"Mandi yuk bang, mandi bareng terakhir nih, hihi", kata bu Tina setelah beberapa lama bercerita, bu Tina lalu mengajak ku untuk mandi bersama yang terakhir kalinya. Penis ku saat itu masih berdiri tegak karena posisi bu Tina yang masih telanjang tidur sambil berpelukan denganku. Namun seperti nya bu Tina mulai menahan nafsu nya menjaga agar kami tidak bersetubuh lagi.
"Boleh tuh, harus kasih kesan yang baik dong ya karna terakhir, hahaha", jawabku sambil tertawa. Lalu kami keluar kamar, bu Tina mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Aku yang dibelakang bu Tina menikmati bongkahan pantat bu Tina yang besar berisi itu, ku saksikan dengan seksama karena mungkin ini terakhir kalinya aku dapat melihat tubuh telanjang bu Tina yang super aduhai itu. Aku pun masuk mengikuti bu Tina dan mandi bersama berdua dengan nya.
"Masih tegang aja kontol abang yah, hehhe", kata bu Tina ketika menggosok bagian lutut ku dengan sabun. Namun bu Tina tidak memegang penisku.
"Wajar dong kak, liat indahnya tubuh kakak gini, mandi bareng lagi hahaha", kata ku sambil tertawa kecil sambil menggosok badanku dengan sabun.
"100% kayaknya nih ya", ucap bu Tina yang mulai menggosok sabun di area penisku. Aku menikmati tangan bu Tina yang memegang penisku. Tak akan ku lupakan tangan putih itu meremas-remas dan menggosok penis ku ini.
"Tinggal masuk ke memek kakak aja sih hahahha", jawab ku tertawa. Bu Tina pun ikut tertawa. Kami melanjutkan mandi dan posisi ku kini berdiri di depan bu Tina yang membelakangi ku. Sesekali ku gosok punggung sampai pantat nya agar sabun hilang dari tubuhnya karena bu Tina sedang mengguyur air. Saat itu sengaja ku sentuh kan penisku ke pantat bu Tina karena aku sudah memang sangat ingin menusuk vagina bu Tina lagi namun keadaan yang membuat kami tak boleh melakukan hal itu kembali.
"Ehhh, colek-colek kontolnya yaah", kata bu Tina sambil bercanda dan seperti tak ada niatan ingin bercinta dengan ku lagi. Kurasa birahi bu Tina memang sudah dapat di kontrol nya. Apalagi sudah bercinta dengan om W dan dia merasakan penis baru. Penis ku yang memang dapat membuatnya terkencing-kencing itu mungkin sudah dapat di ganti oleh penis om W. Hanya saja karena om W sudah tua dia tidak sanggup membuat bu Tina sampai seperti itu.
Akhirnya kami selesai mandi. Bu Tina dan aku bergantian memakai handuk yang hanya 1 itu. Bu Tina masuk ke kamar duluan sedangkan aku masih mengeringkan badan ku di depan kamar mandi. Penis ku masih sangat tegang, belum ada sedikit pun menurun padahal aku sudah menahan nafsu ku sendiri. Aku lalu masuk ke kamar bu Tina karena baju ku kata bu Tina berada di lemari nya.
Kulihat bu Tina saat itu duduk di meja riasnya dan telah menggunakan CD namun belum memakai baju dan payudaranya masih tergantung membuat penisku makin bergejolak melihat itu.
"Baju abang di lemari tuh, buka aja, tapi kayaknya nggak ada kolor deh bang, cuma celana kolor yang ada", kata bu Tina.
"Iya kak kolor saya bawa pulang dulu, pake itu aja deh nggak apa-apa", kata ku seraya membuka lemari dan mengambil celana kolor serta kaos lalu langsung ku kenakan. Aku lalu menuju ke meja rias tempat bu Tina sedang memakai krim malam nya itu.
"Bagi parfum dong kak, nggak punya apa-apa nih", pinta ku kepada bu Tina.
"Pake aja yang mana abang mau, bedak mau, hahaha", jawab bu Tina tertawa dengan tangannya menyodorkan aku bedak.
"Heheh, saya nggak pakai bedak kakk, cowok kok bedakan", jawab ku ikut tersenyum. Aku lalu mengambil parfum dan memakainya. Baunya sama seperti yang bu Tina sering gunakan. Aku suka bau pafrum itu. Lalu aku rebahan di kasur bu Tina sambil menatap bu Tina yang masih topless itu. Kami lalu bercerita lagi mengenai rencana bu Tina dan om W kedepan juga tentang aku yang nanti mengajari Riyanti di rumah dengan bu Tina yang masih duduk di meja rias mengenakan krim itu. Lalu beberapa saat kemudian bu Tina mengambil tank top dan memakai nya tanpa mengenakan BH dan juga celana. Bagaimana penisku dapat ku tahan jika pemandangan yang bu Tina berikan seperti ini terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)
Short Story--Mengandung kata-kata 21+ yang hanya dapat dikonsumsi oleh orang dewasa-- Ini adalah kisah terakhir antara Panji dan Bu Tina. Panji yang berjanji akan ke rumah bu Tina mengalami kejadian yang tidak pernah di duga. Lalu sampai dirawat berminggu-ming...