Rose sudah kelihatan rapi untuk menikmati makan malam bersama sang Papa. Jujur saja, dia merasa aneh sama Joohyuk yang tiba tiba memintanya berdandan hanya untuk makan malam.
"Jujur sama aku, sebenarnya ada apa si?" Tanya Rose datar.
Joohyuk tersenyum "Malam ini kita bakalan makan malam sama seseorang"
Dahi Rose mengernyit "Siapa?"
"Calon suami kamu"
"Nde!?" Rose berseru kaget "Maksud Papa apa!?"
"Papa sudah menjodohkan kamu sama anak teman Papa. Dia CEO di perusahan sama seperti kamu"
"Papa menjual aku!?"
"Anggap saja seperti itu" santai Joohyuk "Dengar Rose, dia itu kaya bahkan dia bisa memberi semua yang kamu inginkan. Lagian, perjodohan ini bisa bikin mereka bekerjasama sama perusahan kita"
"Aku bukan matre! Aku tidak butuh harta dia! Selama ini, aku berjuang sendirian untuk mempertahankan perusahan Papa yang sudah hampir bankrup itu!"
"Cukup Rose! Papa tidak ingin mendengar segala bantahan kamu! Terima perjodohan ini kalau kamu mau ketiga saudara kamu selamat!"
Seperti biasa, Joohyuk pasti akan menggunakan ketiga saudaranya untuk mengancam Rose.
Rose mengepalkan tangannya dengan emosi. Ingin sekali dia membantah tapi dia tidak ingin sang Papa berlaku kejam kepada ketiga saudaranya.
"Baiklah, aku akan menerima perjodohan ini tapi ada 1 syarat"
"Apa syaratnya?"
"Izinkan aku bertemu sama Mama dan ketiga saudara aku"
Joohyuk terdiam. Dia menatap Rose dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jika tidak, aku akan mengundur diri dari perusahan dan pergi jauh dari Papa agar Papa bankrup!" Lanjut Rose ikut mengancam.
Sial! Joohyuk sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi! Selama ini, Rose lah yang mengorbankan segalanya untuk mengembalikan perusahannya yang hampir bankrup itu "Baiklah, kamu bisa ketemu sama mereka tapi harus ada batas waktu! 1 jam untuk setiap minggu!" Putus Joohyuk "Dan awas saja kalau kamu macam macam!"
Rose mengangguk. Dia sedikit bersyukur karena bisa bertemu sama Mama dan ketiga saudaranya walaupun waktu pertemuannya singkat.
Ding dong~
"Dia sudah tiba" Joohyuk bangkit "Jaga kelakuan kamu" peringatnya sebelum berganjak untuk membuka pintu mansion.
Rose menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia hanya duduk dengan diam dibangku meja makan itu.
Tidak butuh waktu yang lama Joohyuk menghampirinya bersama seorang laki laki.
"Nah, ini anak Om" ujar Joohyuk.
"Salam kenal, aku Chanyeol" cowok itu tersenyum ramah.
"Aku Rose" sahut Rose tersenyum tipis.
"Chanyeol, duduk saja. Ayo kita makan malam bersama" ujar Joohyuk.
Chanyeol mengangguk dan berganjak duduk dibangku didepan Rose. Akhirnya, mereka mula menikmati makan malam bersama dengan Joohyuk yang kelihatan asyik mengobrol bersama Chanyeol. Rose? Dia memilih untuk diam dan menikmati makanannya.
Setelah selesai makan malam, Rose duduk dibangku taman belakang bersama Chanyeol. Joohyuk ingin Rose akrab sama Chanyeol makanya dia meminta anaknya itu untuk membawa Chanyeol ketaman belakang.
"Kenapa kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Rose tanpa basa basi.
"Sama seperti kamu, aku dipaksa sama Papa aku" sahut Chanyeol.
"Jadi kamu terpaksa menerima semua ini?" Tanya Rose lagi.
Chanyeol mengangguk "Awalnya aku memang merasa terpaksa tapi setelah bertemu kamu, aku tidak menyesalinya. Kamu kelihatan persis seperti type ideal aku"
"Tapi aku tidak mencintai kamu" sambar Rose.
"Kita baru saja ketemu, jadi tidak akan langsung jatuh cinta bukan? Kita masih bisa belajar mencintai. Aku juga sudah ngomong sama Papa aku kalau aku masih belum siap untuk menikah. Kita bisa saling mengenali duluan"
Rose menatap Chanyeol dengan tatapan yang sulit diartikan "Baiklah. Kita bisa saling mengenali duluan" putusnya.
Chanyeol tersenyum "Bisa aku mendapatkan nomer ponsel kamu?" Dia menyondorkan ponselnya didepan Rose.
Cewek itu mengambil ponsel Chanyeol dan mengetikkan nomer ponselnya.
"Terima kasih" ujar Chanyeol "Aku pulang duluan ya" pamitnya "Besok pagi aku akan menjemput kamu. Aku akan menghantar kamu ke perusahan" tanpa menunggu jawaban dari Rose, dia bangkit dan berlalu pergi dari sana.
Helaan nafas kasar Rose mula kedengaran. Hah~ semoga ini yang terbaik.
*
Disisi lain, terdengarlah suara tawa Jisoo dan Jennie yang mentertawai Lisa.
Awalnya, ketiga yeoja itu memilih untuk membantu Jiah membuat biskut namun Jisoo yang jahil malah melemparkan tepung diwajah Lisa membuatkan wajah yeoja berponi itu dipenuhi oleh tepung.
"Mama~" rengek Lisa
"Ya ampun. Kamu sudah seperti hantu" Jiah ikut tertawa membuatkan rengekan Lisa semakin kedengaran.
"Kalian menyebalkan!" Gerutu Lisa.
"Utututu, adek Kakak ngambek hurm" goda Jisoo.
Jennie pula tertawa dengan tangannya yang menghapus tepung diwajah sang adek.
"Awas saja" gerutu Lisa menatap Jisoo dengan kesal.
"Ahahaha mianhe adek cantiknya Kakak. Besok Kakak traktir chicken deh" bujuk Jisoo.
"Benaran nih?" Tanya Lisa memastikan.
"Iya" sahut Jisoo. Dia menatap Jiah "Ma, besok Mama tidak perlu memasak untuk makan malam. Kita makan malam diluar ya. Besok aku gajian"
"Simpan saja uang kamu Ji" ujar Jiah.
"Tidak apa apa Ma. Lagian, sudah lama kita tidak makan diluar bersama" sahut Jisoo.
Jiah tersenyum "Baiklah. Kita makan malam diluar" putusnya.
"Horey!!" Sudah pasti teriakan kesenangan ini berasal dari Jennie dan Lisa yang sudah melompat kesenangan.
Jiah tersenyum tipis. Sejujurnya, dia senang ketika melihat anaknya bahagia namun andai anak ketiganya juga ada disana, pasti kebahagiaan mereka akan lengkap.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry✅
FanfictionHubungan persaudaran yang hancur gara gara salah faham yang terjadi. Akankah hubungan persaudaran ke4 gadis itu kembali seperti dulu? Namun, apakah akan ada sosok yang terkorban? Blackpink📌 Family📌 Fanfiction 📌