BAB V: Kisah Terakhir Panji (7-END)

3.8K 11 0
                                    

Kami pun tertidur malam itu. Aku merasakan seseorang meremas-remas penisku sambil mencium bibirku. Aku lalu terbangun dan kulihat bu Tina ternyata sedang mencium ku. Entah sudah jam berapa atau berapa jam kami tidur, tapi melihat bu Tina yang masih mengantuk itu seperti nya ia baru bangun juga atau terbangun. Aku membalas ciuman bu Tina. Penisku sedikit demi sedikit mulai tegang kembali. Bu Tina pun balik mengocok penisku karena sudah tegak.

Bu Tina lalu naik ke atas ku dan memberikan payudara nya agar ku hisap. Aku menghisap payudara bu Tina itu. Bu Tina mulai mendesah keenakan.

"Sstttt..mmphhhh...", desah bu Tina sayup-sayup terdengar olehku.

Beberapa saat kemudian bu Tina bangkit dan jongkok diatasku, lalu bu Tina mengarahkan vaginanya masuk ke penisku yang telah tegang itu. Vagina bu Tina sudah basah, mudah bagi penisku menembus dinding vagina bagian dalamnya. Bu Tina secara perlahan mulai menaik turunkan pantatnya.

"Ahhhh...hhhahhhh..ooohhhh....aaahhhh", desah bu Tina sambil meremas payudaranya sendiri. Aku melihat pemandangan itu sangatlah bergairah, payudara bu Tina yang naik turun seiring goyangan badannya, juga nikmatnya vagina bu Tina di dalam penisku. Aku meremas payudara bu Tina, ku lihat dari kaca lemarinya goyangan bu Tina sangatlah luar biasa, pantatnya yang besar itu sangatlah membuat birahi di atas khayalan.

Bu Tina lalu diam menenggelamkan penisku ke dalam vagina nya. Bu Tina menutup matanya, kerut wajahnya menandakan ia sangat menikmati penisku. Bu Tina lalu memelukku dan mulai menggoyangkan pantatnya lagi dengan cepat.

"Aku keluar lagi sayang...ahhhhhhh...ahhhhhhh...panjiii....arkhhhhhh", bisik bu Tina mendesah di telinga ku dan ku rasakan vagina nya mengeluarkan cairan hangat membasahi penisku. bu Tina kembali menenggelamkan penisku dalam vaginanya dan bu Tina tampak sangat lelah.

"Aduhhh sayang...enakkk...mmmphhhh", desah bu Tina di telingaku.

"Nungging sayang", pintaku ke bu Tina. Bu Tina lalu melepaskan penisku dan menungging di sampingku. Aku lalu langsung menusuk penisku ke dalam vaginanya.

"Ouhhh..pelan sayang...perihh...enakkkk...terussss", desah bu Tina keenakan. Aku melihat ke kaca lemari bagaimana aku menusuk vagina bu Tina dengan posisi seperti itu. Sangat senang rasanya jika saat bercinta dapat kita lihat langsung dari kaca, seperti di film-film porno. Aku mengubah posisi agar lututnya nyaman dan tidak sakit.

"Enak di ngentot gini sayang?", tanyaku ke bu Tina.

"Ahhh..enak sayang..lemes akuu..ouchh...perih sikit sayang", jawab bu Tina keenakan namun sepertinya juga kesakitan karena dia sudah keluar duluan tadi. Aku tak menghiraukan nya sampai bu Tina melepaskan vagina nya sendiri dari penisku.

"Kak liat ke kaca lemari deh, asik banget makin nafsuan", pintaku ke bu Tina. Bu Tina pun memalingkan kepalanya dan melihat bagaimana ku tusuk vaginanya dengan posisi nungging itu, payudara bu Tina ikut bergoyang kedepan belakang mengikuti irama pompaan penisku. Bu Tina meremas-remas payudaranya sendiri dan membuat ekpresi nakal membuat ku makin bersemangat.

"Ihh nakal ya", kata ku sambil menepuk pantatnya itu.

"Ahhhh..sstttt...lagi sayangg...terusss", desah bu Tina semakin menjadi saat ku tepuk dan remas pantatnya itu. Aku lalu memasukkan jariku ke lubang pantat bu Tina sedikit demi sedikit sambil memperhatikan wajah bu Tina apakah sakit atau tidak.

"Sakit sayang?", tanya ku.

"Ahhh...ahhhh..pake ludah sayang biar nggak perih", pinta bu Tina. Aku pun mengoleskan ludahku ke jari agar mudah masuk ke lubang pantat bu Tina itu. Sambil tetap ku goyangkan penisku di vagina nya, ibu jari tanganku ikut menusuk lubang pantat bu Tina.

"Yang colok pantat boleh yah", tanya ku ke bu Tina ingin merasakan penisku di lubang pantatnya yang sempit itu karena vagina bu Tina sudah agak longgar menurutku dari sejak pertama ku setubuhi dulu.

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang