Kedua mata Yoona tampak sembab semua. Tangannya terus menggenggam tangan Jisung yang terasa dingin. Air matanya tak kunjung berhenti keluar, seakan stoknya tidak ada habisnya. Sedangkan Jong Suk, ia merengkuh tubuh istrinya yang kini sedang rapuh. Ia pun sebenarnya juga tak kalah rapuh dan terluka akan kenyataan, namun sebagai kepala keluarga, ia dituntut harus tetap tegar.
"Jagoan Mama harus bisa sembuh ya," kata Yoona kepada putranya yang kini masih tidur dibawah pengaruh obat.
Jong Suk mengusap lengan sang istri, "Pasti, jagoan kita pasti bisa sembuh. Kita harus selalu optimis dan selalu berdo'a." Yoona mengangguk dalam rengkuhan Jong Suk, suaminya.
Tak terasa, hari sudah berganti pagi lagi. Waktu begitu sangat cepat berlalu. Jong Suk izin kepada istrinya untuk pulang sebentar, guna mengambil beberapa pakaiannya serta beberapa baju santai untuk Yoona. Yang untuk sementara waktu akan menginap di rumah sakit. Serta mengambil beberapa keperluan putranya. Yoona pun mengiyakan, dan berkata jika Jong Suk harus selalu jaga diri.
"Kesayangan Mama bangun yuk, udah pagi sayang," Yoona membangunkan Jisung dengan sangat lembut, sembari mengusap rambut Jisung.
Jisung membuka matanya dengan perlahan, Jisung menyipitkan matanya kala cahaya ruangan yang masuk ke retinanya, membuat kepalanya sedikit sakit. Ringisan kecil keluar dari mulut Jisung. Membuat Yoona khawatir.
"Pusing nak?" tanya Yoona yang masih mengusap kepala Jisung.
"Ma..." bukannya menjawab, Jisung malah memanggil Mama-nya.
"Iya sayang?"
"Ada apa dengan tubuh Jisung, Ma? pasti ada yang salah dengan kesehatan Jisung 'kan Ma? soalnya kepalaku sering sakit, Ma, dan sakitnya tuh gak biasa. Rasanya sakit banget, Ma. Kayak mau pecah! dan juga tulang belakang ku rasanya sakit banget Ma." Jisung berkata tanpa jeda, dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan nafas memburu. Ia yakin, pasti ada yang salah dengan tubuhnya ini.
Yoona membengkap mulutnya, mulutnya sangat kelu saat ingin menjawab perkataan anaknya. Yoona mendekap tubuh Jisung dengan erat. Ia cium pucuk kepala Jisung beberapa kali.
√|TENTANG JISUNG, MIMPI, DAN LUKA|√
Disiang hari, Jong Suk yang menjaga Jisung di rumah sakit. Sedangkan Yoona, ia belanja sebentar ke minimarket untuk membelikan beberapa susu kotak yang di minta oleh Jisung, putranya. Jisung tampak tidur sangat nyenyak siang ini. Keadaan Jisung kini kian membaik, dan kata dokter, besok sudah boleh pulang ke rumah. Dan akan membuatkan jadwal check up untuk Jisung.
Keesokan harinya, Jong Suk dan Yoona membawa pulang Jisung ke rumah. Sesampainya di rumah, Jisung istirahat di ruang depan tv. Katanya ia sangat bosan berada di kamar terus, dan ingin menghirup udara luar sejenak.
Jong Suk pergi ke kamar Jisung, tepatnya di lantai dua. Untuk mengambil selimut serta bantal kesayangan Jisung. Setelahnya kembali ke ruang depan tv, dan menyelimuti tubuh ringkih putranya. Sedangkan Yoona berada di dapur membuatkan jus untuk semuanya.
"Makasih Pa..." Jong Suk tersenyum sembari mengangguk.
"Papa nggak ke kantor?" tanya Jisung saat melihat papanya malah ikut duduk di sampingnya. Ia kira setelah mengantar dirinya pulang, papanya ke kantor. Ternyata tidak.
"Papa ambil cuti sampai beberapa hari kedepan, untuk memantau kesehatan kamu di rumah."
Jisung mengangguk, "Mama juga?" tanyanya lagi.
"Iya, Mama sama Papa sepakat cuti sampai beberapa hari kedepan untuk memantau kesehatan kamu." Sahut Yoona yang baru datang bergabung.
Jisung mengangguk saja, setelahnya atensinya menonton televisi. Terserah kedua orang tuanya saja, padahal ia sudah besar, dan tidak perlu di temani keduanya sampai seperti ini. Tapi tidak buruk juga, ia suka dimanja keduanya seperti ini.
Jisung tidur dengan kepala yang berada diatas paha Yoona. Dan kaki yang berada di atas paha Jong Suk. Yoona mengusap-usap kepala Jisung, sembari menonton acara drakor. Dan sesekali melihat wajah Jisung yang tampak sangat damai saat tidur. Tak terasa putranya kini menjadi remaja yang teramat sangat tampan, seperti suaminya.
Tak terasa, hari sudah menjelang sore. Yoona, sosok ibu anak satu itu tengah sibuk membuat masakan spesial favorit Jisung. Putra satu-satunya. Putranya itu masih tidur dengan ditemani sang papa tercinta. Sepertinya tidur siang keduanya sangatlah nyenyak.
Jong Suk membuka matanya. Saat pertama kali ia membuka matanya hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah damai Jisung yang masih terlelap, menghadap dirinya. Jong Suk tersenyum, tangannya terjulur mengusap kepala anaknya. Wajah putranya begitu tampan dan menggemaskan. Tapi wajah itu kini terlihat masih sedikit pucat.
Malam harinya, keluarga kecil Jong Suk kini berada di taman belakang rumah. Mereka sedang membuat acara kemah kecil-kecilan, sesuai yang diminta oleh Jisung, putranya. Dengan acara bakar-bakaran, jagung, dan aneka sosis. Jisung dan Jong Suk tampak bersemangat membakar jagung dan sosis, sedangkan Yoona duduk lesehan, beralasan tikar disamping tenda.
Tak terasa waktu sudah begitu larut, Jisung juga sudah terlihat sangat mengantuk. Akhirnya Yoona menyuruh putranya beserta suaminya masuk ke dalam rumah. Untuk beristirahat.
Malam ini Jisung tidur sendirian di kamarnya. Anak itu meminta tidur sendiri, padahal tadi Yoona ingin tidur dengan anak bongsornya.
Sepulang dari sekolah, Jisung langsung pulang. Ia menolak semua ajakan temannya untuk belajar kelompok, termasuk Chenle. Tubuhnya mendadak tidak enak. Kepalanya juga berdenyut nyeri sedari di sekolah.
Jisung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Lalu ia memejamkan matanya untuk menghalau rasa sakit yang kini malah bertambah luar biasa sakitnya di kepala. Jisung menggigit bibir bawahnya, serta menjambak-jambak rambutnya.
"Sakit...." Jisung menangis dalam diam. Ini pertama kalinya ia kambuh disaat tidak ada kedua orangtuanya.
√|T E N T A N G J I S U N G M I M PI D A N. L U K A|√
Di rumah yang begitu megah, kini terdapat anggota keluarga besar yang sedang berkunjung. Malam ini kedua orang tua Joong suk beserta kedua kakaknya datang untuk sekedar berkunjung. Dan melakukan makan malam bersama.
"Aku mau bangunin Jisung dulu ya, Ma." Indah, selaku ibu mertua Yoona mengangguk. Lalu Yoona berjalan menuju lantai atas.
"Turun yuk sayang, kita makan malam bersama. Jisung kuat tidak?" tanya Yoona yang kini menatap wajah pucat putranya yang sedang berbaring.
"Gaenak badan Ma, mau di kamar aja. Malu juga wajah Jisung pucet kek gini."
Tapi pada akhirnya Jisung turun ke bawah sambil di gandeng Yoona. Sesampainya di meja makan, semua menyambut Jisung dengan kehangatan.
"Jie, gimana kabar kamu nak, baik sayang?" tanya Lexa istri kakak pertama Jong suk.
Jisung tersenyum, "baik tante."
"Udah, sekarang mari mulai makan malamnya," Jong suk mempersilahkan kepada semuanya.
Semuanya diam memakan makanan mereka. Kecuali satu orang disana yang hanya diam menatap makanannya, yaitu Jisung. Melihat makanan di depannya saja Jisung merasa sangat mual. Tapi ia tidak ingin merusak suasana, hanya gara-gara dirinya. Perlahan Jisung menyendok makanan yang berada di piringnya ke mulutnya. Namun perutnya benar-benar menolak gejolak mual tak tertahan lagi. Ia segera membekap mulutnya dan berlari ke kamar mandi.
Hal itu semua tak luput dari perhatian semuanya.
TBC
Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini ya guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Jisung, Mimpi dan Luka
RandomPark Jisung hanyalah seorang remaja yang mati-matian berjuang hanya untuk mewujudkan sebuah mimpinya mimpinya. Yaitu menjadi seorang Idol. Meski harus bertaruh nyawa, ia rela asal mimpinya tergapai. "Jisung, Mama gak setuju kalau kamu jadi idol!" "M...