BAB V: Kisah Terakhir Panji (4)

3.8K 12 0
                                    


(Cerita kupercepat karena dalam 2 minggu ke belakang tidak ada hal istimewa)

Beberapa hari kemudian, atau sekitar 2 minggu kedepan, di dalam hatiku seperti ada yang janggal. Setelah 1 minggu yang lalu aku kembali ke RS Regional tempat aku dirawat, dokter mengizinkan aku untuk tidak perlu menggunakan perban lagi karena luka di kepala ku sudah mengering. Sepulang dari situ sampai sekarang ini aku sering memikirkan sesuatu yaitu bu Ratna atau wanita yang dulu mencari ku sampai ke rumah itu.

Hari Jumat sekitar pukul 5 sore, aku sedang bersih-bersih toko karena mau tutup. Pintu toko sudah ku tutup dan tinggal bagian kunci pintu saja masih terbuka. Tiba-tiba seorang wanita dewasa yang sudah berumur, putih, sedikit gemuk, dengan menggunakan kemeja dan rok selutut, berdiri tepat di depan pintu toko.

"Mampir buk, lagi bersih-bersih sebentar ya", ucapku mempercepat gerakan menyapu. Namun hal yang tidak terduga yaitu wanita itu tau nama ku namun tetap berdiri disitu.

"Bang panji, kemana aja selama ini?", tanya wanita itu dengan tatapan yang sangat-sangat serius.

"Loh , gimana buk?", aku balik bertanya karena pusing kenapa wanita itu tiba-tiba berkata seperti itu. Wanita itu masuk dan menuju ke arahku dan berdiri tepat berhadapan dengan ku namun tubuh kami terhalang oleh etalase kaca atau rak tempat ATK.

"Bang panji kenapa? Kok manggil saya buk? Lupa sama saya? Lupa sama si kakak? Eh loh, kepala bang panji kenapa?", tanya wanita itu yang matanya kini fokus ke arah kepala ku yang pelontos di bagian atas itu.

"Oh ini, saya kecelakaan buk sekitar sebulan yang lalu, katanya sih di begal malam-malam heheh, kena ini kepala, oh iya ibu ada yang bisa di bantu?", jawabku tenang namun sedikit curiga dengan gelagat wanita tersebut.

"Bang panji beneran lupa sama saya, bang panji beneran di begal malam minggu saat ke rumah saya? Bang maafin saya", jawab wanita yang mengaku diri nya Tina itu. Namun saat itu dia mengeluarkan air mata sambil terus menatap ku. Nah saat dia menangis itu dan mengatakan malam minggu, kepala ku terasa sangat sakit. Aku bahkan memegang kepala ku dengan tanganku saat itu, lalu aku pun terjatuh tak sadarkan diri. Sesaat sebelum terjatuh, aku seperti bermimpi melihat aku terjatuh di malam hari dan di tendang oleh orang yang memang ingin merampok ku malam itu.

Tepat sekali, aku kembali mendapatkan ingatan tepat saat aku kecelakaan atau di begal! Aku juga memang mengenal wanita yang datang dan menangis di toko ku itu. Dia bu Tina, seorang wanita berumur 42 tahun yang pernah ku setubuhi, dan malam minggu itu aku dalam perjalanan ke rumah bu Tina.

Aku terbangun dan berada di IGD Rumah Sakit, terlihat seorang perawat baru saja selesai menyuntik bagian obat infus. Pak Anto dan Bu Tina ternyata berada di sebelah ku.

"Bang tenang aja dulu, jangan mikirin apa-apa", ucap bu Tina saat itu, ku lihat matanya masih merah seperti baru siap nangis. Pak Anto juga terlihat sangat cemat melihatku.

"Iya bapak harus tenang jangan mikirin apapun karena salah-salah nanti trauma bapak bisa tumbuh kembali, dan itu sangat sakit di bapak sendiri", ucap Perawat yang berada di samping kiriku.

"Nggak apa kak, saya udah ingat semuanya kok, tadi memang sangat sakit kepala saya sampai-sampai saya bermimpi mengingat kejadian saya kecelakaan", kata ku dengan nada lemas dan ku lihat bu Tina kembali mengeluarkan air matanya.

"Jangan bang, nanti abang sakit, istirahat dulu ya", pinta bu Tina yang mengeluarkan air mata itu.

"Saya udah enakan kok kak, heheh", jawabku berusaha tersenyum itu. Bu Tina lalu memelukku yang sedang tertidur.

"Maafin saya ya bang, gara-gara saya suruh ke rumah malam itu abang sampai kek gini", ucap bu Tina terisak menangis itu.

"Nah ini ibu yang aku bilang itu panji", kata pak Anto.

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang