•INDO•NESIA•

420 33 4
                                    

Indo POV
"Hah,kau yakin akan kemari Nesi?!"
"CK,sudah ku bilang berapa kali?!jangan berteriak ditelfon!!"

"Ow..hahaha..maaf ini sangat mengejutkan,"kataku menyengir kuda.

"Hah..yasudah aku matikan ya?mau beres-beres "
"Iya, hati-hati ya!"
"Hm.."

Senyuman yang tersungging di wajahku bukannya mereda malah semakin lebar saja.Hei,bagaimana tidak?kembaranku akan kemari hari ini!bukankah seharusnya aku senang?.

Indonesia.
Indo dan Nesia.Yap!aku punya kembaran namanya Nesia.Dia itu memang tidak berada di kota sepertiku,dia berada di istana peninggalan Ayahanda.Katanya sih,mau menjaga agar istana terus terawat.Makanya aku meminta Panca dan Sila untuk menemani Nesia disana.

Nesia ini tipe yang pemalu dan enggak terbuka sama lingkungan asing.Ya itulah efek ia sering tinggal diistana,jauh dari interaksi sosial dan keramaian.Yang ia temui juga hanya itu-itu saja saat diistana.Jadi ya maklum kalau dia sedikit kasar-

"Siapa Bang?"

Aku menatap Mal yang terlihat penasaran setelah aku memutuskan panggilan dari Nesia.Aku pun tersenyum jail.

"Sugar Daddy gue,kenape?,"kataku Menaik turunkan alis.

"Sok iye gue-lo,"cibir Phil yang tengah merapikan dokumen kerja kelompok yang tengah kami kerjakan.Kami bertiga.

"Sugar Daddy?dih,laku ya ternyata,"kata Mal yang berbisik dengan nada remeh pada Phil sambil menunjuk-nunjukku.

"Heh! gini-gini laku ya!,"balasku berapi-api.Aku mengambil sebuah kertas yang sudah menjadi bola lalu kulemparkan pada Mal.

"Iye,saking lakunya jadinya lari kesana kesini,"kata Viet yang berdiri diambang pintu.Ntah sejak kapan ia ada disana.

"Ha?maksudnya?,"tanyaku lemot.

"Ngapain Viet?,"tanya Phil yang berhasil mengamankan dokumen sebelum aku menjadikan kertas bola.

Viet mendengus."Ngajakin kalian makan.Enggak denger daritadi Papa koar-koar manggil kalian?"

Aku,Mal,dan Phil saling tatap.Memang iya?.

"Yeee..malah bengang bengong.Ayo buruan,udah ditungguin noh!,"seru Viet yang sepertinya sudah habis kesabaran.

"Iya bang Viet yang ganteng,"ucap Phil beranjak dari duduknya.

"Jan marah-marah ntar cepet muda,"tungkasku.

"Cepet tua lah Dugong!,"sarkas Mal yang langsung kubalas dengan kekehan.

Kami berempat pun mulai berjalan menuju ruang makan.Dan sesampainya kami disana,kami-eh, maksudku aku,Mal,dan Phil langsung mendapatkan tatapan tajam Papa.

"Darimana aja ganteng daritadi dipanggil enggak nyaut?,"tanya Papa tersenyum seram.

"Yaelah Pa,kita lagi serius ngerjain tugas kelompok,"balas Phil menyengir.

"Iyanih,saking seriusnya,"timpal Mal.

Papa memandangi kamu beberapa detik kemudian menghela nafasnya pasrah.

"Yaudah yaudah, sekarang kalian duduk.Liatin nih sodara kalian udah pada keroncongan tingkat akut."

Enggak salah juga sih Papa bilang begitu.Soalnya raut muka saudara-saudaraku memang terlihat mau melahap kamu bertiga jika kamu tidak segera duduk.Efek terlalu lapar-

Kamu bertiga pun duduk ditempat masing-masing.Setelah itu keadaan kembali tenang.Papa memimpin do'a,dan kamu pun berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.Setelah sesi berdoa,kamu mulai menyantap sajian yang telah Papa hidangkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and allTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang