Hai kawan-kawan, sebelum membaca cerita ku ini alangkah baiknya jika membaca keseluruhan alur kisah dari Jilid I s/d IV. Juga dalam cerita kali ini merupakan akhir dari cerita kejadian yang pernah aku alami di kehidupan ini.
---Cerita pun dimulai---
Pagi jumat itu aku pun sampai ke tempat usaha fotocopy ku mencari nafkah sehari-hari. Tak lupa aku mengabari bu Tina jika aku telah sampai dengan selamat. Bu Tina juga membalas dan mengucapkan selamat bekerja. Hari itu ku lalui seperti biasa. Tak ada yang istimewa. Hanya saja aku memikirkan tentang bu Tina dan om W yang akan menikah setelah perceraian bu Tina dan suaminya itu selesai.
Matahari pun perlahan mulai tak nampak, tertutupi pohon dan bangunan-bangunan yang berada disekitar. Jam menunjukkan pukul 17.30 dan aku telah menutup toko dan bersiap untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke pasar sore, membeli sedikit sayur-sayuran dan juga telur untuk ku simpan di kulkas karena kulkas di rumah kosong sejak minggu yang lalu akibat aku yang sangat sibuk bolak balik ke rumah bu Tina, mengajari Riyanti, dan juga bercinta dengan bu Tina dan bonus menggesekkan batang penisku di vagina Riyanti.
Sesampainya di rumah, aku mencuci pakaian kotor yang juga dari hari minggu kemarin belum sempat ku cuci. Bau baju pun sudah mulai asam. Setelah mencuci baju aku pun membersihkan diri, mandi, lalu memasak nasi dan telur dadar karena aku sedang ingin makan nasi putih dengan telur malam itu (aku bosan dengan makanan siap saji diluar, rindu makanan rumahan namun apa daya aku tinggal seorang diri di rumah ini).
Saat sedang menyantap makan malam dan menonton TV, HP ku berbunyi. Bu Tina menelpon ku dengan panggilan video dan langsung ku angkat panggilan tersebut berharap akan ada hal nikmat yang muncul.
'Haloo", kataku sambil tersenyum.
'Lagi apa bang, di rumah ya?', tanya bu Tina.
'Iya kak, lagi makan sih ini', jawabku sambil menunjukkan piring makan yang masih berisi setengah itu.
'Aduh kok gitu menunya? Nggak beli tadi?', tanya bu Tina yang melihat menu makan malam ku itu.
'Hahahha, lagi pengen masakan rumah kak, biasa kok', jawab ku sambil tertawa.
'Ya kan beli ayam atau ikan kek tadi sepotong, masak pake telur dadar sama nasi putih doang', tanya bu Tina lagi.
'Eh si kakak kangen dia nih, hahahh, kayaknya udah mulai jatuh hati sama bang panji nih ahahahha', kata bu Tina tertawa sambil ku dengar suara Riyanti 'apa sih mah'. Aku pun hanya tertawa mendengarnya. Bu Tina lalu mengganti mode kamera depan menjadi kamera belakang dan terlihat Riyanti sedang bermain HP duduk di depan bu Tina. Riyanti mengenakan daster anak cewek pada umumnya, namun sepertinya hanya sebatas paha karena arah kamera bu Tina tidak terlalu ke bawah jadi belum kelihatan jelas.
'Hahahh, rindu bang panji kak?', tanyaku saat Riyanti menoleh.
'Yeeee, siapa yang rindu sih, kakak cuma nanya mamah bang panji ngpain dia kalau di rumahnya, terus mamah malahan vc abang, heheh', jawab Riyanti tersenyum.
'Ya gini nih, abang sendiri di rumah', kata ku ke Riyanti.
'Makanya bobo disini aja bang, menu nya juga dijamin enak kok, buatan Chef Tina, hahaha', kata Riyanti sambil tertawa. Terdengar oleh ku bu Tina juga ikut tertawa dan mengatakan 'Bang panji yaudah pindah kemari aja deh'.
'Terus bonusnya banyak ya mah kalau disini kan, hahahha', kata Riyanti ke bu Tina yang di ikuti tawa oleh mereke berdua. Aku pun tertawa mendengar hal itu.
'Mana bonusnyaa?', tanyaku polos.
'Ehh, bang panji rupanya nggak nganggep bonus yang udah kita kasih mah, kita apain nih mah', tanya Riyanti ke bu Tina sambil mengepalkan tangannya dan diarahkan kepadaku.
'Yakin nggak di anggap bonusnya, ntar ke depan jangan kasih lagi ya kak, yakin nggak mau bang?', ucap bu Tina sambil mengarahkan kameranya ke arah selangkangan bu Tina yang ternyata memakai baju tidur dan terlihat jelas gundukan vagina montok yang tertutup celana dalam berwarna kuning itu.
'Waww tebal yah', kata ku seraya tangan ku meremas penis yang mulai berdenyut melihat vagina bu Tina. Tiba-tiba HP di arahkan kembali ke arah Riyanti, ternyata HP sudah di ambil alih oleh Riyanti.
'Mah jangan kasih liat, kan bang panji nggak anggap bonus yang udah kita kasih', ucap Riyanti dengan nada ketus itu.
'Lahhh, lagi asik nih si kakak main ganti aja, ngambek yaahh', tanyaku sambil tertawa melihat Riyanti begitu.
'Ngambek lah, abang cuma pengen enak aja sih!', jawab Riyanti masih cuek itu.
'Cup..cup..cupp.. ni mau kak?', tanyaku sambil mengarahkan kamera ke arah selangkangan ku. Ku buka sedikit celana kolor ku dan muncul lah penis imut berotot ku itu.
'Nggak mauuu', jawab Riyanti sambil memalingkan muka namun matanya melihat ke arah HP yang membuatku tertawa.
'Mahh bang panji nakal deh', kata Riyanti lagi sambil memperlihatkan penisku di layar HP itu ke bu Tina.
'Waww tegang, berotot, kekar yahhh', kata Bu Tina yang menggigit bibirnya itu saat menatap penisku. Aku pun kembali mengarahkan HP ke arah ku.
'Hahhaha, nanti nggak abang kasih ini loh yaa, eh mana si kakak?', tanyaku kepada bu Tina yang melihat bu Tina sedang asik memandangi penisku itu namun wajahnya sedikit kecewa saat ku ubah pandangan HP ku itu.
'Yahh di ganti pemandangan nyaa, nih kak', ucap bu Tina sambil memberikan HP pada Riyanti. Aku pun berbicara dengan Riyanti. Riyanti ternyata bertanya kepadaku bagaimana cara menginstall sistem operasi Windows. Modul pembelajaran mereka di sekolah berikutnya yaitu tentang sistem operasi, dan praktekknya melakukan install ulang langsung. Riyanti sudah melihat di youtube bagaimana cara melakukannya namun masih bingung. Aku pun sedikit menjelaskan bagaimana caranya, dari membuat cd/usb bootable, masuk bios, setting bios untuk partisi gpt/mbr, serta cara instalasi nya.
'Itu di rumah kak ada komputer abang liat, masih bagus dan bagus isi cpu nya itu, nanti kita hidupin dan tes install disitu ya', pinta ku ke Riyanti dan ia pun mengiyakan.
'Yaudah deh abang lanjutin makan dulu ya', ucap ku ke Riyanti dan mulai menutup panggilan video itu. Aku pun melanjutkan makan malam ku. Ku lihat jam sudah menujukkan pukul 21.40. Aku lalu mencuci piring dan wajan yang ku gunakan untuk menggoreng telur tadi. Setelah itu, aku masuk ke kamar bersiap untuk tidur.
Disaat sedang terlentang di atas kasur, aku membayangkan vagina bu Tina tadi. Aku juga membayangkan bagaimana ku setubuhi bu Tina dan juga Riyanti walaupun hanya ku gesekkan penisku di vaginanya. Membayangkan itu otomatis membuat penisku bangun dari tidurnya. Aku pun iseng mulai WA bu Tina saat itu.
'kak..', hanya segitu WA ku berharap bu Tina membalasnya. Namun WA ku hanya centang 1, yang artinya bu Tina mematikan data internet ataupun sedang menelpon seseorang. Pikiranku hanya 1, yaitu bu Tina pasti sedang menelpon mesra dengan om W itu. Sial memang, sampai saat ini aku tidak mempunyai nomor HP Riyanti. Jika saja aku punya no HP Riyanti pasti dia mau menemani ku onani malam ini sambil melihat Riyanti mengelus-elus vagina nya.
Bersambung ke part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)
Short Story--Mengandung kata-kata 21+ yang hanya dapat dikonsumsi oleh orang dewasa-- Ini adalah kisah terakhir antara Panji dan Bu Tina. Panji yang berjanji akan ke rumah bu Tina mengalami kejadian yang tidak pernah di duga. Lalu sampai dirawat berminggu-ming...