Hallo gess welkombek dengan Author yang syangat imut inich avvvv.
Najiesss narsis.Langsung aja dah baca😘
*****
Seperti kebiasaan saat ulang tahun, Devan dan Araya saat ini tengah menghabiskan waktu bersama. Devan pun tidak bersekolah begitu pun dengan Araya.
Saat ini mereka tengah berada di pantai, mereka berniat menghabiskan waktu di pantai sampai nanti malam.
HAHAHA
Araya dan Devan terus saja tertawa, membuat para pengunjung pantai gemas melihat pasangan tersebut.
"Hahaha udah udah, mending sekarang makan dulu" ujar Araya membuat Devan mengangguk.
"kamu mau makan apa?" tanya Araya, membuat Devan berpikir.
"emm, ayam goreng aja dehh" ujar Devan, membuat Araya mengangguk.
Mereka menikmati makanannya dengan nikmat, sesekali mereka bercanda agar tidak terlalu hambar.
Setelah makan, mereka menghabiskan waktu bersama tanpa ada yang berniat mengganggu, Araya dan Devan berlari menyusuri pantai hingga waktu sore pun tiba.
Araya dan Devan melihat sunset mereka duduk di pasir tanpa alas apapun.
Devan menoleh ke arah Araya. "Makasih ya" ujarnya, membuat Araya menoleh ia menggangkat sebelah alisnya. "Makasih buat?" tanya nya bingung.
Devan tersenyum, ia menggenggam tangan Araya erat. "Makasih karena kamu selalu ada buat aku" ujar Devan tulus membuat hati Araya berdesir haru.
Araya tersenyum. "Ga perlu berterimakasih, aku akan tetap disini sama kamu" ujar Araya meyakinkan membuat hati Devan menghangat. Ia memeluk Araya erat di balas pelukan erat oleh Araya.
"I love u more"
"Love u too"
Disini di pantai ini, ada dua insan saling mempertahankan satu sama lain. Pantai ini dan sunset, menjadi saksi bahwa Araya dan Devan akan selalu saling menjaga satu sama lain.
****
hahh
Sudah beberapa kali Revan menghela nafas, saat ini pikirannya sangat gusar. Lihat saja, kamar nya sangat argghh berantakan sekali.
"Gue udah gila" ujar Revan sembari memandang foto seorang gadis yang ia potret secara diam diam.
"Dan itu karena lo, Araya" ujar Revan tersenyum. Baiklah sebut saja dia gila karena tersenyum melihat foto yang tidak bisa bergerak.
Revan terus memandang foto Araya dengan tatapan memuja, ia mencintai Araya lebih dari apapun.
"Gue akan secepatnya milik in lo, kalo pun harus ada pertumpahan darah gak masalah. Asal lo jadi milik gue, meskipun nyawa taruhannya" ujar Revan bertekad.
Ia berjanji, akan terus mengejar cintanya dan tidak akan membiarkan siapapun mengambil miliknya, meskipun itu menyakiti dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Araya [End]
Fanfictionwhat the?!? anjir transmigrasi?!? cuma karna cilok? Kok bisa ya ada orang transmigrasi cuma karna cilok?, emang ga masuk akal tapi ini yang Araya rasakan.