Grandis pov
Masalah bazaar ini ngerepotin banget. Belum lagi masalah soal yayasan ini adalah milik keluarga gue dan orang-orang seangkatan gue ngira pihak sekolah bakal menangin kelas gue. Seriously, like they really care about me. Mereka cuman peduli soal Kak Fifi. Bahkan orang tua gue sendiri banggain Kak Fifi, bukan gue.Sekarang lagi jam bahasa inggris dan Sacha lagi ngasih tugas. Berusaha kayak guru pada umumnya, kayaknya dia belajar buat keliling-keliling kelas ketika muridnya lagi pada konsen ngerjain. Lamunan dalam kelas gue terganggu pas Mbak Iska, asisten Pak Kepala Sekolah, masuk kelas tanpa mengetuk pintu.
"Miss Sacha, siang ini ada meeting soal bazaar kelas, harus bawa satu murid perwakilan kelas yang jadi penanggung jawab bazaar, dari kelas ini siapa?" Tanya Mbak Iska bersiap mencatat nama perwakilan kelas A.
"Grandis" Sebut Sacha cepat. Gue langsung noleh melototin dia.
"Oke Grandis yah dari kelas A, jam istrahat kedua mohon ke ruang rapat bawa Grandis dan Miss Elena" Kata Mbak Iska. Oke, perfect. Gue bakal bersama dua orang gila ini.
Ngomong-ngomong entah perasaan gue aja atau Sacha emang agak beda hari ini. Biasanya dia cuman pake kemeja tipis sampe-sampe kita bisa liat bayangan tanktop dan collar bone-nya di balik kemeja putihnya. Katanya sih dia mudah kepanasan. Tapi hari ini dia pake blazer. Gue sampe ngecek kalender, gue kira tanggal hari ini hari besar atau apa gitu. Agak mengejutkan buat orang yang mulai hari kamis udah pake jeans gelap plus kemeja kembang-kembang kayak mau ke pantai macam dia.
"Why the fuck you drag my ass to that meeting?" Seru Miss Elena muncul di pintu kelas gue.
"Not me, peraturannya semua kelas bawa satu murid perwakilan dan dua guru" Jawab Sacha cuek. Tuh kan Miss Elena mana peduli sih.
"Oh. Who gonna come with us?" Tanya Miss Elena. Cepet amat berubah moodnya.
"Grandis" Jawab Sacha masih cuek ngecek tugas kami.
"Why you dress like Sean?" Tanya Miss Elena bikin Sacha kayak keselek pulpen. OOOHHH ASTAGA SACHA PENGEN KAYAK MISS SEAN HAHAHAHA.
"Shut up, Stankebitch" Sahut Sacha.
"Cosplay?" Tanya Miss Elena menahan senyum. Well, ini kejadian langka banget.
"Miss Elena senyum" Bisik Nia gak bisa menahan jiwa penggunjingnya.
"Iya tau gue gak buta" Bisik gue balik.
"Oh please, just go before I told Mr. Reis that I wanna switch partner" Kata Sacha.
"Don't need to be rude" Miss Elena menghilang dibalik pintu.
"Hey Grandis" Panggil Sacha.
"Ya?" Sahut gue.
"Come here" Panggilnya.
"Kenapa?" Tanya gue begitu merapat ke meja guru.
"Ngomong bentar di luar" Ajaknya. Dia berjalan menuju luar kelas dan gue mengikutinya.
Dia bersandar di pilar depan kelas. "Lo tau kan kalo Miss Elena gak bakal terlalu peduli sama kelas kita"
"Iya tau kok" Jawab gue.
"Tapi biar diantara kita aja yah, gue gak mau anak kelas mikir mereka gak disukai segitunya sama guru lain" Sacha menatap gue dengan serius.
"Dan kenapa gue harus rahasiain?" Tanya gue menatap dia balik.
"I'll buy you lunch after school" Sacha mencoba menyogok gue.
"Ice cream as dessert" Gue meningkatkan permintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swagger Teacher Season 2
Teen FictionSekuel dari Swagger Teacher. Kehidupan tidak berhenti ketika mereka menikah. Kehidupan yang sebenarnya baru dimulai justru setelahnya. It still a full comedy with a little romance story. It would be my honour to entertain you guys.