-6-

1.4K 204 4
                                    

Pagi sudah tiba dan seperti biasa, Rose tidak akan menikmati sarapannya bersama sang Papa karena dia tidak ingin mendengar sang Papa yang terus membicarakan soal uang.

"Mobil siapa itu?" Bingung Joohyuk menatap mobil yang terparkir didepan gerbang mansionnya.

"Chanyeol" sahut Rose singkat "Aku berangkat sama dia" tanpa berpamitan, dia bergegas memasuki mobil Chanyeol meninggalkan Joohyuk yang tersenyum bahagia.

"Sudah sarapan?" Tanya Chanyeol menjalankan mobilnya

"Belum" sahut Rose singkat.

"Apa perlu kita mampir untuk sarapan duluan?"

Rose menggeleng "Tidak. Aku harus buru buru ke perusahan. Ada meeting"

Chanyeol mengangguk faham dan melajukan mobilnya menuju ke perusahan. Dia tidak ingin cewek disampingnya itu telat.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka tiba di perusahan "Terima kasih" ujar Rose.

"Maaf, aku tidak bisa makan siang bareng kamu. Aku punya meeting" ujar Chanyeol.

"Tidak apa apa" sahut Rose "Tapi, apa nanti malam kamu bisa menemani aku?"

"Boleh banget"

"Nanti jam 7 kamu langsung saja menjemput aku di sini"

"Baiklah"

"Aku duluan" Rose berganjak keluar dari mobil Chanyeol dan bergegas memasuki perusahannya.

Chanyeol pula menatap kepergian Rose dengan tatapan yang sulit diartikan sebelum dia menjalankan mobilnya pergi dari sana.









:
:

"Selamat pagi cantik" Jennie tersenyum ketika sang pacar menghampirinya.

"Kai! Aku kirain kamu tidak bakalan mampir"

Kai terkekeh kecil "Aku pasti mampir dong untuk ketemu sama kamu. Ini aku ada beliin mandu untuk si gemoy aku ini" dengan gemesnya Kai mencubit pipi gembul Jennie.

"Ishh" Jennie mempoutkan bibirnya dengan kesal membuatkan sang pacar tertawa.

"Waduhh, pagi pagi saja sudah bikin iri nih" timpal Joy menggoda keduanya.

Kai sama Jennie terkekeh "Gue juga beliin makanan buat lo nih. Nanti lo makan bareng sama Jennie"

"Bagus deh. Kirain lo lupa sama gue" sahut Joy.

Kai menatap Jennie "Sayang, aku harus ke kantor. Kamu jaga diri ya. Kalau capek, istirahat saja" ujarnya mengelus kepala Jennie.

"Iya" sahut Jennie mengangguk.

"Joy, jaga pacar gue! Awas saja kalau dia lecet!" Ancam Kai menatap Joy tajam.

"Iya santai saja" sahut Joy pasrah.

"Aku duluan" pamit Kai mengelus pipi Jennie sebelum berganjak pergi dari sana.

Buat pengetahuan semua, Kai adalah seorang cowok yang bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah perusahan. Dia sudah menjalin hubungan sama Jennie sejak mereka masih sekolah. Mereka memang saling mencintai dan Kai bahkan tahu semua soal keluarga Jennie begitu juga sebaliknya. Dan Kai jugalah salah satu sosok yang menjadi sumber kekuatan untuk Jennie. Namun Kai masih belum tahu siapa sosok adek pertama Jennie.

Hubungan mereka bahkan tidak bisa diragukan lagi. Mama serta saudara Jennie juga sudah nyaman sama keberadaan Kai. Sepertinya Jennie memang sudah menemukan cowok yang cocok untuk masa depannya.

















*
*

"Li, istirahat dulu. Nih" Sehun menghampiri Lisa dengan membawa minuman.

Lisa menerima minuman itu dan langsung meminumnya "Thanks" ujarnya menghapus keringat di lehernya menggunakan sapu tangannya "Lo tidak kerja?"

"Hari ini gue libur jadi gue memutuskan untuk membantu lo" sahut Sehun.

Buat pengetahuan semua, Sehun adalah salah satu polisi. Dia sudah lama bersahabatan dengan Lisa bahkan bisa dibilang kalau dia mencintai Lisa namun dia belum berani untuk mengungkapkan perasaannya. Dia hanya mampu menunjukkan rasa cintanya itu dengan sentiasa ada disisi Lisa disaat Lisa membutuhkannya.

"Bagus deh. Gue juga harus pulang sebelum jam makan malam" sahut Lisa.

"Memangnya lo punya acara?"

Lisa mengangguk "Gue, Mama, Kak Ji sama Kak Jen bakalan makan malam diluar. Kak Ji mau traktir. Lagian sudah lama gue sama yang lain tidak makan diluar bersama"

"Gimana sama Rose?" Tanya Sehun hati hati. Dia memang tahu soal Rose bahkan dia mengenali Rose karena dulu dia juga menjadi sahabat Rose.

Pertanyaan dari Sehun membuatkan raut wajah Lisa berubah "Jangan bahas soal dia lagi"

"Li, lo itu kembaran dia jadi gue yakin lo lebih mengerti dia bukan?"

"Lo mau ngomong apaan si Hun? Lo mau membela dia?"

"Bukan seperti itu maksud gue Lis. Lo sama Rose itu sahabat gue dan gue tidak mau hubungan lo sama dia hancur"

"Hubungan gue sama dia sudah lama hancur. Dia bukan siapa siapa gue lagi. Gue bahkan sudah tidak sanggup untuk menganggap dia sebagai kembaran gue"

Lisa menghapus air mata yang tiba tiba mengalir keluar itu "Gue kecewa Hun! Dia bahkan lebih memilih kekayaan Papa daripada hidup bersama Mama dan saudara kandungnya!"

"Dia pasti ada alasannya Li"

"Alasan? Gue tidak peduli sama alasannya itu. Yang pasti, dia bukan siapa siapa gue setelah dia memilih untuk ikut sama Papa!"

Sehun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sosok didepannya itu memang keras kepala jadi dia tidak boleh menggunakan emosinya. Dia harus tetap tenang agar tidak memancing emosi Lisa.














  Tekan
    👇

I'm Sorry✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang