BAB V: Kisah Terakhir Panji (3)

3.3K 10 0
                                    

Disini aku hanya melanjutkan cerita saat aku mulai sadar. Karena aku sebenarnya telah terbaring koma selama kurang lebih 51 jam menurut keterangan dokter yang menangani ku sejak aku sampai di RS ini. Aku juga tidak berada di kota A lagi, melainkan sudah di bawah ke RS Regional ternama di ibukota provinsi. Sejak dari lokasi IGD Puskesmas setempat sampai di rujuk ke RS terdekat di kota A, terhitung sudah 69 Jam aku tak sadarkan diri sampai aku terbangun. Batok kepalaku ada yang retak dan aku sudah dilakukan operasi kepala saat sampai kesini karena kata dokter kepala ku banyak mengeluarkan darah.

Kedua tangan ku lecet berat, telapak tangan kiri juga mengalami lecet berat sampai kelihatan isi dagingnya. Untungnya kaki kiri ku hanya terkilir karena saat dilepaskan seluruh ornamen medis yang melekat di hidung, badan, dan jari serta aku bangun untuk duduk pertama kali, aku dapat menggerakkan kedua kakinya, namun di area lutut kaki kiri terasa nyeri dan sakit.

2 hari berlalu dan aku mulai dapat berdiri, aku masih berada di ruangan yang sama. Keteter yang di pasang juga telah dilepas. Perawat-perawat yang melayaniku sangatlah baik. Namun ada satu hal yang janggal. Mereka tidak pernah menanyakan namaku, mereka hanya memanggilku bang. Aku saat itu mulai merasa sakit di kepala saat mengingat nama ku sendiri. Perawat yang berada disitu langsung memegangku karena aku hampir terjatuh dan membawaku rebahan tidur kembali.

Aku disuruh istirahat kembali saat itu. Entah kira-kira berapa jam kemudian sampai dokter yang menanganiku. Beliau berkata kepadaku kenapa kepala ku sakit ada apa yang aku pikirkan. Saat itu sakit kepalaku mulai sedikit reda namun masih terasa nyut-nyut. Aku mengatakan kepada dokter jika aku tidak dapat mengetahui namaku sendiri dan saat aku mengingatnya tadi kepalaku terasa sakit yang tak bisa ku tahan.

Dokter itu lalu berkata ke perawat untuk menyiapkan entah ruangan apa yang dia katakan saat itu. Yang jelas aku menjalankan scan di seluruh tubuhku. Lalu di bagian kepala.

Setelah menjalani scan di seluruh tubuh, aku kembali ke ruangan tadi. Disaat perjalanan menggunakan kursi roda aku meminta perawat agar berhenti sebentar sembari melihat sekitar, seperti sangat lama aku tidak melihat siang hari. Aku baru saat ini melihat RS yang keadaan seperti ini, aku menanyakan kepada perawat di mana aku sebenarnya. Perawat itu hanya senyum dan mengatakan kalau aku di Kota D. Saat aku menanyakan kenapa aku dibawa kesini, perawat itu lalu kelihatan mengalihkan pembicaraan agar aku melihat taman bunga yang di tengahnya ada air mancur itu.

Malam harinya aku berusaha mengingat siapa nama ku, apa yang terjadi kepada ku, dan kenapa aku berada disini. Sakit bukan kepalang, aku sampai hampir jatuh ke bawah dari tempat tidur ku jika tidak di pegang oleh beberapa perawat bahkan seingatku ada seorang satpam yang turut memegangi ku saat ini. Aku pun seperti disuntik obat tidur atau penenang saat itu dan terlelap dalam tidur.

Dalam tidurku, aku seperti bermimpi, aku mengingat nama ku Panji, aku berjualan toko fotocopy di Kota A, dan hal lainnya. Namun aku tidak dapat mengingat lebih jauh, karena yang ku ingat terakhir adalah saat aku pergi ke toko lalu kepala ku mulai sakit lagi dan terbangun dari tidurku. Namun malam itu aku mulai dapat menahan rasa sakit itu dan mendapati jika tanganku telah di ikat ke tempat tidur, sengaja ku tahan sakit itu dan tidak berteriak agar aku dapat mengingat apa yang sebenarnya terjadi kepadaku sampai berakhir di RS ini.

Keesokan harinya, dokter yang menanganiku kembali dan mengajakku duduk. Kali ini beliau mengajak 2 orang temannya, yang jelas seorang diantara mereka juga dokter karena memakai jas putih khas dokter. Dokter menatapku dengan serius dan mata yang sayu. Beliau mengatakan kepadaku agar jangan berusaha mengingat apapun dulu saat ini. Dan langsung ku tepis saat dokter itu sedang berkata, aku mengatakan bahwa nama ku adalah Panji, aku tinggal di Kota A, aku berjualan disana, rumah ku disana.

Sontak saja dokter itu terkejut. Lalu tiba-tiba dokter disampingnya berkata apakah kepalaku sakit saat mengingat hal tersebut. Aku menjawab jika semuanya sudah ku ingat semalam dan ku tahan rasa sakit itu sampai benar-benar ku ingat siapa diriku namun aku tidak dapat mengingat kenapa aku berada disini. Ada satu hal yang ku minta kepada mereka yaitu HP ku.

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang