-13-

2.1K 242 26
                                    

3 bulan kemudian~

Tidak terasa, waktu berjalan dengan begitu pantas dan semuanya juga sudah berubah. Jisoo, Jennie dan Lisa tidak lagi bekerja ditempat mereka yang dulu.

Sekarang, Jisoo sudah menjadi Direktur perusahan CrEntertaiment dan Jennie menjadi CEO nya. Lisa? Yeoja berponi ini juga sudah kembali melanjutkan kuliahnya. Mereka kini sudah tidak lagi tinggal dirumah lama mereka. Mereka sudah tinggal disebuah mansion bersama sang Mama. Semua itu juga adalah berkat Rose.

Selama Rose mengurus perusahan sang Papa, dia membuka sebuah perusahan yang diberi nama CrEntertaiment dan dia meminta bantuan Ash menguruskannya untuk sementara waktu. Semuanya memang sudah menjadi rencana Rose. Dia ingin Jisoo menjadi Direktur perusahan itu dan Jennie harus menjadi CEO. Dia cukup yakin dengan kemampuan kedua Kakaknya. Untuk kembarannya itu pula, Rose sudah meminta Ash untuk menguruskan semua berkas berkas agar Lisa bisa melanjutkan kuliahnya. Dia tahu kalau Lisa ingin sekali kuliah seperti teman temannya yang lain makanya dia menunaikan keinginan Lisa.

Joohyuk? Pria itu sudah ditahan polisi atas tuduhan mengorupsi uang perusahan bahkan rekaman dia memukul Rose semakin menambahkan hukumannya. Sekarang dia hanya akan tinggal didalam sel tahanan untuk selama lamanya bahkan kondisinya semakin memburuk gara gara dia sering dipukul sama tahanan yang lain. Ah, ternyata karma memang ada.

"Selamat pagi Mama, Kak Jisoo!" Teriak Lisa menghampiri Jiah dan Jisoo yang lagi menyiapkan sarapan didapur.

"Pagi juga sayang" sahut Jiah.

"Pagi juga Li" sahut Jisoo.

"Dimana Kakak kamu?" Tanya Jiah. 

"Kak Jennie masih siap siap dikamar Ma" sahut Lisa mendudukkan dirinya dibangku.

Tidak butuh waktu yang lama, Jennie turun dan bergabung bersama mereka "Pagi Kak Jen!" Sapa Lisa. .

"Hurm" sahut Jennie cuek. Sejak 3 bulan yang lalu, sikap Jennie juga sudah berubah. Dia menjadi irit bicara bahkan terkesan dingin. Bukan tanpa alasan, dia hanya belum menerima kejadian yang menimpa mereka itu. Penyesalan, itulah yang dirasakan oleh Jennie membuatkan dia tidak bisa melanjutkan hidupnya seperti biasa.

"Jen, nanti Mama ikut kamu ya" ujar Jiah.

"Iya Ma" sahut Jennie singkat.

"Maaf ya Ma, aku tidak bisa ikut sama kalian. Ada meeting pagi" ujar Jisoo merasa bersalah.

"Tidak apa apa Ji, Mama mengerti" sahut Jiah.

"Kak Ji punya meeting, terus Kak Jen tidak ikut meeting?" Tanya Lisa.

"Biar Kakak saja yang menguruskan meeting itu. Jennie bisa ikut sama Mama" sahut Jisoo.

Lisa mengangguk faham "Aku juga punya kelas pagi si. Nanti pas kelas selesai aku kesana"

"Belajar dengan benar. Ingat janji kamu sama Rose" nasihat Jiah.

Lisa mengangguk dengan senyuman tipis "Aku ingat kok Ma" sahutnya. Dia memang masih ingat kalau dia berjanji sama Rose untuk lulus dan wisuda dengan nilai yang tinggi setelah dia mendapat tahu kalau dirinya bisa melanjutkan kuliah.


























*

Jennie dan Jiah sudah tiba ditempat tujuan mereka. Dengan sebuah bouquet bunga digenggaman Jennie, mereka berjalan memasuki sebuah ruangan.

Hening~

Hanya suara pendeteksi detak jantung yang kedengaran.

"Rosie, Kakak sama Mama datang" Jennie meletakkan bouquet bunga yang dibelinya itu diatas nakas dan mengecup pipi tirus sang adek.

Selama 3 bulan itu juga, Rose masih setia terbaring tidak sadarkan diri diatas kasur rumah sakit. Koma dan harapannya untuk bertahan hidup sangat tipis. Kepalanya mengalami pendarahan yang cukup serius dan itu jugalah menjadi satu satunya alasan Rose tidak sadarkan dirinya. Para Dokter bahkan sudah mengangkat tangan mereka. Mereka tidak dapat melihat harapan kalau yeoja itu akan bangun lagi. Sudah berkali kali mereka meminta keluarga Rose untuk menandatangani surat pelepasan alat penunjang hidupnya namun Jennie dengan tegasnya menolaknya dan mengatakan kalau adeknya hanya istirahat dan akan kembali sadar.

Namun, apa benar kalau Rose akan bangun?

Hanya ada 2 kemungkinan. Pertama, Rose akan sadar dan mereka bisa melanjutkan hidup mereka seperti biasa. Kedua, Rose pergi dan mereka harus berusaha mengikhlaskan kepergiannya.

"Ayo Rosie, bangunlah. Pukul Kakak! Kakak mohon bangun Rosie! Maafin Kakak karena tidak percaya sama kamu! Andai Kakak tahu semuanya dari awal, Kakak tidak akan membiarkan kamu melalui semuanya sendiri. Hiks ayo bangun Rosie! Pukul saja Kakak! Jangan hukum Kakak seperti ini. Hiks Kakak tidak kuat Rosie!" Teriak Jennie dengan tangisannya.

Jiah yang sedari tadi melihat semuanya hanya mampu menangis dalam diam. Dialah sosok yang paling terluka saat ini. Melihat sang anak terbaring koma bahkan tidak ada tanda tanda akan sadar membuatkan hatinya hancur. Dia merasa seperti sosok Ibu yang gagal. Dia mampu menjaga anak pertama, anak kedua dan anak bungsunya dengan baik namun dia gagal menjaga anak ketiganya. Maafkan Mama nak.















  Tekan
    👇

I'm Sorry✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang