6.Kebetulan yang berulang

18 8 1
                                    

Bertemu orang baru untuk pertama kali secara tidak disengaja bisa disebut ‘kebetulan’. Lalu bagaimana dengan yang kedua, ketiga dan lebih dari itu?
------


“Udah, nggak usah ditungguin terus" celetuk Ajeng seakan tahu kegelisahan Alka yang terus menatap ponselnya yang masih sepi akan notifikasi.

“Nih, minum dulu!” Ajeng memberikan cup es teh kepada Alka.

“Kalau gue nggak lolos gimana, Jeng?”

“Tenang, lo bakal lolos, kok!” Ucap Ajeng menepuk pelan pundak Alka kemudian mengambil duduk di sebelah gadis itu.

“Kalau nggak lolos gimana?” Tanya Alka memasang wajah mengsedih.

“Ya udah, nanti lo ikutan seleksi lagi tahun depan” celetuk Ajeng. “Kan tiap tahun perusahaan kita selalu buka loker cabang di sana”

Alka menghembuskan napas berat. “Harus ngulang dari awal lagi dong gue” keluh Alka karena ia sudah berhasil melewati tahap pertama dan kedua—tes tertulis dan medical check up.

Wajar jika saat ini Alka merasa galau apabila gagal di tahap interview. Ia sudah sejauh ini, melewati banyak tes dan tidak mudah untuk sampai di tahap sekarang.

“Udah, jangan galau gitu ah!” Ajeng menampol lengan Alka. “Gue yakin lo bisa pergi ke Jepang dan bertemu dengan bokap lo di sana” kini tangan Ajeng menepuk pelan pundak Alka, mencoba memberi motivasi kepada temannya agar kembali bersemangat.

Alka mengangguk pelan, berharap apa yang dikatakan temannya menjadi kenyataan. Karena alasan dirinya bersikeras pergi ke sana yakni untuk menemui Ayahnya.

Sebenarnya, Alka bisa saja menggunakan semua tabungannya untuk pergi ke Jepang. Namun di sisi lain, tabungannya tidak sebanyak itu untuk mencukupi biaya hidup di sana dalam jangka waktu lama.

Juga, Alka belum tahu pasti keberadaan Ayahnya. Yang ia tahu, Ibunya mengatakan jika Ayahnya pergi ke Jepang dan tidak pernah kembali sampai saat ini. Hanya itu.

***

“AJENG!” Teriak Alka di pagi buta seraya menggedor pintu kamar Ajeng.

“Huh? Apa?” Tanya Ajeng dengan wajah bantalnya begitu membuka pintu.

“Coba lihat!” Alka menunjukkan layar ponselnya ke wajah Ajeng.

“Huh?” Ajeng sedikit memaksakan diri untuk membuka matanya yang masih mengantuk kemudian mulai mencermati setiap tulisan di layar ponsel Alka.

“Eh?” Sontak Ajeng membuka matanya lebar begitu memahami isi dari pesan yang ia baca barusan.

Ajeng mendongak, menatap wajah Alka yang kini tersenyum sumringah.

“Lo lolos seleksi?!” Tanya Ajeng sedikit berteriak.

Alka mengangguk dengan bibir masih tersenyum lebar membuat Ajeng hampir menjerit jika saja tidak mengingat kalau di sini masih ada penghuni lain selain mereka.

“Wah… congratulation!” Ucap Ajeng memeluk Alka. “Gue ikutan seneng, Al”

Arigatou gozaimasu, verry verry much” lebay Alka kemudian melepas pelukan mereka.

“Jangan lupa, selametannya ya!”

“Sip!” Alka mengacungkan jempolnya.

***

Leo tidak berhenti tersenyum sepanjang jalan, bahkan setelah sampai di gedung bioskop. Ia merasa tidak percaya, hari ini Senja lebih memilih pergi bersamanya dan menolak ajakan pria ‘waktu itu’.

A Great Couple[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang