BAB V: Kisah Terakhir Panji (2)

3.9K 13 0
                                    

Aku pun tertidur malam itu. Jam 03.15 aku terbangun, langsung ku lihat HP dan bu Tina ternyata ada membalas WA ku.

'iyaa abang, maaf ya bang aku tadi telponan sama mas W, aku tau pasti abang pengen kan, aku juga bangg, tapi aku maunya kalau sama abang langsung gitu nggak suka di chat gini, malam besok yah sayang :*', itulah isi chat bu Tina yang membuatku akhirnya melanjutkan tidur kembali setelah membalas 'Ok kak'.

Jam 05.00 pagi aku kembali terbangun, namun kali ini tidurku sudah pulas dan cukup. Penis ku berdiri tegang pagi-pagi itu, seperti layaknya lelaki normal lainnya, di pagi hari sering kali penis berdiri tanpa sebab apapun. Entah karena dingin atau apa, namun penis terasa tegang dengan sendirinya tanpa rangsangan apapun.

Aku lalu melihat HP, membuka WA dan melihat bu Tina belum membaca WA terakhir ku. Aku pun membuka tiktok, IG, dan membaca berita sambil menunggu pagi datang.

Jam 06.00, seperti biasa aku mulai bersiap-siap mandi dan memasukkan beberapa baju ganti karena nanti malam aku akan tidur di rumah bu Tina kembali sambil mengajari Riyanti. Lalu aku berangkat menuju warung di dekat toko untuk sarapan lalu membuka toko dan memulai usaha kembali.

Tepat siang hari, aku mendapatkan orderan copy yang cukup banyak, kira-kira menghabiskan 13 Rim kertas dan harus ku siapkan hari itu juga walaupun siapnya malam. Tanpa menunda langsung ku terima karena lumayan ini uangnya. Jam 2 siang bu Tina ada mengirim WA dan mengatakan bahwa jangan lupa nanti ke rumah nya jangan kemaleman, terus bu Tina meminta tolong untuk di belikan beberapa ayam goreng karena bu Tina di rumah ada membuat terasi.

Aku membalas WA bu Tina dan mengatakan bahwa saat ini banyak kerjaan yang harus ku siapkan hari itu juga karena sudah terlanjur janji sama pelanggan. Aku berkata bahwa mungkin malam ini sedikit malam aku kesana, namun sebagai ganti nya jika Riyanti telah tidur nanti, aku bakalan mengajari dia pagi besoknya karena aku tidak buka toko. Bu Tina juga membalas oke, namun jangan kemalaman kalau bisa dan jangan beli ayam lagi, nanti Riyanti yang beli di dekat komplek katanya.

Aku pun menyiapkan kerjaan ku dan ternyata hari sudah malam, jam sudah pukul 19.50 dan aku pun menelpon pelanggan agar dia mengambil hasil cetak itu. Sambil menunggu yang punya datang, aku mandi ke belakang dan bersih-bersih toko. Kerjaan tadi pun sudah di bawa pulang sama pemiliknya dan aku siap-siap untuk menuju ke rumah bu Tina. Aku juga ada WA bu Tina jika aku mulai jalan ke rumahnya yang saat itu jam menunjukkan pukul 20.40.

Dalam perjalanan, tidak jauh dari toko, ternyata ban belakang bocor. Aku terpaksa mencari tambal ban malam itu. Nahasnya, orang yang menambal ban di malam minggu itu sangat ramai. Aku pun menelpon bu Tina dan mengabari jika aku mengalami bocor ban dan berkata mungkin akan telat sampai ke rumah. Bu Tina lalu mengatakan akan menungguku dan juga berkata agar aku hati-hati dijalan.

Tepat jam 21.55 ban motor ku selesai di tambal. Aku melanjutkan perjalanan dan sedikit mempercepat laju kendaraan agar tidak terlalu malam sampai ke rumah bu Tina agar orang disekitar juga tidak curiga malam-malam ke rumah yang isinya hanya di huni 2 wanita.

Oh ya, sedikit pencerahan perjalanan dari toko ku ke rumah bu Tina normalnya memakan waktu 40 menitan dan melewati beberapa desa bahkan 5 kecamatan. Jaraknya memang lumayan jauh, namun untuk kenikmatan yang akan kudapatkan disana membuat perjalanan itu terasa singkat.

Di jalan aku memikirkan seperti apa busana bu Tina dan Riyanti malam ini. Aku juga memikirkan posisi apa yang akan ku gunakan saat menyetubuhi bu Tina nanti. Tak lupa pula terhadap Riyanti. Entah siapa yang akan ku gauli nantinya.

Disinilah kisah sesuai judul ini dimulai, malam minggu itu memang malam yang sangat nahas untukku. Tepat di daerah yang kiri kanannya terdapat kebun padi dan penerangan disitu sangat terbatas rumah terdekat warga juga berada sekitar 1 km di depan. Dari belakang terdengar 2 motor yang menggunakan knalpot blong/racing menuju dengan sangat cepat. Aku hanya sekilas melihat 2 motor itu melalui spion kiri motor ku.

Tepat saat mereka hampir berpas-pasan dengan ku, tanpa ku sadari seorang yang duduk di belakang itu mengayunkan balok yang dilapisi rantai motor ke arah kepalaku yang masih mengenakan helm. Saat mereka menghantamku dengan balok, sesaat kesadaran ku hilang dan aku pun terjatuh dan terseret jauh karena aku sedang dalam kecepatan tinggi juga saat itu.

Saat aku terjatuh dan terkena sesuatu benda yang keras mungkin stang motor atau apa lah itu, helm ku terlepas dari kepala dan aku terbanting ke jalan. Tidak tahu berapa meter aku terseret, namun yang jelas pandanganku terasa berat dan memudar. 2 motor itu mendekatiku, salah seorang di antara mereka menginjak kepalaku dan menendang tubuhku namun aku masih tersadar. Mereka mengambil keseluruhan barang yang ada di kantong celana kiri dan kanan, juga merampas tas yang ku kenakan saat itu. Lalu mereka pergi sambil mengetawai dan mengutarakan kata mampus.

Aku masih tersadar, kaki kanan ku sakit saat ku gerakkan. Lalu tiba-tiba terasa air mengaliri dahi dan menutupi pandanganku. Saat ku raba ternyata darah. Aku merangkak dengan menggunakan kedua tanganku dan berusaha meminta tolong namun aku sudah tak sanggup mengeluarkan suara lagi. Hanya sampai disitu kesadaran yang ku ingat.

Dan hal selanjutnya yang ku ingat adalah aku terbangun di ruangan yang penuh dengan lampu bulat yang sangat silau, kulihat ke kanan dan kiri ku ada beberapa monitor. Kaki dan tangan ku lemas tak dapat ku gerakkan, bahkan tubuhku tak sanggup untuk bangun. Semua nya seperti mati rasa, hanya kepala ku yang terasa memang sangat sakit.

Saat itu aku tidak tau apa yang telah terjadi kepadaku. Beberapa saat kemudian ku dengar monitor di sebelahku berbunyi semakin cepat lalu seorang perawat wanita masuk ke dalam lalu malah berlari keluar kembali. Selang beberapa saat kemudian beberapa orang masuk ke ruangan. Aku yang melihat hal tersebut sedikit kaget dan membuat kepala ku sangat sakit sampai rasanya ingin pecah. Lalu mereka membuka kelopak mataku yang tidak sepenuhnya terbuka itu dan aku pun kembali tertidur. Hanya itu yang aku ingat.

Bersambung ke part selanjutnya...

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang