Hari demi hari terus berlalu dan kali ini, Rose kembali mendapat amukan dari sang Papa gara gara masalah perusahan.
"Sini kamu!!"
Dengan kasarnya Joohyuk menarik Rose menuju keruangan kerjanya.
Brukk
Dihempasnya badan Rose dengan kasar dan dengan teganya dia menendang perut anaknya itu.
Brughh
Rose menggigit bibir bawahnya bagi menahan teriakannya. Arghh, perih sekali.
"Kenapa kamu menjual saham perusahan hah!?" Teriak Joohyuk dengan marah.
Rose mengumpulkan keberaniannya "Aku melakukan semua itu juga gara gara Papa! Papa mengkorupsi uang perusahan dan perusahan kita hampir bankrup!!"
Plakkk
Satu tamparan mendarat dipipinya "Kurang ajar!" Bentak Joohyuk "Kamu punya bukti kalau Papa yang mengkorupsi uang perusahan hah!?"
"Memangnya siapa lagi yang gila harta kalau bukan Papa!?!" Balas Rose.
"Kamu jangan kurang ajar ya!!" Bentak Joohyuk "Kamu harus ingat perjanjian kita yang dulu!!"
Rose menatap Joohyuk dengan benci "Aku ingat! Aku ingat kalau aku mengorbankan segalanya demi ketiga saudara aku! Aku ingat kalau aku ikut sama Papa karena Papa mengancam aku untuk menyakiti ketiga saudara aku kalau aku tidak mengikuti keinginan Papa! Aku ingat kalau Papa yang menghancurkan kebahagiaan Mama dan ketiga saudara aku! Aku ingat semuanya!!" Teriaknya.
Joohyuk terkekeh sinis "Bagus kalau kamu masih mengingatnya! Kali ini tidak ada peluang lagi untuk kamu! Kamu tidak bisa ketemu sama saudara kamu lagi! Awas saja kalau kamu ketemu sama mereka!"
"Mereka keluarga aku dan aku berhak untuk bertemu mereka!!"
Srett
Joohyuk menjambak rambut Rose membuatkan anaknya itu mendongak kesakitan "Memangnya kamu mau Papa menyakiti Jisoo, Jennie sama Lisa hurm?" Smirknya.
"Papa jangan pernah menyentuh mereka!!" Teriak Rose marah.
Joohyuk melepaskan jambakannya itu "Ah, sepertinya seru ya kalau Papa melukakan ketiga saudara kamu itu"
Rose mula terisak. Dia sudah merasa takut sama ancaman Joohyuk. Dengan segera dia memeluk kaki sang Papa "Hiks aku mohon, tolong jangan sakitin mereka. Hiks Papa bisa memukul aku tapi tolong jangan pernah menyentuh mereka" isaknya memohon.
Brughhh
Joohyuk kembali menendang Rose membuatkan anaknya itu tersungkur. Tanpa rasa kasihan, dia mengambil ikat pinggang dan mencabuk punggung sang anak.
Ctakkk
Ctakkk
Ctakkk
Rose hanya mampu meringkuk kesakitan. Mati matian dia menahan teriakannya.
Setelah melihat sang anak terkulai lemah, Joohyuk akhirnya berganjak pergi dari sana dengan santai seakan tidak ada apa apa yang terjadi.
"Nona!" Bibi Hana bergegas menghampiri Rose "Nona tidak apa apa?" Mata sang Bibi bahkan sudah berkaca kaca.
"A-aku tidak apa apa Bi" walaupun kesakitan, Rose masih bisa menampilkan senyuman tulusnya.
"Hiks kenapa Nona sanggup melakukan semua ini" Bibi Hana sudah mula terisak.
"Aku melakukan semua ini untuk Mama dan ketiga saudara aku Bi. Hanya ini yang mampu aku lakukan untuk melindungi mereka. Dulu aku ikut sama Papa juga karena Papa mengancam aku untuk menyakiti mereka. Papa mau aku ikut sama Papa karena Papa mau aku mengurus perusahan. Aku tidak peduli dijadikan pembantu oleh Papa demi melindungi mereka" lirih Rose.
"Ayo Bibi obatin" Bibi Hana membantu Rose bangkit dan membawa yeoja itu kekamar. Setibanya dikamar, Rose langsung mengganti bajunya dan membiarkan lukanya diobati oleh Bibi Hana.
"Argh perih" ringis Rose.
Bibi Hana menyibak baju Rose "Astaga" gumamnya ketika melihat memar diperut Rose dan itu sudah pasti gara gara tendangan dari Joohyuk.
Drttt drtt
"Bisa Bibi ambilkan ponsel aku?" Pinta Rose.
Bibi Hana bangkit dan mengambil ponsel Rose yang ada dinakas "Ini Non"
"Terima kasih Bi"
"Bibi kebawah dulu ya. Nona istirahat saja dikamar. Kalau butuh apa apa, panggil saja Bibi" ujar Bibi Hana.
"Baiklah Bi"
Setelah kepergian sang Bibi, Rose langsung mengangkat panggilan dari sekertaris kepercayaannya itu "Helo Georgia"
"Maaf mengganggu Mrs. Saya sudah berjaya mengumpulkan semua bukti tentang korupsi yang dilakukan oleh Tuan Joohyuk"
Rose sontak tersenyum "Nanti Ash akan mengambil bukti itu dari kamu. Terima kasih atas kerjasama kamu. Saya amat menghargainya"
"Saya senang bisa membantu Mrs"
"Baiklah Georgia. Saya harus pamit. Untuk beberapa hari kedepan, saya tidak bisa ke perusahan. Kamu uruskan saja semuanya. Saya percaya sama kamu"
"Baiklah Mrs. Saya akan melakukan yang terbaik"
"Saya tutup dulu"
Panggilan berakhir. Rose bernafas lega karena semua perjuangannya selama ini akan segera berakhir "Saatnya akan tiba" gumamnya.
Dibelakang mansion, terlihatlah Bibi Hana yang menghampiri Chanyeol yang sudah menunggunya disana.
"Gimana Bi?" Tanya Chanyeol.
"Tadi Nona Rose kembali dipukul sama Tuan Joohyuk" jelas Bibi Hana.
Rahang Chanyeol mengeras "Sekarang dimana si Joohyuk itu?"
"Tadi dia sudah keluar"
Chanyeol menghembuskan nafasnya dengan kasar bagi menenangkan dirinya "Apa Bibi punya buktinya?"
"Kebetulan sekali Bibi meletakkan kamera nya di ruangan kerja Tuan Joohyuk. Jadi sudah terekam dengan jelas kalau Nona Rose dipukul sama Tuan Joohyuk"
Chanyeol mengambil kembali kamera yang diberikan oleh Bibi Hana "Terima kasih Bi! Aku akan menunjukkan bukti ini kepada ketiga saudara Rose dengan segera"
"Baiklah. Semoga dengan cara ini Nona Rose bisa bebas dari Tuan Joohyuk"
Chanyeol mengangguk. Selama ini dia sudah berjanji sama dirinya sendiri kalau dia akan membantu Rose.
Tapi, atas alasan apa dia membantu Rose? Apa gara gara dia merasa kasian? Tidak salah si tapi sejujurnya dia membantu Rose karena dia sudah mula mencintai yeoja itu. Dia ingin menjadikan Rose miliknya dan sekarang saatnya dia melindungi orang yang dia cintai "Rose, tunggu aku. Aku akan membebaskan kamu dari kekejaman Papa kamu" gumam Chanyeol.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry✅
FanfictionHubungan persaudaran yang hancur gara gara salah faham yang terjadi. Akankah hubungan persaudaran ke4 gadis itu kembali seperti dulu? Namun, apakah akan ada sosok yang terkorban? Blackpink📌 Family📌 Fanfiction 📌