Caution: Mature Content (18+)
Clarissa pov
Ternyata Maratua Island ini beneran sebagus yang digambarin Sacha. Pasir putih dan laut biru jernihnya bener-bener cantik. Sacha milih penginapan yang bener-bener deket sama air. Dari pintu kamar, langsung pasir dan beberapa meter depannya udah air laut.Sacha mengeluarkan Ruby dari pet cargo. Kucing kecil itu keliatan kebingungan liat pantai. Ruby bener-bener cuman bengong ngeliat pantai.
"Lah kok bengong sih, Ruby? Nih main pasir" Sacha mengorek-ngorek pasir menunjukkan ke Ruby untuk main pasir.
Ruby mengikuti gerakan Sacha dan mulai mengais-ngais pasir. Beberapa saat kemudian Ruby langsung buang air besar di tempat yang dia gali tadi.
"Ternyata dia bengong karena kaget liat wc kok gede banget" Komentar Sacha melihat Ruby yang takjub ngeliat pasir terhampar sepanjang tepi pantai.
Sepanjang sore ini kami gunakan untuk duduk menikmati pemandangan laut yang sangat indah dari tepi pantai. Selama liburan ini, Sacha perhatian banget ke gue. Mulai dari nyiapin bawaan kami, selalu menggandeng tangan gue, hmm banyak deh yang bikin gue seneng.
Tempat kami menginap ini juga menyediakan makan malam dengan suasana yang cantik. Di restoran yang berada di atas air laut dengan pencahayaan yang romantis. Sacha menatap gue sambil tersenyum.
"Kok senyum-senyum?" Tanya gue.
"Gak apa. Gimana? Suka?" Tanya Sacha balik.
"Apanya?" Tanya gue bingung.
"Makan malemnya, suasananya, semuanya" Jawabnya.
"Iya suka banget" Jawab gue malu-malu. Entah kenapa ada rasa awal-awal pacaran dulu.
"Berasa gak ada ya kita" Celetuk Shasenka mengerling ke Febian.
"Yaa namanya juga supporting actress" Sahut Febian cuek menyeruput jus melon pesanannya.
"Heleh, gak bisa bener ini perabotan lenong liat orang bahagia, yuk ah balik kamar aja" Sacha mengajak gue, sementara Shasenka dan Febian cekikikan melanjutkan dessert mereka.
"Aku mandi duluan ya" Ujar gue sesampainya kami di kamar.
"Okedeh, eh ada di kasih apaan nih sama penginapan?" Sacha meneliti segelas minuman herbal di atas meja.
"Teh herbal kali ya? Kamu mau minum ini?" Tanya gue ke Sacha.
"Gak sih, kamu aja ntar, aku kenyang" Ujar Sacha.
"Okedeh aku mandi dulu" Gue meraih handuk.
Kelar mandi, gue membuka koper untuk mencari baju tidur. Ketika gue melihat isi koper, perasaan gue langsung ga enak. Gue menatap Sacha yang lagi berbaring sambil bermain handphone dengan ekspresi bete.
"Baju tidur aku mana?" Tanya gue.
"Tuh yang item" Tunjuk Sacha dengan santai.
"Ini baju apaaaaan??" Sahut gue kesel menunjukkan pakaian yang disebut Sacha baju tidur ini. Bahannya transparan dan hanya tertutup di dada dan selangkangan.
"Oh itu namanya lingerie" Jawabnya kalem.
"Iya aku tau ini lingerie tapi kenapa bawa beginian" Protes gue.
"Yaaa biar beda aja suasananya hehehe, udah ah aku mau mandi juga, pake gih bajunya ntar masuk angin" Kata Sacha sambil ngeloyor pergi ke kamar mandi.
"Yee ini mah biar di pake berapa lapis juga tetep masuk angin, bolong-bolong begini" Gue ngedumel.
Gue meraih teh herbal yang berada di meja dan meminumnya. Rasanya lumayan enak, wangi kayak ada aroma bunganya. Karena enak, jadi gue abisin. Sebenernya rasanya gak terlalu mirip teh, lebih dominan rasa bunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swagger Teacher Season 2
Teen FictionSekuel dari Swagger Teacher. Kehidupan tidak berhenti ketika mereka menikah. Kehidupan yang sebenarnya baru dimulai justru setelahnya. It still a full comedy with a little romance story. It would be my honour to entertain you guys.