya,mencoba mengingat lirik yang sesungguhnya.

"Oalah, salah dodol! Harusnya bangun pagi kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi --

"CURUT KAMPRET!! AYAH!!" Teriak Defa saat ayam jago itu menerjangnya. Ia si penyuka ayam goreng, namun ia juga takut pada spesies bernama ayam.

Defa tak sadar kini ia telah menjatuhkan segala perlengkapan mandinya akibat kaget. Ia menggerutu membuat seseorang dibalik tembok itu tertawa pelan.

"Dasar ayam kampret! sabun lefboy aku jadi nyampur sama pasir. Huaa mana ini stok terakhir lagi. Awas aja lo ayam jahanam, kalo ketemu bakal aku goreng ditempat!" Celoteh nya.

Seindah Kisah Gus ZakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang