BAB V: Kisah Terakhir Panji (5)

3.5K 16 0
                                    

"Di kamar aja yuk sayang", kata bu Tina yang melepaskan mulutnya dari penisku dan menarik ku ke dalam kamarnya. Bu Tina menghidupkan lampu dan melepaskan rok serta CD hitam yang membaluti vagina berbulu itu. Aku menelan ludah melihat vagina bu Tina. Bu Tina langsung naik ke atas kasur dan menyuruhku melepaskan baju. Aku lalu ikut naik ke kasur.

"Sayang kali ini biar aku yang obatin ya, sayang di bawah biar saya yang ambil kendali malam ini", ucap bu Tina sambil merebahkan ku di kasur. Bu Tina lalu naik berjongkok ke atasku, memasukkan vaginanya ke dalam penisku yang berdiri tegak ke atas itu. Vagina bu Tina terasa mulai basah dan penisku dengan mudah masuk ke dalam.

"Mmmphhh...ahhhh...ooohhhh....uuhhhh", desah bu Tina seraya menggoyangkan pantatnya naik turun. Aku meremas payudara nya yang melambai-lambai kepadaku.

"Arghhh..dalem banget sayang...enakk..ahhh..uuhhh..", desah bu Tina makin mempercepat goyangan pantatnya hingga berbunyi seperti kulit basah yang bersentuhan dahsyat.

"Mmmphhhhh", desah bu Tina namun kini menghentikan goyangan pantatnya dan merebahkan dirinya ke atasku sambil mencium bibirku.

"Kontol kamu nggak ada lawan sayang, besarnya penuh kali terasa dalam pepek ku ini, nikmat banget, ahhh", bu Tina melepaskan bibirku dan mulai bergoyang seperti tadi. Kini tangan bu Tina memegang kedua paha ku dan aku merasa sedikit perih karena lutut ku masih terasa sakit jika ada tekanan. Namun aku sanggup mehanannya akibat nikmatnya vagina bu Tina yang keluar masuk penisku.

"Uhhh..Ouhh..", desah keluar dari mulutku menikmati vagina bu Tina yang makin memanas dan becek. Ku lihat sekilas penisku dibalut cairan vagina bu Tina dan tampak berkilat. Bu Tina makin mempercepat goyangan nya dan kurasa bu Tina seperti nya akan orgasme.

"Mmphhhh...aku..keluar..arghhhh...mmphhh...oohhh", desah bu Tina memendam penisku dengan vaginanya lalu memelukku erat. Aku yang masih belum ejakulasi langsung merebahkan bu Tina ke samping dan mengangkat kedua kakinya. Dan langsung ku sodok lubang vaginanya yang seperti hitam kemerahan terbuka kelihatan dagingnya dalamnya seperti memanggil agar penisku segera masuk ke situ. Lutut kiriku ku angkat agar tidak kesakitan.

"Aku nggak kuat lagi sayang..ahhh.ahhh", ucap bu Tina kelelahan namun aku mempercepat gerakan pantat ku mendengar bu Tina yang kelelahan itu.

"Ahhh..Ohhhh..lagi sayanggg..mmppphh", desah bu Tina masih menikmati penisku yang menusuk vaginanya yang sudah basah itu. Terlihat cairan putih menempel di batang penisku yang keluar masuk vagina nya.

"Sakit kak, hahh..hah..", tanya ku ngos-ngosan. Bu Tina menggelengkan kepala.

"Enakk..teruss sayangg...oohhh...mmphhh", balas bu Tina. Kali ini bu Tina mencoba meraih kaos ku dan meletakkan nya di samping pantatnya.

"Ahhhhhh..aku...keluar....ooohh..ahhhhh", ucap bu Tina kencang lalu terkencing-kencing itu namun aku tidak memelankan goyangan pantatku. Bu Tina mengangkat sedikit pantatnya dan meletakkan kaos tadi tepat di bawah agar kencing nya tidak kena ke bed cover. Kencingnya muncrat ke seluruh badanku.

"Argghhh sayangg..enakkk....", desah bu Tina. Kencing nya masih muncrat sesekali. Penisku mencapai puncak dan makin ku percepat goyangan pantatku.

"Mmpphhh...arghhh..hheheh", bu tina tersenyum. Aku menusuk dengan keras vagina bu Tina dan ku tahan penisku tetap berada di dalam nya karena sperma ku terbang kencang menembak dinding ujung dalam vagina bu Tina.

"Kencang banget keluarnya bang, terasa di dalam ihh..ahhh..mmppphh", ucap bu Tina menikmati muncratan sperma ku dalam liang vaginanya.

"Hahh..hahhh...enak kak, lemass", kata ku kelelahan seraya merebahkan tubuhku ke atas bu Tina dan ia juga memeluk ku.

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid V (AKHIR CERITA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang