Bab 4

380 31 0
                                    

"Temukan pasangan yang bisa membawamu ke surganya Allah"

______

Bab 4: Teman baru

Arunika mulai muncul disudut timur. Suasana pesantren sangat ramai saat ini. Hari minggu, hari dimana para santri membersihkan area pesantren rutinan.

Begitupun Defa, gadis itu kini tengah menyapu halaman bersama ketiga sahabatnya.

"Syif! Enak banget kamu dari tadi duduk. Bantuin kek cabutin rumput tuh," cerca Lala. Ia merasa jengah dengan kelakuan temannya yang hanya duduk santai dibawah pohon berbanding dengan lainnya yang sibuk kesana kemari memebersihkan area pesantren.

"Udah bersih la.. Udah ah aku capek, mau mandi lagi, gerah," ucapnya, ia menepuk bokongnya mencoba membersihkannya dari debu.

Lala berdecak kesal, ia mengalihkan pandangannya pada Defa. Gadis itu terlihat sangat cantik saat wajahnya ditimpa sinar matahari mata indahnya berkilau bagai permata.

"Heran deh, anak ini kok bisa cantik banget ya, kayak unreal gitu loh. Matanya cantik, hidungnya udah kaya prosotan lagi, siapa sih yang gak mau sama nih bocah." pujinya.

"Yaiyalah, gen keluarga," sahut Luna, ia menepuk tangannya yang kotor. "Ibu bapaknya aja rupawan, udah kayak orang Korea. Apalagi anaknya yang emang campuran cantik sama bapaknya yang ganteng. Gimana gak nurun coba."

Lala mengangguk menyetujui ucapan Luna, memang benar orang tua Defa sudah tidak diragukan lagi rupanya. Bahkan diumur yang sudah tak muda lagi, ibu defa terlihat tetap awet muda seperti wanita yang baru berusia 20 tahun-an.

"Def!" Defa memberhentikan kegiatannya.

"Kenapa, Lun?"

"Udahan,mandi." Dua kata yang terucap dari bibir Luna mendapatkan anggukan dari Defa. Gadis cantik itu mengumpulkan sapu yang tadinya ia gunakan untuk menyapu halaman masjid.

Defa mengikuti ke tiga temannya di belakang. Tanpa sadar kini telah ada dua gadis yang sedang menunggu momen yang tepat untuk melakukan sesuatu. Dan..

Byurr

"Astagfirullah!" Pekik Defa, ia langsung
membalikan badannya.

Mendengar suara pekikan Defa, Lala dan Luna dengan cepat memeriksa keadaan dibelakangnya. Betapa kagetnya mereka melihat Defa yang sudah basah akibat disiram oleh dua gadis itu.

"Rasain, itu akibat lo karena udah caper sama gus Zaki," ucap salah satu dari gadis itu sinis.

"Lo hobi banget ya goda orang, apa jangan-jangan sikap lo itu turunan dari ibu lo yang sama sama penggoda? Cih, jalang."

Cukup sampai disini Defa menahan amarah. Ia tersenyum sinis dibawah sana, dengan sekali dongak-an, tangannya langsung bertumbukan dengan kulit Si gadis berkerudung hitam itu.

Plak!

Suaranya sangat nyaring, dan mungkin kini tangannya sudah meninggalkan bekas kemerahan pada pipi Tiara. Mata gadis itu melotot tak percaya bahwa dirinya baru saja ditampar. Sambil memegangi pipinya, Tiara menatap Defa nyalang.

"Berani-beraninya lo nampar gue!"

Defa menyeringai, "Ngapain gue takut sama lo? Emang lo Tuhan? Modelan mak lampir kaya gini kok ditakutin. Mulut lo itu kayaknya butuh disetrika biar gak kusut, berani-beraninya lo hina bunda gue. Asal lo tau, bunda gue sama sekali gak seperti yang lo ucapkan."

Mendengar balasan penuh tekanan dari Gadis penyuka senja itu, kini emosinya kembali membuncah. Dengan cepat tangan Tiara menggapai kerudung Defa dan menariknya dengan kencang, hingga rambutnya pun ikut tertarik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seindah Kisah Gus ZakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang