Bab 9

395 60 2
                                    

Maaf aku telat update😭😭 Kemarin kemarin itu aku masih sibuk ngerjain proposal😑

Semoga aja habis ini aku nggak ada kesibukan lain dan bisa update tepat waktu.

.

.

.

Selamat membaca🌹

"aku tidak terima... Tidak terima..."

"Huft..."

Alvin menyeka keringat di dahinya sebelum melempar Thomas yang masih meracau ke sudut gang. Ia lega ketika berhasil memapah Thomas yang terlalu berat untuk ditanggungnya.

"Nah, pemabuk, katakan dimana kau tinggal?" Sayangnya perkataannya dibalas dengan keheningan.

Thomas memandang Alvin dengan matanya yang sayu. Dia berkedip malas sebelum menutup mata. Bahkan ketika Alvin berteriak di dekat telinganya, ia seakan tidak mau mendengar.

Karena itu Alvin memijat pangkal hidungnya pusing. Jelas bahwa pihak lain saat ini sedang tidur. Lalu bagaimana cara dia menemukan tempat tinggalnya!

Apa aku suruh Milles menjemputnya...?

Tapi aku tidak tahu dimana ini...

Sembari berpikir, Alvin kadangkala melirik Thomas yang tertidur pulas, kemudian ke arah jalanan padat kendaraan.

Atau kutinggalkan saja dia disini...?

Tapi pemikiran itu langsung saja ditepisnya. ia sama sekali tidak bisa meninggalkan Thomas sendirian di sini. Jika ada segerombolan preman, bisa saja Thomas diperkosa beramai-ramai.

Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding. Karena memang kenyataannya ia sedikit trauma dengan orang-orang biadab itu.

Sepertinya tidak ada cara lain!

Alvin berpikir sejenak sebelum memutuskan pergi ke jalan raya dan mencegat kendaraan secara acak.

Bunyi klakson tidak membuat membuat Alvin gentar, sampai sang pengemudi turun sendiri menghampirinya.

"Hei, apa yang kau lakukan menghalangi jalan!? Menyingkir!"

Sang pengemudi berkata sembari memaki-maki Alvin yang masih enggan menurunkan tangannya yang terentang.

Selang beberapa saat, ketika pengemudi itu lelah memakinya, Alvin baru ingin angkat suara.

"Bisakah anda mengantar temanku?" Tanya Alvin menatap tepat pada mata sang pengemudi.

"Enyahlah!"

Setelah berteriak, orang tersebut kembali masuk ke dalam mobilnya dan langsung membanting stir melewati Alvin. Ia hanya mengamati mobil hitam itu menjauh.

Haah... Sebenarnya aku sangat ingin bertobat. Tapi yah~ mau bagaimana lagi?

Alvin tersenyum miring setelah mobil hitam itu tiba-tiba menepi dan berhenti.

Sedikit trik kecil, ia sebenarnya sudah membuat jebakan sederhana. Pengalamannya menghadapi orang-orang kasar di kehidupan sebelumnya tak bisa di sepelekan.

Ketika orang itu sibuk menyumpah serapahi dirinya, sebenarnya dia sudah mengalirkan hampir separuh mana nya untuk menghasilkan duri tajam yang bisa menembus ban mobil.

Itu karena dia tahu orang tersebut tidak akan Sudi menolongnya. Selain itu ia agak kesal dengan ocehannya.

Alvin tersenyum tipis dan berniat menghadang kendaraan selanjutnya, sebelum Milles yang tiba-tiba saja muncul dengan motornya.

Transmigrasi Sang PengembaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang