Rahmad adalah seorang mahasiswa biasa yang menjalani perkuliahan seperti mahasiswa pada umumnya, sampai datang satu hari yang merubah hidupnya.
============================
*cerita hanya fiktif belaka, tidak ada unsur penghinaan secara sengaja
Pukul 19.00 Zahra dan Nisa keluar dari apartemen, Nisa masih merasa gugup karena baru pertama kali menggunakan pakaian wanita selain di rumah mas Hakim.
"Zah jangan cepet-cepet dong" Ucap Nisa "Oh iya, princess kan jalan nya harus anggun, maaf ya hehe" Ucap Zahra meledek "Jangan ngeledek mulu bisa gak si" Ucap Nisa "Maafin aku ya inces" Ucap Zahra
Setelah masuk ke mobil mereka mulai menelusuri setiap sudut kota Bogor dan memulai rencana mereka untuk ladies night, tapi ladies night di sini bukan malam khusus wanita yang biasanya diadakan oleh club atau bar, melainkan malam yang mereka habiskan untuk jalan-jalan sebagai seorang wanita, atau istilah lain dari hangout, tetapi namanya diubah oleh Zahra sebagai bentuk perayaan Nisa yang menjadi seorang wanita.
"Kita mau kemana zah?" Tanya Nisa "Mau liat city light dari atas" Jawab Zahra "Loh kita mau ke daerah puncak? Mau liat darimana? Kalo harus ke bukit-bukit gw gak mau lah" Ucap Nisa "Iya di daerah puncak, tapi kan gak harus bukit, masa udah cantik begini harus naek ke bukit, lagian sekarang mah banyak cafe yang daya tariknya city light nis" Ucap Zahra "Baru tau gw, soalnya waktu itu pas diajakin ke puncak gw nya sakit" Jawab Nisa
Sesampainya di cafe, Nisa langsung takjub dengan pemandangan dari cafe tersebut. Di kampung nya memang banyak bukit, tapi tempat wisata seperti cafe ini jarang atau hampir tidak ada di daerah nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagus banget zah pemandangan nya" Ucap Nisa takjub "Iya kan, ini tuh tempat nya hidden gem, masih sepi tapi pemandangan nya gak kalah sama cafe yang lain" Sahut Zahra
Mereka lanjut duduk lalu memesan makanan dan minuman. Sambil menunggu pesanan, Nisa membuka pembicaraan.
"Zah, lu kok diizinin merantau ke Bogor, kan di sini lu gak ada siapa-siapa" Tanya Nisa "Ya gitu deh, sebenarnya ortu gw gak setuju gw merantau, tapi gw ngotot karena gw capek di bawah bayang- bayang dua abang gw" Jawab Zahra "Bayang-bayang gimana maksudnya?" Tanya Nisa lagi "Ya kedua abang gw tuh punya segudang prestasi, abang gw yang pertama cumlaude di teknik sipil, sekarang dia kerja di Belanda, terus abang gw yang kedua lulusan STIP, sekarang kerja di kapal pesiar. Gw capek nis selalu dibandingin sama mereka berdua, kemaren aja pas daftar kuliah gw mau dimasukkin di ke PTN terkenal di Jakarta lewat orang dalem karena nilai gw jelek, untung aja gw keterima di sini, jadinya gw bisa kabur sementara dari keluarga gw" Jawab Zahra sambil menangis "Eh kok nangis si, jangan nangis ya, nanti cantiknya ilang" Ucap Nisa menenangkan "Nis gw boleh minta satu hal gak" Pinta Zahra "Apa tu zah? Kalo bisa mah pasti gw bantu" Jawab Nisa "Lu mau gak jadi adek gw, ya cuma pura-pura aja si, mau ya" Ucap Zahra "Ya udah boleh, tapi yang jadi adek lu Nisa atau Rahmad?" Tanya Nisa "Ya Nisa lah, gw udah capek punya sodara cowok" Jawab Zahra "Ya udah iya, gak usah cemberut gitu dong kak, nanti cepet keriput" Bujuk Nisa "Iya dek Nisa ku yang cantik" Ucap Zahra sambil mencubit pipi Nisa "Aduh jangan dong kak, nanti makeup nya rusak" Ucap Nisa "Hahaha iya iya maaf" Ucap Zahra
Makanan mereka pun datang, mereka makan dengan lahap sambil terus bercerita. Setelah selesai semua, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.00, tandanya mereka harus pulang karena besok mereka masih ada kuliah.
